Laskar KKP Fapet IPB di Pekalongan

Sebanyak 5 orang mahasiswa Fapet IPB mengikuti kegiatan kuliah kerja profesi di kabupaten Pekalongan. Kelima mahasiswa tersebut adalah Heru Nugraha, Dara Melisa, Rizki Pratama, sahrul Utomo dan Widigdo. Pelaksanaan KKP yang dimulai tanggal 26 Juni 2012 berakhir pada tanggal 9 Agustus 2012 ini di koordinir oleh panitia pusat KKP IPB keberbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya Fapet yang ikut serta dalam kegiatan ini, namun fakultas lain diantaranya Faperta, FEM, dan FEMA juga mengikutsertakan mahasiswanya untuk terjun ke lapangan dan membangun potensi desa yang mereka tempati.

Peserta KKP begitu sangat menikmati berbagai kegiatan yang mereka laksanakan dan tidak ada beban untuk mengikutinya. Para peserta KKP Fapet begitu sangat antusias dan semangat untuk turun kedesa, “menantang peternakan yang sebenarnya”, ungkapan mereka seketika akan berangkat ke daerah kerja KKP. Mereka adalah Pionir Fapet IPB yang berani turun kelapangan dan membangun desa dengan tinggal didesa tempat kerja yang cukup lama. “Sudah lama Fapet IPB tidak menempatkan mahasiswa untuk KKN atau sekarang disebut KKP membantu desa mengembangkan potensi peternakan secara khusus dan potensi pertanian lainnya secara umum,” ungkap dekan Fapet IPB, Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc, Agr saat berbincang dengan mahasiswa KKP Fapet IPB sebelum berangkat ke daerah tugas kerja.

Inilah kesan para peserta KKP Fapet IPB selama bertugas yang oleh wakil dekan Fapet IPB, Dr. Ir. M. Yamin, M.Agr. SC disebut sebagai laskar KKP Fapet IPB:

Image  “KKP adalah tantangan yang sangat nyata bagi mahasiswa, melatih softskill, berfikir mendalam dan tentunya bersenang-senang di Desa bersama-sama masyarakat setempat. Tiada kata untuk KKP selain Luar Biasa!!”, kesan Heru yang ditempatkan di Desa Simego. Heru melaksanakan program profesi berupa pelatihan pembuatan kompos bokasi dari kotoran domba dan sapi serta pelatihan tata cara pemotongan rumput yang benar.

“ Mendapatkan keluarga baru antar fakultas, mendapatkan berbagai macam pelajaran tentang kehidupan masyarakat desa yang tidak didapatkan di kota. I beliave student in faculty of animal science can survive,” kesan Sahrul yang ditempatkan didesa Jolotigo. Sahrul melaksankan program pembuatan kompos dari kotoran ternak dan sosialisasi penanaman hijauan makanan ternak.

“Melalui program diluar kegiatan akademik, KKP merupakan sarana dalam meningkatkan skill dan attitude kita dilapangan, belajar menganalisa permasalahan dan mencari solusinya dan melatih kita dalam berkomunikasi dengan baik agar aa yang kita maksud tersampaikan. Kegiatan KKp ini sangat bermanfaat dan membuat kita memahami harapan petani/peternak terhadap pemerintah yang harus kita jembatani,” ungkap Dara yang bertugas di desa Lemah Abang. Widigdo mengungkapkan bahwa dengan adanya KKP bisa menjadi jembatan antara warga dan instansi yang terkait dalam mensejahterakan petani/peternak oleh mahasiswa.

Selain program-program profesi tersebut diatas, mereka juga memperkenalkan tanaman leguminosa Indigofera zoolingeriana yang sekarang sudah dikembangkan Fapet IPB sebagai hijauan sumber protein tinggi. Kegiatan KKP sungguh memberikan pengalaman dan pengetahuan yang tidak akan ditemukan di bangku kuliah. Oleh karena itu, meskipun KKP merupakan Mata Kuliah pilihan (Supporting Course), mahasiswa Fapet IPB semoga lebih banyak lagi yang ikut serta untuk benar-benar menemukan realitas peternakan yang sebenarnya di lapangan. (Heru Nugraha)