Peneliti IPB Hasilkan Telur Itik Tinggi Antioksidan dan Omega 3

Tiga peneliti Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (Fapet IPB), Prof. Sumiati, Dr. Widya Hermana dan Arif Darmawan melakukan sebuah penelitian terhadap telur itik. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektifitas penggunaan tepung daun Indigofera sp, tepung daun singkong dan minyak ikan lemuru yang menghasilkan telur itik kaya antioksidan dan asam lemak omega 3 serta pengaruhnya terhadap performa itik petelur.

Menurut Sumiati, tepung daun Indigofera sp. dapat menggantikan bungkil kedelai sebagai sumber protein pada ransum itik petelur, sehingga impor bungkil kedelai berkurang dan ransum itik harganya bisa lebih murah. “Minyak ikan lemuru yang merupakan limbah dari proses pengalengan maupun penepungan ikan lemuru juga dapat digunakan untuk menurunkan kandungan kolesterol telur dan meningkatkan kandungan Omega 3 secara signifikan,” ungkap Guru Besar Fakultas Peternakan ini.

Dalam percobaannya peneliti ini menggunakan 180 ekor itik. Terdapat tiga perlakuan dan lima ulangan. Itik yang diberi ransum kontrol  atau ransum yang biasa dipakai peternak (P0). Itik yang diberi ransum menggunakan 2 persen minyak ikan lemuru ditambah 11 persen tepung daun Indigofera sp (P1). Itik yang diberi ransum menggunakan 2 persen minyak ikan lemuru ditambah 11 persen tepung daun singkong (P2).

Hasil percobaan menunjukkan perlakuan P2  mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pakan dibandingkan perlakuan kontrol (P0) dan P1. Selain itu, perlakuan P2 juga secara nyata mampu meningkatkan produksi telur dibandingkan perlakuan P1.

Perlakuan P2 tersebut juga mampu meningkatkan vitamin A telur secara signifikan dan menurunkan kandungan kolesterol kuning telur dibandingkan perlakuan P1 serta lebih efektif sebagai sumber antioksidan yang ditandai dengan menurunnya nilai MDA telur secara signifikan.

Perlakuan P1 dan P2 juga diketahui mampu menurunkan asam lemak jenuh dan meningkatkan kandungan asam lemak omega 3 dan omega 6 dengan rasio seimbang. Kesimpulan dari penelitian ini penggunaan 11 persen  tepung daun singkong dengan 2 persen minyak ikan menghasilkan performa dan kualitas kimia telur itik lebih baik dibandingkan dengan pengunaan 11 persen tepung Indigofera sp dengan 2 persen minyak ikan.

Penggunaan minyak ikan 2 persen dan indigofera sampai 11 persen terbukti tidak akan menurunkan performa itik petelur dan kualitas fisik telur, dapat menurunkan lemak dan kolesterol telur, meningkatkan skor warna kuning telur, meningkatkan kandungan vitamin A dan meningkatkan kandungan asam lemak omega 3.

Telur produk hewani yang mengandung protein tinggi. Harganya pun relatif terjangkau dan ketersediaannya melimpah di Indonesia. Dewasa ini perlu dilakukan peningkatan kualitas nutrisi telur. Desain telur tinggi antioksidan dan asam lemak omega 3 sudah menjadi keharusan. (ipb.ac.id)