News

Bertempat di Grha Widya Wisuda, berlangsung Sidang Terbuka Institut Pertanian Bogor pada Sabtu 25/11 dan orasi Guru Besar Institut Pertanian Bogor. Guru Besar Tetap Fakultas Peternakan Prof. Dr. Despal, S.Pt, M.Sc.Agr menyampaikan Orasi Ilmiah Guru Besar dengan judul “Teknologi Presisi Solusi Pengembangan Sapi Perah Tropis Masa Depan”. Riwayat hidup dibacakan oleh Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr dari mulai keluarga, pendidikan yang ditempuh di dalam maupun luar negeri, penelitian, publikasi hingga organisasi yang diikuti.

Orasi ilmiah diawali dengan penjabaran naskah yang disusun sejak tahun 2005 sebagai bentuk sumbangsih pemikiran terhadap permasalahan peternakan sapi perah di indonesia. Seperti yang kita ketahui susu merupakan pangan bergizi dan bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan terutama pada balita. Manfaat susu bagi manusia juga disampaikan dalam Al-Qur’an. Namun sayang sapi perah yang merupakan penghasil susu terbesar tidak banyak jumlahnya di indonesia sapi-sapi tersebut hanya bisa memenuhi 20% kebutuhan nasional.

Populasi sapi perah di Indonesia tidak sebanyak sapi pedaging dan terdapat beberapa permasalahan pengembangan sapi perah diantaranya tempat pemeliharaan sapi perah terbatas di daerah sejuk, sapi yang tidak bisa makan banyak, padahal kebutuhan nutriennya 2 sampai 3 kali lebih banyak dibandingkan sapi yang tidak laktasi. Selain itu adalah rendahnya kualitas pakan pertama hijauan selain kualitasnya rendah,  ketersediaannya juga berflukuktuasi tergantung musim rumput. Cara pemberian pakan juga belum tepat pada peternakan skala besar yang pakan umumnya secara berkelompok sedangkan pada peternakan rakyat pakan diberikan hampir sama pada semua sapi.

Di era digital, penggunaan teknologi presisi telah banyak memberi manfaat bagi kehidupan. Pertanian presisi menjadi kunci pengembangan pertanian masa depan. Teknologi presisi menggunakan pendekatan teknologi dan teknik pengumpulan data untuk efisiensi produktivitas dan keberlangsungan pertanian. Teknologi ini melibatkan perangkat data sensor automatisasi dan teknologi digital sehingga memungkinkan pengumpulan data sebagai dasar pembuatan keputusan secara cepat dan tepat.

Teknologi presisi juga sudah banyak digunakan pada peternakan sapi perah di negara maju mulai dari yang kompleks seperti robot pemerah susu hingga yang sederhana seperti pemantau birahi robot pembersih lantai bahkan sudah dipakai di rumah tangga. Selain itu masih banyak keunggulan teknologi presisi yang disampaikan dalam orasi tersebut. 

“Kami sudah mengkaji sistem formulasi ransum berbasis pemanfaatan nutrien pada ternak. Hasil penelitian kami menunjukan perlindungan protein dengan pemanasan kering lebih praktis dan aman, menghasilkan peningkatan produksi susu” jelasnya. Lebih lanjut disampaikan bahwa penyediaan database pakan lokal yang memuat informasi lengkap tentang kandungan nutrien, sangat membantu memformulasikan ransum secara presisi secara konvensional. 

‘’Meski sudah banyak teknologi presisi yang ada namun masih banyak peluang untuk pengembangan. Semoga teknologi presisi di bidang sapi perah mendapat dukungan pemerintah demi pengembangan peternakan sapi perah di masa depan” harapnya di akhir orasi. (Femmy).

Peserta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Sociopreneur One Village One CEO (OVOC) melaksanakan kegiatan Pendampingan dan Transfer Teknologi Pengembangan Komoditas Kambing Pedaging tahap kedua di Pondok Pesantren Al-Islam, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, pada 20/11

Pondok Pesantren Al-Islam yang berada di Desa Kambitin masih minim dalam membudidayakan komoditas kambing, karena komoditas utama masyarakat desa yaitu karet. Tetapi masih ada peluang besar bagi Pondok Pesantren Al-Islam dalam mengembangkan ternak kambing dengan usaha tani rakyat.

Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Bramada Winiar Putra mengajak santri untuk melakukan bisnis komoditas kambing, dengan mengumpulkan uang 50 ribu dalam seminggu dengan jumlah 20 orang.

“Dengan jumlah modal yang ada mereka dapat menghasilkan kambing dengan mencari bibit yang unggul. Walaupun kambing yang dibeli masih ukuran yang kecil tetapi bisa dibudidayakan secara bersama sampai menghasilkan anak cempe,” ungkapnya.

Ia melanjutkan para santri tidak hanya dapat membudidayakan hewan, tetapi masih bisa membuka peluang bisnis dengan mengolah kotoran kambing sebagai sumber pupuk sehingga menjadi salah satu keuntungan bagi santri di Pondok Pesantren Al-Islam.

“Kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa IPB University sangat memberikan dampak yang positif hingga mendatangkan langsung dosen ahli dari Fakultas Peternakan IPB University,” ujar Hanafi selaku Ketua Pokja Pondok Pesantren Al-Islam.

Ia mengatakan, banyak pengetahuan yang dapat diambil terutama mengenai mengelola bisnis usaha peternakan untuk Pondok Pesantren Al-Islam serta memberikan motivasi terhadap santri untuk membangun usaha bisnis (ipb.ac.id)