News

Tim Program Peningkatan Kapasitas Ormawa (PPKO) Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan IPB University menggelar pelatihan pembuatan eco enzyme dan ecobrick di Desa Sinar Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 25/8. Pelatihan ini sebagai upaya penanganan limbah sampah organik dan sampah anorganik untuk mewujudkan ecopreneur dan green economy.

Nurlita, mahasiswa IPB University, menyampaikan pelatihan ini bertujuan untuk melatih para Ibu Rumah Tangga untuk memanfaatkan limbah rumah tangga yang mereka hasilkan. Limbah tersebut diolah menjadi eco enzyme dan ecobrick. 

“Pembuatan eco enzyme memanfaatkan limbah sampah organik, seperti kulit buah dan sayuran. Sedangkan pembuatan ecobrick memanfaatkan limbah anorganik, seperti sampah plastik dan bekas botol air mineral,” kata Nurlita, Ketua Tim PPO Himasiter IPB University.

Nugrahini Rahayu selaku narasumber mengatakan, eco enzyme merupakan cairan alami serbaguna. Cairan ini dapat diperoleh dari hasil fermentasi campuran gula, sisa buah-buahan atau sayuran, dan air. Ia mengajak para Ibu Rumah Tangga untuk membuat eco enzyme yang berguna dalam kehidupan sehari-hari, seperti cairan pembersih, sabun, shampo, toner, pasta gigi, detoks, hand sanitizer, mengatasi bekas luka, pupuk, dan obat pestisida. 

Ketua Agrianita Fakultas Peternakan IPB University, Dwi Dasawati, menambahkan pembuatan ecobrick ini berfokus untuk mengurangi sampah plastik. Hasil ecobrick ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai tempat duduk dan meja di taman pojok ‘HAYUK Resik’, serta dapat dijual ke e-commerce.

Thomas, selaku Ketua RT 05/Rw 01 mengatakan, eco enzyme dan ecobrick memiliki banyak sekali manfaatnya. Eco Enzyme dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan yang mampu membunuh kuman dan jamur, sehingga mampu menjadi alternatif pembersih lantai. Selain itu ecobrick dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan untuk membuat kursi, meja, dan kerajinan lainnya.

“Pengetahuan mengenai eco enzyme dan ecobrick merupakan hal baru yang ada di Desa Sinarsari. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya untuk
pemberdayaan masyarakat desa,” kata Thomas. 

Oleh karena itu, katanya, kegiatan eco enzyme dan ecobrick merupakan inovasi baru di Desa Sinarsari dan memiliki manfaat bagi lingkungan dan sosial. Pelatihan ini diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat Desa Sinarsari yang awalnya menganggap bahwa sampah yang dihasilkan dari limbah rumah tangga tidak dapat dimanfaatkan menjadi produk dengan nilai fungsional dan nilai ekonomis (ipb.ac.id)

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University turut berpartisipasi pada kegiatan Jelajah IPB 2023 yang berlangsung di Gedung Grha Widya Wisuda pada (16/09). Fapet IPB yang terdiri dari 3 Prodi yaitu Teknologi Produksi Ternak (TPT), Nutrisi dan Teknologi Pakan (NTP) dan Teknologi Hasil Ternak (THT) banyak menarik perhatian pengunjung pameran yang sebagian besar berasal dari kalangan pelajar SMA dan sederajat. Beberapa siswa MAN 14 Jakarta terlihat antusias mendengarkan pemaparan di booth NTP yang menjelaskan produk-produk makanan snack untuk ternak.

Siswa lain dari SMAN 1 Cisolok, Kab. Sukabumi yang juga berkunjung ke booth NTP, Sofia, mengatakan “Prodi NTP keren! Saya tertarik masuk ke peternakan karena melihat pengolahan pakan yang dibutuhkan peternak untuk penggemukkan dan menghasilkan hewan ternak yang sehat”ujarnya. Fitriani, rekan Sofia yang juga berasal dari SMAN 1 Cisolok memiliki minat yang berbeda. “Saya ingin masuk prodi TPT karena dari kecil sudah akrab dengan unggas ayam broiler pedaging. Semoga saya dapat diterima di Fapet IPB dan meneruskan usaha orangtua di bidang ternak” harapnya.

Bukan hanya kalangan pelajar, Guru yang mendampingi para siswa banyak yang ingin mengenal lebih jauh tentang prodi yang ada di Fapet. Ayu, Guru BK dari SMAN 1 Megamendung Kab. Bogor mengaku baru mengenal produk yang dihasilkan oleh prodi THT berupa yogurt dengan perpaduan rasa strawberry dan rosella yang dikemas secara praktis. “Sangat surprising ada produk yogurt yang mengandung rosella, kebetulan keluarga saya pecinta yogurt dan produk yang saya cicipi ini rasanya enak dengan kandungan yang menyehatkan. Semoga marketingnya dapat diperluas lagi” ungkapnya.

Jajang Nurjaman, Guru BK dari SMAN 1 Babakan Madang Sentul yang berkunjung ke booth prodi NTP berbagi pengalaman terkait pakan ternak yang dikelola di sekolahnya. “Kebetulan di sekolah kami ada yang namanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan salah satu programnya budidaya maggot” jelasnya. Jajang lalu menjelaskan proses produksi maggot yang berasal dari sampah-sampah organik, setelah menjadi maggot lalu diproduksi lagi menjadi pelet untuk ikan maupun ayam. “Awalnya saya pikir untuk melanjutkan minat siswa yang terlibat di produksi maggot ini bisa melanjutkan ke pertanian, namun setelah mengunjungi booth NTP ini saya jadi dapat menginformasikan kepada para siswa di sekolah bahwa di Fakultas Peternakan pun ada prodi NTP yang terkait dengan hal tersebut” pungkasnya.

Selain penjelasan mengenai prodi, pelajar yang berkunjung ke booth Fapet juga dihibur oleh berbagai quiz pengetahuan dan games dengan hadiah berupa merchandise dan produk-produk menarik dari ketiga prodi di Fapet. (Femmy)