News

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan (Fapet), IPB University menyelenggarakan pelatihan peningkatan softskill bagi mahasiswa untuk produksi pakan inovatif yang berkualitas, 1/10. Kegiatan yang diadakan secara daring dan luring ini merupakan rangkaian dalam kegiatan magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
 
Dr Idat Galih Permana, selaku Dekan Fapet IPB University menyampaikan dukungan Fakultas Peternakan dalam upaya scale up inovasi berbentuk wafer sebagai pakan ternak. Menurutnya, teknologi pakan hasil riset dan inovasi unggulan ini juga telah banyak diimplementasikan di berbagai lokasi. Diantaranya ialah wafer pakan ternak yang dikembangkan oleh Prof Yuli Retnani bersama tim.
 
Menurut Dr Idat, wafer pakan ternak ini memiliki berbagai keuntungan, diantaranya formulasi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ternak. "Selain itu, pemilihan bahan pakan yang digunakan tidak hanya berbahan konvensional dan legum tapi juga memanfaatkan limbah," ujarnya.
 
Ia menambahkan, pakan wafer juga dikemas secara praktis dan tahan lama untuk disimpan. "Jadi selain bisa sebagai regular feed bisa juga jadi pakan tambahan pada kondisi-kondisi tertentu, misal pada kondisi bencana," imbuhnya.
 
Prof Yuli Retnani, inovator wafer pakan ternak, menjelaskan bahwa bahan baku pakan ternak tidak selalu tersedia di semua wilayah Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan optimalisasi teknologi pengolahan pakan ternak. Ia pun melihat potensi bahan baku yang melimpah berasal dari limbah pasar, pertanian dan industri pangan.
 
"Dengan teknologi pengolahan, pakan dapat awet dan mudah disimpan, serta mudah diberikan pada ternak. Pakan yang kering juga tidak mencemari lingkungan terutama untuk peternakan di kawasan perkotaan," jelasnya.
 
Menurutnya, wafer pakan ternak mampu menjaga ketersediaan hijauan pakan dengan kualitas nutrisi yang baik serta penyimpanan jangka panjang. Ia menyebut, wafer dari limbah sayuran memiliki protein kasar sebesar 15,58 persen, serat kasar 31,55 persen dan lemak kasar 0,96 persen. 
 
Berdasarkan hasil riset yang dilakukannya bersama tim, aplikasi wafer daun lamtoro dengan kadar protein 32,24 persen dan lemak kasar 4,52 persen mampu meningkatkan pertambahan bobot harian ternak.  "Pemberian 10 persen wafer daun lamtoro mampu meningkatkan konsumsi pakan dan bobot badan akhir 28,22 persen lebih tinggi dibandingkan tanpa wafer," ungkapnya.  Saat ini, inovasi wafer pakan ternak diikutkan pada program matching fund Kedeireka agar produksi wafer dapat ditingkatkan dan dapat menjangkau peternak yang lebih luas.
 
Sementara itu Dr Burhanuddin, dosen dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University memotivasi agar mahasiswa tidak sekedar menjadi pebisnis namun menjadi seorang wirausaha. Dengan pola pikir bertumbuh serta mampu melihat peluang, inovasi dan nilai baru.
 
"Wirausaha berasal dari kata Wira yang berarti gagah, ksatria, pejuang dan luhur serta usaha yaitu penciptaan kegiatan aktivitas bisnis," ujarnya.  Ia menyampaikan bahwa seorang wirausaha harus mengenali empat hal yaitu, kenal diri, kenal pasar, kenal bisnis serta kenal investor. "Seorang wirausaha adalah pembelajar seumur hidup yang memahami dan beradaptasi serta berkembang dengan lanskap teknologi yang berdampak pada bisnis," tegasnya.
 
Kegiatan ini juga dihadiri oleh praktisi diantaranya Dr Wira Wisnu Wardana dari PT Nutricell serta Rama Rahardian selaku owner dari ST Farm Bogor (ipb.ac.id)

Black Soldier Flies (BSF) yang diperoleh dari proses biofermentasi limbah organik memiliki potensial sebagai bahan pakan ternak karena memiliki kandungan protein yang tinggi (42 persen), lemak tinggi (37 persen) dan kandungan asam laurat sebagai antimikroba yang tinggi pula (40 persen). Larva BSF telah banyak diproduksi dan dikembangkan menjadi salah satu bahan pakan ternak, baik untuk unggas, hewan air, ruminansia dan hewan kesayangan. 

Tim dosen IPB University dari Divisi Nutrisi Ternak Pedaging dan Kerja (NTDK), Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP), Fakultas Peternakan (Fapet) berhasil mengembangkan pakan berbasis BSF, antara lain BSF-Milk Replacer (susu pengganti), BSF-Starter Complete Feed dan BSF-Cat Food.

Ketiga produk tersebut telah melalui kajian riset BSF sejak tahun 2014 hingga sekarang dilanjutkan dengan produksi pakan berbasis BSF serta aplikasi di lapang. Program ini di bawah kolaborasi riset tim dosen Divisi NTDK Fapet IPB University, antara lain untuk produk Milk Replacer (Prof Dewi Apri Astuti dan Kokom Komalasari, SPt MSi bekerjasama dengan PT Biocycle Indonesia), produk BSF-Starter Complete Feed (Prof Dewi Apri Astuti, Dr Didid Diapari dan Dr Dilla M bekerjasama dengan PT Biocycle Indonesia) serta produk BSF-Cat Food (Prof Dewi Apri Astuti dan Dr Sri Suharti bekerjasama dengan PT Bahagia Satwa Indonesia).

“Pakan berbasis BSF ini memiliki keunggulan sebagai pakan anti diare yang dikhususkan untuk anak domba/kambing dan kucing. Produk pakan BSF-Milk Replacer dan BSF-Starter complete Feed ini diharapkan dapat turut menyelesaikan permasalahan pada peternakan ruminansia kecil,” kata Prof Dewi Apri Astuti saat Launching Inovasi Unggulan IPB Batch 8 yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University di Kampus Dramaga, Bogor, 4/10.

Ia menjelaskan, salah satu permasalahan ternak ruminansia kecil, diantaranya tingkat kematian anak pra-sapih yang cukup tinggi hingga mencapai 20 persen. Di samping itu, ketersediaan pakan kucing yang didominasi produk impor dapat dikurangi dengan menghadirkan pakan kucing produk lokal.

Dalam kesempatan itu, Prof Dewi menerangkan, BSF-Milk Replacer terbuat dari bahan BSF meal, minyak BSF, skim, tepung kuning telur, full krim, minyak bunga matahari, premix, CaCO3 dan DCP. Formula tersebut menciptakan susu pengganti yang menyerupai kandungan susu kambing/domba dengan kandungan protein 27 persen, lemak 20 persen, kalium 1,50 persen dan fosfor 0,70 persen, sesuai rekomendasi Food and Agriculture Organization (FAO) kandungan nutrient susu pengganti. 

“Cara pemberian susu pengganti bagi ternak pra-sapih mulai umur satu minggu sebanyak 6 kali sehari dan berkurang terus hingga umur menjelang sapih, yaitu 8 minggu sebanyak 2 kali sehari. Pemberian susu pengganti ini dengan cara dilarutkan pada air hangat dengan perbandingan susu dan air sebanyak 1: 4 dan dimasukkan ke botol yang telah disterilkan,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menguraikan, ternak akan mengkonsumsi susu tersebut sejumlah kurang lebih 3 persen bahan kering dari bobot badan ternak tersebut. Minyak BSF yang digunakan, memiliki kandungan asam laurat yang tinggi dan telah terbukti dapat mematikan bakteri e-coli. “Karena itu, produk BSF-Milk Replacer ini dijamin dapat mencegah diare, salah satu penyebab tertinggi pada kematian anak pra-sapih ruminansia,” sebut dia.

Produk ini telah didaftarkan paten dengan nomor PID201806537 dan mendapatkan penghargaan karya inovatif 113.  BSF-Milk Replacer juga telah dikerjasamakan dengan pihak Industri PT Biocycle Indo yang selanjutkan akan memasarkan produk tersebut secara komersial.

Lebih lanjut Prof Dewi menuturkan, BSF-Starter Complete Feed merupakan pakan pemula untuk anak ruminansia lepas sapih. Pakan ini terbuat dari bahan BSF meal, minyak BSF, dedak halus, tepung jagung, polard, bungkil kedelai, minyak sawit, premix, CaCO3 dan garam. Formula pakan starter ini mengandung 17 persen protein, 7 persen lemak, 75 persen Total Digestible Nutrient (TDN), 0,5 persen kalsium, 0,6 persen phosphor serta glisin dan methionine yang mencukupi untuk pertumbuhan anak domba/kambing fase starter. 

Pakan starter ini, sebutnya, diberikan pada anak yang lepas sapih untuk mengawal pertumbuhan yang cepat dan menekan kematian. Kehadiran minyak BSF ditujukan untuk menekan kematian akibat diare yang sering terjadi pada anak lepas sapih, terutama di musim hujan.

“Data menunjukkan anak domba lepas sapih yang diberi pakan BSF-Starter Complete Feed mengalami pertumbuhan 112 -120 g/ekor/hari. Pertumbuhan ini sangat mendukung program pemenuhan daging asal lokal dengan target bobot potong umur 5 bulan (balibu  atau kalibu) sebesar 21 kilogram.  Produk ini dalam tahap pengajuan paten dan selanjutnya akan dikerjasamakan dengan pihak industri terkait,” ulasnya.

Sementara itu, untuk mengurangi ketergantungan dengan luar negeri, maka IPB University menghadirkan BSF-Cat Food untuk mengurangi kelangkaan pakan hewan kesayangan lokal. Pasalnya, selama ini pakan hewan kesayangan yang beredar di Indonesia kebanyakan merupakan produk impor. 

“Kandungan nutrient dari BSF-Cat Food ini cukup mendukung pertumbuhan kucing, bulu yang halus dari kehadiran taurine didukung kehadiran protein sebesar 25 persen, fat 11 persen, serat 5 persen dan vitamin dan mineral yang mendukung pertumbuhan tulang yang kuat,” imbuh Prof Dewi.

BSF-Cat Food terbuat dari bahan BSF meal, minyak BSF, tepung jagung, dedak halus, tepung udang, tepung daging ayam, meat bone meal, squid oil, bubuk saripati ayam, sari pati keju, pet basemix, taurine dan minyak ayam. 

Produk BSF-Cat Food ini telah dikerjasamakan produksi komersilnya dengan PT Bahagia Satwa Indonesia (BSI) dengan pemasaran dibantu oleh kolega para dokter hewan praktik di sekitar Jabodetabek (ipb.ac.id)

Medion Group, bekerja sama dengan Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University mengadakan Studium Generale and Sharing Alumni dengan tema “Adaptability in The Workplace” secara virtual pada Rabu (28/9). Acara tersebut dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir dan fresh graduate dari Fapet IPB.

Dalam sambutannya Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Peternakan  Prof. Dr. Irma Isnafia, S.Pt, M.Si berharap kegiatan ini memberi banyak manfaat untuk para peserta “Mudah-mudahan kami bisa mendapat insight baru mengenai endurance, bagaimana sikap dan loyalitas kita untuk bisa berkarir di dunia profesional” ungkapnya.

Sebelum masuk ke acara inti, para peserta disuguhkan dengan tayangan video mengenai perjalanan 45 tahun Medion dari mulai berdirinya, produk dan lokasi pertama, hingga perkembangannya sampai menjadi perusahaan besar seperti saat ini. Perusahaan manufaktur farmasi di bidang peternakan yang berpusat di kota Bandung dengan cabang yang sudah tersebar di pulau Jawa ini juga telah  banyak menyerap tenaga kerja yang berasal dari Fapet IPB.

Salah satu alumni Fapet yang bekerja di Medion Grup, Neneng Arofah, S.Pt, hadir sebagai Narasumber pada kegiatan tersebut. Perempuan yang akrab disapa Neneng ini bekerja sebagai Animal Health Technical Support, divisi yang mengurusi edukasi dan konsultasi mengenai produk-produk yang ada di Medion. Dalam kegiatan tersebut, alumni Fapet tahun 2021 ini banyak membagikan pengalamannya selama bekerja Medion “Mulai awal masuk kerja di Medion, saya langsung dibekali dengan training baik itu hardskill maupun softkill, karena saya bergerak dibidang nutrisi, sebagai nutritionist saya juga difasilitasi software formulasi seperti winfeed sampai brill formulation yang biasa digunakan dalam skala industri seperti feedmil” urainya. Hal tersebut membantu dirinya dalam menangani konsultasi dengan tim internal maupun peternak terkait formulasi pakan dan mengembangan  ketrampilan dalam menyusun formulasi pakan. Selain, lingkungan kerja yang saling support, kompetitif yang sehat serta kekeluargaan yang erat tidak hanya sebatas rekan kerja juga ia rasakan selama berkarier di Medion.

Di lain pihak, Derys Christian, S.T selaku HRD di Medion Group turut hadir sebagai Narasumber Studium General, memberikan kiri-kisi mengenai persiapan menghadapi dunia kerja khususnya di Medion dan untuk peserta, banyak manfaat dan nilai tambah untuk teman-teman yang mengikuti kegiatan ini. Ke depannya, Derys berharapan hubungan antara Medion dan Fapet terus terjalin dan harmonis, sehingga dapat melakukan kerjasama yang lain. (Femmy)

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University bekerja sama dengan  Konsultan Psikologi & Pengembangan SDM OPTIMA menyelenggarakan Career Day dan Bedah Kampus di Ruang Kuliah Fapet IPB (1/10). Acara ini diikuti oleh 160 peserta yang berasal dari SMA-SMA di Cilegon dan tergabung dalam Bimbingan Belajar (Bimbel) Yusnadi Mengajar Cilegon.

Kegiatan ini merupakan rangkaian acara yang terdiri dari psikotest oleh OPTIMA untuk para peserta, dilanjutkan dengan penyelenggaraan kegiatan Assessment Pemilihan Program Studi kelas XII. Pihak OPTIMA yang diwakili oleh Nur Rohmah, S.Psi, M.Psi menyatakan kegiatan ini dilakukan guna memberikan pengalaman nyata dunia kampus. motivasi belajar sukses dan test peminatan untuk anak anak kelas XII baik IPA dan IPS dan sebagai persiapan test masuk PTN.

Pada sesi bedah kampus, hadir sebagai narasumber Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fapet Prof. Dr. Irma Isnafia Arief yang memberikan gambaran mengenai profil Fakultas Peternakan, Program Studi Sarjananya, kelengkapan fasilitas, kiprah Fakultas Peternakan untuk kemandirian pangan Indonesia. “Kegiatan mahasiswa di Fapet sangat aktif dan sudah banyak menghasilkan prestasi mahasiswa dan dosen baik secara nasional maupun internasional. Selain itu, kiprah alumni Fapet meliputi berbagai bidang mulai dari pengusaha, politisi, perbankan, dan masih banyak lagi” jelasnya.

Para peserta tersebut sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan menjadi yakin bahwa masa depan pertanian Indonesia yang menunjang keberlangsungan ketahanan pangan setelah era pandemik akan sangat cerah. Mereka juga bersemangat untuk makin rajin belajar agar dapat lolos test masuk Perguruan Tinggi Negeri. (Femmy)

Tim Program Matching Fund Kedaireka tahun 2022 dengan tema Hilirisasi Produk Pakan Ternak dan Hewan Kesayangan Berbasis Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) tahun ini menggandeng mitra
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan. Upaya tersebut ditempuh untuk menuntaskan masalah sampah organik menjadi kompos dan pakan ternak di Pasar Plaosan. 

Program yang diketuai oleh Prof Dewi Apri Astuti,  Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University mengawali kegiatan dengan pelatihan pengolahan limbah organik sebagai pakan larva BSF secara hybrid, 17-18/9. Pada hari kedua dilakukan praktik budidaya BSF dan pembuatan pelet pakan ternak di pasar Plaosan, Magetan, Jawa Timur.

Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana, mengatakan, pelatihan ini  dalam rangka menyelesaikan masalah sampah organik melalui pengolahan menggunakan BSF. Nantinya, produk turunan yang dihasilkan akan digunakan sebagai pakan ternak untuk memberikan manfaat dan impact bagi masyarakat. 

Sementara, Wakil Rektor IPB University, Bidang Inovasi dan Bisnis, Prof Erika B Laconi yang bergabung secara virtual, berharap, kegiatan ini dapat memberikan dampak yang besar dalam pengembangan bisnis kompos dan pakan ternak di Kabupaten Magetan.

Dalam materinya, Prof Arief Sabdo Yuwono, menyampaikan tentang biokonversi limbah organik menjadi protein pakan dan kompos. Sedangkan Prof Dewi Apri Astuti membahas topik tentang pemanfaatan larva BSF dan turunannya sebagai pakan unggas, ruminansia dan ikan.

Prof Dewi Apri, berharap, setelah pelatihan berlangsung, sampah yang ada di pasar Plaosan bisa termanfaatkan dengan baik. Tidak hanya itu, sampah organik yang diolah dapat menghasilkan maggot serta dapat dimanfaatkan sebagai  pakan ternak dan ikan serta menyediakan kompos untuk pertanian sayuran di lahan sekitar telaga Sarangan (ipb.ac.id)