News

Himpunan Alumni Peternakan (HANTER) IPB bagikan 275 Bingkisan Hari Raya (BHR) kepada seluruh tenaga kependidikan, tenaga keamanan dan kebersihan serta pensiunan di lingkungan Fakultas Peternakan di Auditorium JHH Fakultas Peternakan pada Rabu 27/4. Masing-masing penerima mendapatkan bingkisan berisi 20 produk  yang berasal dari donatur yaitu alumni Fapet antara lain antara lain D34, Persaudaraan D14, D31 dan beberapa angkatan. Selain dari alumni, Bank Syariah Indonesia (BSI) dan beberapa perusahaan seperti MT Farm, Hijrah Food, PT. Berdikari Sarana Jaya, DB Foods. Agrianita Fapet dan IPB 32 juga turut hadir dan mensupport persiapan hingga acara selesai serta didukung oleh Trobos sebagai media partner dalam kegiatan tersebut.

Melalui tayangan video, Ketua HANTER Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt, M.Sc, M.M, IPM, ASEAN.Eng menjelaskan bahwa kegiatan ini terselenggara atas kerjasama seluruh alumni dan dukungan sponsor  “Tali kasih HANTER merupakan bentuk cinta kepada fapet IPB, Insya allah ke depannya akan tetap melaksanakan tali kasih secara rutin dan selalu semoga memberikan dampak positif bagi kita semua” jelas alumni Fapet yang juga merupakan Wakil Gubernur Sumatera Barat ini.

Penyerahan paket BHR secara simbolis dilakukan oleh Dekan Fapet, Dr. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr dan beberapa pimpinan fakultas kepada para tenaga kependidikan Fapet.

Dekan Fapet sangat mengapresiasi kegiatan Tali Kasih ini dan menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada alumni dan kepemimpinan Ketua dan Sekjen HANTER

 “Hari ini HANTER sudah banyak memberikan perhatian kepada kita semua, ini adalah bentuk kecintaan dari alumni yang luar biasa. Saya sangat bangga atas upaya yang sudah dilakukan, hubungannya begitu berat antara alumni dan fakultas” ujarnya

Sekjen HANTER Iyep Komala, S.Pt, M.Si hadir memberikan sambutan dan laporan terkait acara tersebut. “Penggalangan dana berlangsung sekitar satu minggu dan berhasil mengumpulkan 19 produk dan 1 goodie bag dan sudah ada produk-produk unggulan hasil karya alumni Fapet bahkan ada yg produknya dikirim dari Padang” jelasnya

Asisten Direktur Hubungan Alumni IPB University, Astridina, S.Sos., M.M. hadir mewakili Direktur Kerjasama dan Hubungan Alumni. Astridina mengatakan bahwa setiap tahun HANTER memberikan donasi berupa tali kasih bingkisan dan hal tersebut adalah sesuatu yang membanggakan “Kami mewakili pimpinan IPB menyampaikan terima kasih atas atensi dan kepedulian para alumni dan mendoakan agar para alumni mendapatkan rezeki lebih. Kami berharap acara ini bisa berlanjut di masa depan dan dapat ditularkan semangatnya” ungkapnya. (Femmy)

IPB University melalui Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) menjalin kerja sama lisensi inovasi sorinfer dengan PT Prima Agrostis Nusantara. Penandatangan lisensi inovasi dilakukan oleh Wakil Rektor bidang Inovasi dan Bisnis/Kepala LKST IPB University, Prof Erika B Laconi dengan Direktur PT Prima Agrostis Nusantara, Bogor (21/4).
 
Dalam sambutannya, Prof Erika B Laconi mengatakan bahwa IPB University tidak bisa berkembang banyak tanpa adanya para mitra. Ia menyebut, dosen IPB University akan terus mengembangkan di bidang keilmuannya dan tentunya mitra yang mempunyai peran melihat market di lapangan.
 
Prof Erika berharap, dengan adanya kerjasama ini dapat terus dikembangkan ide maupun temuan baru. “Perusahaan yang sudah berjalan akan mengembangkan riset berdasarkan market driven sehingga akan timbul sebuah kekayaan intelektual yang terintegrasi,” tambahnya.
 
Sementara, Prof Luki Abdullah, Dosen Fakultas Peternakan IPB University menjelaskan bahwa teaching factory IPB University yang bekerjasama dengan PT Prima Agrostis Nusantara sudah sah untuk meningkatkan skala usahanya. Ia mengatakan, kemitraan dengan masyarakat di sekitar Jonggol terus berkembang dengan adanya mitra industri dan Corporate Social Responsibility (CSR) yang mensuplai bahan baku.  "Kawasan Jonggol ini sudah termanfaatkan dengan baik dari segi sosial, ekonomi maupun edukasi,” kata Prof Luki.
 
Adam Mirza, Direktur PT Prima Agrostis Nusantara mengatakan bahwa perusahaannya sudah membina dua stakeholder di kawasan Jonggol. “Stakeholder pertama yaitu petani yang menanam sorgum yang mampu menghasilkan panen sebanyak 50 ton per hektar dalam 65 hari. Stakeholder selanjutnya adalah peternak tentang animonya bahwa dengan menggunakan pakan sorinfer itu beternak menjadi lebih mudah,” kata Adam.
 
Dr Sri Suharti, Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fakultas Peternakan, IPB University mengapresiasi gebrakan proses hilirisasi inovasi Sorinfer yang berjalan lancar. Ia berharap, akan tercipta inovasi-inovasi baru dari Fakultas Peternakan IPB University yang bisa diterapkan dan dirasakan langsung oleh masyarakat. 
 
“Ini akan menjadi satu hal yang luar biasa dan menjadi legasi dan lisensi untuk inovasi Sorinfer ke depannya,” tutupnya (ipb.ac.id)

Tim IPB University yang terdiri dari Prof Muladno (penggagas Sekolah Peternakan Rakyat/SPR), Prof Drh Agik Suprayogi (Ketua Unit Penyelenggara SPR) dan Arya W Padmodimulyo (Juru Bicara Solidaritas Alumni SPR Indonesia/SASPRI nasional) hadir dalam Dialog Interaktif dengan topik “Sosialisasi Sekolah Peternakan Rakyat” di Studio Program I Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Fakfak, Papua, (20/4). Kehadiran Tim IPB University ke Papua ini sebagai upaya penyebaran SPR ke seluruh Indonesia.
 
Kegiatan ini terselenggara berkat Kerjasama Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University dan RRI Fakfak, Papua.
 “SPR IPB University sampai saat ini sudah berkembang menjadi 61 SPR tersebar di 25 kabupaten dan 12 provinsi di Indonesia. Akan terus tumbuh secara progresif di tanah air,” ujar Prof Muladno selaku Kepala PSP3 IPB University.
 
Menurutnya SPR IPB University merupakan solusi perbaikan untuk peternakan di Kabupaten Fakfak. Mengingat permasalahan peternakan di wilayah ini bukan semata teknologi, namun kapasitas para peternak yang masih lemah dan adanya kesenjangan pemikiran antara birokrat dengan peternak.
 
“Oleh karena itu di SPR inilah mereka harus sekolah untuk meningkatkan mental, semangat dan percaya diri dalam bisnis kolektif berjamaah di bidang peternakan. Kurikulum di SPR IPB University, 80 persen adalah bertujuan memperbaiki mental menuju karakter baik bagi mereka. Dan hanya 20 persen membahas teknologi,” jelasnya.
 
Ia menambahkan, dalam SPR, peternak akan didampingi oleh perguruan tinggi dan melibatkan berbagai pihak unsur. Yaitu pemerintah daerah setempat, swasta dan peternak itu sendiri (konsep Academician-Business-Government-Community/ABGC).  Di saat yang sama Prof Agik juga menyampaikan bahwa perguruan tinggi sesuai dengan tugas dan fungsinya, memiliki tanggung jawab besar dan wajib hadir dalam meningkatkan kapasitas peternak rakyat.
 
“Kehadiran IPB University di Kabupaten Fakfak bertujuan untuk melakukan koordinasi, konsolidasi dan sosialisasi SPR ke berbagai pihak. Diantaranya dengan Pemkab Fakfak (bupati dan dinas terkait), DPRD Kabupaten Fakfak, perguruan tinggi sekitar (Universitas Papua), swasta setempat (PT Rimbun Sawit Papua), masyarakat/peternak di Distrik Bomberay, Distrik Kokas, Kampung Kinam dan Fior,” ujar Prof Agik.
 
Partisipasi aktif masyarakat Fakfak dalam dialog interaktif ini sangat tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul.  “Secara umum mereka sangat senang dan berharap banyak pada IPB University sebagai perguruan tinggi besar agar dapat hadir membantu peternakan rakyat di Fakfak. Permasalahan perkandangan, sistem pemeliharaan ranch dan sapi yang masih dilepasliarkan menjadi masalah besar di peternakan sapi di Fakfak. Dampak pemeliharaan sapi yang digembalakan secara lepas liar sangat mengganggu kehidupan bagi masyarakat, mereka tidak bisa berkebun dengan tenang serta mengganggu lalu lintas umum,” ujar Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University ini.
 
Sementara itu Juru Bicara SASPRI Nasional, Arya menyampaikan bahwa pihak swasta juga sangat diharapkan perannya dalam membangun SPR. Pihak swasta menjadi penghela sisi hilir agar proses bisnis peternakan rakyat dapat berputar terus dan memastikan hilirisasi produksi ternak dapat hadir di tingkat masyarakat konsumen.
 
Dialog interaktif ini diharapkan mampu menyebarkan informasi sekaligus promosi bagi program unggulan IPB University, yaitu SPR. Kegiatan ini juga menjadi media edukasi bagi warga maupun peternak di Kabupaten Fakfak untuk lebih memahami maksud dan tujuan adanya SPR.  Tindak lanjut dan komitmen IPB University dalam jangka pendek sangat dinanti pemda maupun peternak di Kabupaten Fakfak melalui PSP3 LPPM IPB University sebagai respon dari kegiatan ini (ipb.ac.id)

Prof Erika Budiarti Laconi, Wakil Rektor Bidang Inovasi dan Bisnis IPB University menyebutkan peran Kartini sebagai sosok yang inspiratif. Kartini telah mendorong para perempuan Indonesia untuk maju dalam pendidikan.  Perempuan Indonesia harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan keilmuannya.
“Perempuan Indonesia mesti cerdas wawasannya dan berpandangan luas. Tidak ada pemberdayaan yang lebih kekal berkelanjutan tanpa melibatkan perempuan. Bahkan, sosok perempuan menjadi kunci dalam keberhasilan pasangan dan anak-anaknya,” ujarnya dalam dalam Webinar ProPakTani dengan tema istimewa memperingati Hari Kartini “Wanita Tangguh Dalam Pembangunan Pertanian dan Tanaman Pangan”, (21/04).

Menurut Prof Erika, pentingnya perempuan dalam dunia pendidikan dan kemajuan bangsa tidak bisa dipungkiri lagi. Ia juga turut bangga dapat menjadi perempuan pertama sebagai Wakil Rektor IPB University. Tugas yang diembannya menjadikannya ingin terus berkiprah dan berkontribusi dalam pembangunan nasional terutama dalam sektor pertanian.

Ia mengajak para perempuan Indonesia untuk menjadi kaum yang cerdas dan pintar melalui pendidikan. Perempuan juga harus sehat agar dapat memajukan pertanian. Ditambah lagi harus cantik, baik hati, pikiran, perbuatan dan etikanya.

“Pendidikan merupakan barometer bagi perempuan untuk memenuhi ketiga kategori tersebut,” terangnya.  Sudah diakui, lanjutnya, bahwa perempuan memiliki multi peran dalam berbagai bidang kehidupan. Peran perempuan sebagai anak, isteri, ibu dan sebagai masyarakat. Perempuan harus berani dan bertanggung jawab menjalankan tugas bersama dan sejajar dengan laki-laki. Sebagai tiang negara, perempuan juga mesti turun ke lapangan untuk mendongkrak produk pertanian agar lebih maju.

“Peran perempuan sebagai ibu dititikberatkan sebagai pendidik utama. Pendidikan bermula dari keluarga, di sinilah ibu berperan. Bila pendidikan itu ada di rumah melalui tangan dingin seorang ibu dengan kasih sayang, saya yakin generasi ke depan adalah generasi milenial yang penuh kasih sayang dan etika,” katanya.

Untuk itu, katanya, pendidikan sangat penting bagi ibu agar dapat mendampingi anak sebagai generasi digital. Ibu harus mampu terus memperluas wawasannya agar tidak tertinggal di era digital ini.

“Pendidikan perempuan di Indonesia di atas rata-rata Asia dan dunia. Sebanyak 56 persen mahasiswi di perguruan tinggi dan tingkat kecepatan penyelesaian studi ada pada mahasiswi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak perempuan yang berdaya dengan pendidikan maka akan semakin banyak perempuan yang mengakselerasi pembangunan Indonesia,” imbuhnya.

Ia menambahkan, seorang ibu memiliki peran penting untuk menciptakan rumah sebagai tempat yang nyaman bagi tumbuh kembang anak.
“Saya percaya bahwa pendidikan yang diberikan ibu akan meningkatkan kreativitas anak karena telah terasah sejak dini,” katanya. 

Ia menambahkan bahwa begitu banyak tokoh perempuan Indonesia yang menginspirasinya. Di dalam bidang pendidikan, ia menjadikan Prof Siti Baroroh Baried, profesor perempuan pertama di Indonesia pada tahun 1964 sebagai inspirasi utamanya. Sosok Prof Siti telah mendongkrak semangatnya untuk menjalankan tugasnya sebagai wakil rektor perempuan pertama di IPB University (ipb.ac.id)

Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fakultas Peternakan IPB University menyelenggarakan kuliah umum dengan mengundang Dagmar Braamhaar, dari Wageningen University, 20/04. Kuliah umum tersebut mengangkat topik mengenai perbandingan tantangan produksi hasil peternakan di negara Belanda dan Kenya.

Dagmar Braamhaar mengawali pemaparannya dengan realitas pertumbuhan penduduk dunia yang sangat berdampak pada aktivitas penggunaan sumber daya alam. Ia menyebutkan bahwa dengan tingginya pertumbuhan penduduk menyebabkan penggunaan sumber daya telah melampaui batas yang ditargetkan.

“Isu yang kemudian muncul dari kegiatan produksi dan konsumsi hasil peternakan diantaranya ialah ketahanan pangan, keamanan pangan, kesejahteraan hidup manusia, penurunan daya dukung alam, hingga perubahan iklim. Semua ini saling berkaitan satu dengan yang lain, sehingga kita harus memikirkan bagaimana cara melakukan aktivitas produksi dan konsumsi tanpa mengancam kehidupan anak-cucu kita di masa depan,” ujar Dagmar.

Berkaitan dengan efisiensi biomassa, Dagmar menjelaskan bahwa biomassa atau energi yang terdapat pada alam jumlahnya terus menyusut seiring ke tingkat trofik yang lebih tinggi. Dari 100 persen energi yang terdapat pada tanaman atau produsen, hanya 10 persen energi yang akan dapat disimpan pada konsumen tingkat 1 atau hewan herbivora untuk dikonsumsi oleh organisme pada tingkat trofik berikutnya.

“Maka dapat dikatakan bahwa efisiensi energi akan lebih tinggi jika manusia memakan roti gandum dibandingkan memberi berton-ton gandum untuk makan sapi kemudian dagingnya dimakan. Meski begitu, bukan berarti semua manusia harus berhenti memakan daging, karena di sisi lain ketersediaan rumput hijau yang banyak akan jadi sia-sia. Karena hanya hewan yang dapat mengonsumsinya sedangkan manusia tidak bisa,” lanjutnya.

Dagmar juga memaparkan berbagai aktivitas produksi pangan dari hulu hingga hilir yang berdampak pada perubahan iklim, penurunan biodiversitas, degradasi kualitas air, tanah, dan udara serta penurunan daya dukung lingkungan secara umum. Oleh karena itu, Belanda mengambil langkah untuk mengurangi dampak buruk kegiatan pertanian dengan menerapkan konsep pertanian berkelanjutan. 

Langkah-langkah yang diambil negara Belanda diantaranya konservasi lahan dengan semangat zero deforestation. Pertanian polikultur yang menggabungkan beberapa jenis tanaman ataupun menggabungkan pertanian dan peternakan dalam satu lahan. 

Dagmar menyebutkan, Belanda menghimbau petaninya untuk mengkombinasikan dengan tanaman bunga-bungaan serta tanaman berkayu di ladangnya. Hal tersebut akan meningkatkan kembali biodiversitas alam karena lebah akan mendapat sumber pembuatan madu serta burung-burung memiliki tempat untuk bertelur.

Selain itu, Belanda juga berusaha meningkatkan efisiensi biomassa atau energi dalam proses produksi pangan dengan memaksimalkan produksi makanan pokok dan mengurangi produksi cemilan. Pemerintah Belanda juga mengimbau petaninya agar mengembalikan biomassa atau energi yang terdapat pada limbah kembali ke alam dengan menjadikannya kompos dan makanan ternak.

Di sisi lain, Kenya merupakan negara yang masih harus berjuang menstabilkan sektor pertaniannya. Negara tersebut berencana untuk mengembangkan penelitian baik dari segi ilmu pengetahuan maupun teknologi pertanian. Kenya juga masih berjuang dengan kondisi alam yang kering, kekeringan yang berterusan masih menjadi momok bagi para petani. Oleh karenanya pemerintah Kenya terus bekerja dalam pengadaan teknologi irigasi terjangkau agar dapat dinikmati oleh petani dari seluruh lapisan kalangan