News

Dosen Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University, Dr Iyep Komala telah membuat panduan Good Dairy Farming Practices (GDFP) untuk peternakan sapi perah rakyat. 

Panduan tersebut telah diterapkan kepada kelompok peternak di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat sejak awal September lalu. 

“Panduan ini disesuaikan dengan kondisi peternakan sapi perah rakyat saat ini. Penerapan GDFP yang baik akan berdampak kepada peningkatan produksi dan kualitas susu,” terang Dr Iyep.

Ia menuturkan, implementasi panduan tersebut dilakukan melalui program pengabdian kepada masyarakat. Berbagai pelatihan dan pendampingan GDFP disiapkan, di antaranya terkait pembibitan dan reproduksi, manajemen pakan dan air minum, pengelolaan kandang dan peralatan, kesehatan dan kesejahteraan ternak dan lingkungan, serta pengelolaan limbah ternak.

“Saat ini, peternak sudah bisa membuat olahan susu menjadi susu pasteurisasi, dodol susu, kerupuk susu, keju mozarella dan yoghurt. Mereka juga sudah dapat mengolah limbah menjadi vermikompos,” kata Dr Iyep menerangkan capaian program. 

Ia juga mengikutsertakan produk-produk olahan tersebut untuk dipamerkan di ajang International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia 2023 di ICE BSD, 20-22 September lalu. Para peternak juga ikut hadir dalam seminar internasional yang digelar Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (Hanter) IPB University di pameran internasional tersebut.

Program pengabdian diikuti oleh peternak dari 4 kelompok ternak, yaitu Kelompok Ternak Mandiri Sejahtera, Kelompok Kania, Kelompok Bina Mandiri, dan Kelompok Muda Berkarya. Pendampingan peternak dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Fapet IPB University. 

“Dalam program ini, kami menerjunkan 8 orang mahasiswa dan menjadi program unggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fapet IPB University, yaitu berupa program capstone yang bisa disetarakan dengan beberapa mata kuliah,” tutur Dr Iyep.

Karena itu, program seperti ini sangat didukung oleh Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pasalnya, kegiatan ini menguntungkan berbagai pihak. Peternak sapi perah bisa berkembang, mahasiswa juga mendapatkan satuan kredit semester (SKS). Sementara bagi dosen, mereka dapat melaksanakan kegiatan di luar kampus yang berdampak kepada pencapaian indikator kinerja utama (IKU). 

“Program pengabdian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada peternak supaya lebih terampil dalam budi daya sapi perah dengan penerapan GDFP dengan baik. Dengan begitu, peternak bisa mendapatkan produksi susu yang optimal dengan kualitas yang baik, dan ke depannya mampu menjadi peternak yang mandiri dan tangguh,” ujarnya (ipb.ac.id)

Fakultas Peternakan IPB (Fapet) turut berpartisipasi pada IPB Innovation EXPO 2023 yang digelar di Botani Square Mall Bogor selama tiga hari berturut-turut dari 29 September sampai dengan 1 Oktober 2023. Menempati booth nomor 5, Fapet IPB University menampilkan ragam produk dan inovasi berbagai hasil peternakan serta pakan.

“Produk-produk inovasi Fapet membanggakan, dengan display yang sangat indah dan informatif. Masyarakat bisa melihat bahwa karya Fapet yang akan menyumbang sumber protein hewani siap untuk masyarakat. ”ujar Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB Prof. Dr. Erika B. Laconi yang berkunjung ke booth Fapet pada (1/10). Prof. Erika juga menyampaikan bahwa Fapet tidak terbatas hanya untuk pakan ternak ke peternak saja, tapi juga untuk menopang budidaya ternak dari berbagai jenis pakan yang sudah dihasilkan diantaranya ada sorinfer, wafer, BSF dan akhirnya hasilnya dari produksi ternaknya juga ada disini seperti daging domba premium, telur omega dan tentunya kita harapkan semua sumber protein hewani dapat disuplai dari keilmuan yang ada di Fapet. Selain Kepala LKST, Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim, Prof. Dr. Ernan Rustiadi menyempatkan diri berkunjung dan menyapa civitas Fapet.

Beberapa produk yang menarik minat pengunjung paling banyak adalah yogurt Dairycous yang dari hari pertama sampai hari terakhir Expo selalu habis terjual, beberapa pembeli dari kalangan  IPB maupun kalangan umum mengatakan rasa yogurt tersebut lebih enak dari yogurt merk terkenal yang banyak beredar di pasaran. Selain itu ada pula Telur omega-3 yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan jantung, otak, dan sistem saraf, serta berbagai manfaat lainnya. Telur omega-3 dihasilkan oleh ayam petelur yang diberi pakan dengan melibatkan formulasi pakan ayam petelur dengan suplemen omega-3. Produk lain yang juga tersedia adalah ayam asap, hidangan daging ayam yang telah diasapi dengan diberi cita rasa dari rempah-rempah khusus. Proses pengasapan memberikan rasa dan aroma yang khas pada ayam. Proses ini dapat memakan waktu berjam-jam. Ayam asap memiliki warna cokelat kehitaman yang dihasilkan oleh proses pengasapan.

Booth Fapet juga menampilkan aneka pakan ternak, maggot, wafer pakan, HMB dan masih banyak lagi. Ada pula produk PKM berupa spons anti bakteri yang terbuat dari bulu domba.Pengunjung yang hadir di booth Fapet terdiri dari berbagai kalangan, ada masyarakat umum yang rata-rata tertarik pada produk makanan. Banyak juga dari kalangan mahasiswa, salah satunya Andri, mahasiswa prodi TNK Sekolah Vokasi IPB yang tertarik dengan produk sorinfer karena sangat berhubungan dengan kuliah yang tengah ditempuhnya. Ada pula Mahdi Mubarok, alumni kimia IPB yang antusias pada produk madu dari Fapet IPB “Produk madu dari peternakan lebah di IPB adalah madu asli, bukan campuran dan sudah pasti banyak khasiatnya” tandasnya.  (Femmy).

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar talkshow bertajuk Yogurt Rosella dan Pengembangannya untuk Produk Roti Yogurupan dan Strudel. Acara ini merupakan bagian dari IPB Innovation EXPO 2023 yang diselenggarakan di Botani Square Mall Bogor (29/09). Prof. Irma Isnafia Arief, Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Fapet IPB sekaligus inventor dari yogurt rosella menjelaskan bahwa talkshow ini membahas dan menampilkan pangan olahan hasil ternak yang dihilirisasi menjadi ragam pangan sehat, yaitiu yogurt dengan ekstrak bunga rosella yang dari berbagai penelitian diketahui mempunyai banyak manfaat kesehatan. “Untuk pengembangan dari yogurt ini, kita membuat turunan ragam pangan lainnya yaitu roti dan cookies” ujarnya.

Dekan Fakultas Peternakan IPB University Dr Ir Idat Galih Permana, MSc. Agr yang memberikan sambutan pada acara tersebut mengatakan “Produk inovasi Fapet yogurt rosella saat ini sudah berkembang dan menghasilkan produk roti dan strudel yogurt rosella, terobosan yang luar biasa karena kita biasa mengonsumsi seperti makan eskrim atau susu. Sekarang yogurt itu dimasukkan ke dalam strudel ataupun roti yang dengan kita mengonsumsinya, selain mendapat rasa nikmat dari produk tersebut juga kita lebih sehat” jelasnya.

Talkshow ininjuga menampilkan beberapa Narasumber yang terlibat dalam produksi inovasi tersebut. Narasumber pertama adalah Edgina Burton, SPt, MSi  owner Yogurt Dairycious- CV Sari Burton menyampaikan awal mula produksi yogurt di tahun 2015 hingga berkembang seperti saat ini. “Tahun 2022, pada program Kedaireka bersama Prof. Irma, kami mengembangkan varian produk baru yaitu menambahkan rosella ke dalam yogurt dan juga ada tambahan bakteri probiotiknya yang menghasilkan karakteristik baru yang yang muncul dibanding dengan yang sebelumnya”. Karakteristik ini, menurut Burton lebih memberikan kesan segar ke produk dan meningkatkan pasar serta permintaan dari konsumen.

Reni Sulastriani SPt, owner Rezupan Bakery turut hadir memperkenalkan produknya yaitu Yogurupan-Roti Yogurt di hadapan peserta dan pengunjung acara tersebut. Reni memberikan gambaran dan tips mengenai roti tersebut “Dalam adonan roti kita tambahkan yogurt, untuk fillingnya juga kita tambahkan yogurt rosella. Produk ini tahan di suhu ruang selama 6 jam, untuk menjaga kualitas. Jika ingin lebih lama, bisa disimpan dalam freezer hingga 4 hari. Untuk menikmati kelezatannya, setelah keluar freezer di thowing terlebih dahulu di suhu ruang, lalu roti siap dikonsumsi dengan rasa yang segar dan adonan yang masih lembut, lebih enak dalam keadaan dingin”jelasnya.

Selain roti, pangan sehat lain yang ditampilkan adalah strudel dan cookies. Ade Rakhmawaty STP, owner Mawar Pakuan yang memproduksi inovasi tersebut menyebut baik strudel maupun cookies memiliki rasa yang unik, segar dan tidak terlalu manis sehingga ramah terhadap kosnumen yang menghindari gula. “Umumnya produk strudel atau cookies itu manis, namun pada produk strudel dengan isian yogurt membuat rasanya tidak manis, asam dan lebih segar. Pada produk almond crispy rasa yogurt juga menampikan cita rasanya unik dan creamy dengan tekstur yang lembut” tandasnya. (Femmy)

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar talkshow bertajuk Model Bisnis Plasma Inti Larva BSF Berbasis Ekonomi Masyarakat. Acara ini merupakan bagian dari IPB Innovation EXPO 2023 yang diselenggarakan di Botani Square Mall Bogor (30/09). Menghadirkan Prof. Nahrowi, Guru Besar Fapet IPB dengan keahlian bidang teknologi pakan ini memfokuskan pembicaraan pada model bisnis  maggot untuk pakan alternatif meat bone meal (MBM) pada industri pakan unggas, ikan dan babi.  Maggot  merupakan pakan yang terbuat dari larva Black Soldier Fly (BSF).  Selama ini kita import MBM karena Indonesia belum dapat membuatnya.  Prof. Nahrowi lalu menyampaikan bahwa MBM ini dapat digantikan keberadaannya apple to apple oleh maggot dalam ransum unggas, ikan dan babi. Bisnis maggot ini sangat menjanjikan mengingat industri pakan saat ini mengimpor MBM sekitar satu juta ton pertahun atau setara dengan 10 triliun rupiah.

Dalam pemaparannya, Prof. Nahrowi menjelaskan alasan mengapa maggot menjadi pilihan yang tepat.   Salah satunya adalah kemampuan maggot untuk tumbuh dan berkembang dengan baik menggunakan media sampah organik yang tersedia, yang jumlahnya sekitar 53% dari total sampah di Indonesia, sekitar 30 juta ton per tahun.  "Model bisnis yang saya tawarkan adalah masyarakat tidak perlu melakukan seluruh proses mulai dari pemeliharaan hingga pengeringan maggot. Kami hanya meminta masyarakat untuk melakukan tahap pembesaran saja, sementara tahap lainnya akan ditangani oleh pihak lain," jelas Prof. Nahrowi. Tahap awal melibatkan pendistribusian bibit maggot yang berusia 5 hari kepada masyarakat. Kemudian, masyarakat akan bertanggung jawab untuk membesarkan maggot tersebut selama 10 hari, sehingga dalam waktu 15 hari, maggot sudah siap untuk diambil. Prof. Nahrowi menegaskan bahwa bisnis ini sangat jelas karena konsumennya adalah industri pakan. Model bisnis ini terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok pembesaran oleh masyarakat desa dan kota, beberapa kelompok pembibitan yang hanya ada di kabupaten atau kota, dan beberapa kelompok pengolahan yang beroperasi di tingkat Provinsi.

Talkshow yang sangat informatif ini dihadiri oleh berbagai kalangan. Dalam sesi diskusi, Muhammad Rizis Maulana, seorang mahasiswa Sekolah Vokasi IPB, berbagi pengalamannya di Prodi Pengembangan Masyarakat. Saat ini, ia sedang menjalani magang di Desa Sukaharja, Ciomas, dan sedang aktif mengembangkan budidaya maggot. Selain itu, ia juga berminat untuk menjalin kerjasama dengan Prof. Nahrowi.

Peserta lain yang juga tertarik adalah Andi, pengunjung mall dari kalangan masyarakat umum yang antusias mengikuti talkshow tersebut “Saya concern pada masalah sampah dan berminat mengikuti training bisnis maggot yang bekerjasama dengan Prof. Nahrowi”ujarnya. (Femmy)

Pameran International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia ke-6 yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Banten (20-22/9) menghadirkan berbagai produk, alat dan inovasi di bidang peternakan. Dalam gelaran tersebut, Fakultas Peternakan (Fapet) IPB turut ambil bagian dengan mengenalkan prodi-prodi yang ada di Fapet serta menampilkan berbagai inovasi hasil peternakan.

Booth Fapet yang menampilkan beberapa produk tersebut banyak menarik perhatian para pengunjung ILDEX. Muhammad Ihsan, mahasiswa Prodi Teknologi dan Manajemen Ternak D4 Sekolah Vokasi IPB misalnya, memberikan kesan yang baik terhadap booth Fapet “Saya mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat di booth Fapet IPB dengan pelayanan yang nyaman dan asik untuk bertanya” ungkapnya. Ihsan, sapaan akrabnya juga menjadi terinspirasi untuk membuat inovasi yang bermanfaat di bidang peternakan.

Pengunjung lain, Muhammad Ramdani Subadru, juga terlihat antusias mendengar penjelasan dari booth Fapet. Siswa SMK Peternakan Lembah Hijau, Jawa Tengah ini pertama kalinya datang ke ILDEX dan sengaja mengunjungi booth Fapet untuk mendapatkan informasi kuliah. “Di Fapet IPB saya ingin belajar cara beternak yang baik, perawatan hewan ternak dan banyak lagi” ujarnya.

Selain mahasiswa dan pelajar, beberapa pengunjung asing turut meramaikan booth Fapet, mereka kebanyakan tertarik dengan produk-produk seperti telur, produk rendang domba kemasan kaleng dan banyak lagi. Pengunjung dari salah satu universitas dari Thailand sangat tertarik untuk menjalin kerjasama pengembangan riset. Dari kalangan peternak, Rais seorang peternak ayam petelur mengunjungi booth Fapet dan tertarik dengan Ayam IPB D1. Peternak asal Padang, ini cukup aktif menghadiri kegiatan-kegiatan peternakan skala nasional “Ilmu dalam bidang peternakan itu setiap hari berubah, walaupun basik saya bukan di ayam tapi saya tetap belajar sampai akhirnya bisa” ujar Rais yang sudah berbisnis ayam dari tahun 2007 dengan nama perusahaan Kepala Suku Farm ini.  (Femmy)