News

Bulan suci Ramadan menjadi momentum yang tepat untuk berlomba-lomba dalam menebar kebaikan dan kebermanfaatan. Momen ini turut dimanfaatkan oleh mahasiswa IPB University dari Fakultas Peternakan (Fapet) untuk mengadakan kegiatan santunan anak yatim, (16/4).

Para mahasiswa IPB University yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serahkan bantuan sembako dan uang tunai kepada sejumlah anak yatim di Panti Asuhan Al-Munawwar, Bogor.

Donasi dihimpun dari para kader hingga alumni dan langsung diserahkan ke pengurus Panti Asuhan Al-Munawwar dalam bentuk sembako dan uang tunai.

Bantuan diserahkan langsung oleh Ketua Umum HMI Komisariat Fapet IPB University. "Alhamdulillah, bantuan ini merupakan program puncak dari rangkaian Ramadan Series. Tentunya program ini sebagai bentuk ikhtiar dan komitmen kami dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Dalam hal ini kami mengambil esensi positif dari surah Al Ma’un sehingga muncul keinginan untuk memberikan santunan. Kami juga mengucapkan kepada seluruh donatur dan pihak-pihak yang ikut membantu dalam pelaksanaan program ini.”

“Mudah-mudahan melalui langkah kecil ini, HMI Komisariat Fapet IPB University dapat menjadi role model bagi organisasi lain untuk terus berkontribusi dalam membangun bangsa,“ tambah Dodi selaku sekretaris umum.

Penyerahan bantuan disambut baik oleh Ibu Yus selaku pengurus panti asuhan. Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada HMI Komisariat Fapet IPB University dan kepada pihak yang terlibat sebagai donatur.

“Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat dan membantu jalannya panti ini untuk terus mewadahi anak-anak hingga mereka mampu berkarya untuk agama, bangsa dan negara,” imbuhnya (ipb.ac.id)

Demi meningkatkan kompetensi pemulia tanaman (Co-Breeder) dan mengoptimalkan keragaman genetik tanaman Indonesia dalam sektor pertanian, dua dosen IPB University memaparkan pendekatan dan teknik pemuliaan tanaman yang tepat. Harapannya, Indonesia dapat menjadi pusat pengembangan varietas di masa perubahan iklim.

Prof Sobir, dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian merekomendasikan pemuliaan partisipatif untuk optimalisasi pemanfaatan sumber daya genetik ini.

“Saya mengusulkan pendekatan baru yaitu pemuliaan partisipatif sehingga pemulia tidak hanya berasal dari perguruan tinggi dan lembaga pemerintahan saja tapi mendorong petani, individu, hobiis dan pemerhati,” ujarnya dalam seminar bertajuk ‘Peningkatan Kompetensi Co Breeder dalam Rangka Pelepasan Varietas’ yang digelar oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian RI, belum lama ini.

Prof Sobir menjelaskan, pemuliaan partisipatif diarahkan menjadi pemuliaan formal. Varietas lokal dikembangkan menjadi varietas baru sehingga dapat memberikan manfaat bagi pemulianya untuk diproduksi sebagai benih.

“Dengan pemuliaan partisipatif ini, varietas lokal dapat dilepas dan didaftarkan langsung untuk produksi benih sehingga dapat memberikan manfaat langsung kepada petani yang menuntut keunggulan benih yang khusus,” lanjutnya.

Pendekatan ini dinilai dapat mewujudkan penyediaan varietas baru yang lebih berkelanjutan. Pemulia formal berpartisipasi bersama petani pemulia dalam aspek edukatif, konsultatif, kolaboratif dan kolegial.

Pada kesempatan sama, Prof Luki Abdullah, dosen IPB University dari Fakultas Peternakan turut menjelaskan teknik pemuliaan tanaman pakan ternak (TPT). Pemuliaan tanaman pakan menurutnya sangat penting karena berhubungan erat dengan penyediaan tanaman pakan sebagai sumber hijauan. 

“Varietas yang diunggulkan tidak hanya berorientasi pada produksi biomassa dan adaptasi terhadap cekaman, tetapi juga orientasi terhadap kualitas atau nutrisi dan keamanannya,” tutur Prof Luki.

Ia membagikan beberapa teknik pemuliaan TPT yang berfokus pada parameter anatomi, pertumbuhan dan kualitas nutrisinya. Keberhasilan pemuliaan TPT dapat dinilai berdasarkan hasil pengujian dengan parameter tersebut.

Namun, kata dia, keberhasilan tersebut ditentukan oleh teknik sampling dan penanganannya. “Kesalahan umum yang terjadi dalam analisa kualitas hijauan adalah dalam penentuan bahan kering hijauan dan penanganan sampel hijauan segar,” imbuhnya.

Menurut Prof Luki, pelepasan varietas tanaman pakan juga perlu diarahkan sebagai pakan fungsional untuk menjaga produktivitas dan kesehatan ternak. Peran strategis TPT untuk ketahanan pangan sangat mendesak, sehingga perlu teknik pemuliaan dan pengujian varietas yang tepat (ipb.ac.id)

Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan mempererat tali silaturahmi, Fakultas Peternakan (Fapet) IPB menyelenggarakan kegiatan Cucurak di lingkungan Fapet IPB pada Senin (20/3) di Ruang Sidang Fapet IPB. Kegiatan dengan tema “Tingkatkan Iman dan Taqwa untuk Meraih Keberkahan Ramadhan” ini juga menghadirkan Ustadz Dr. (Cand.) H. Waladan Mardijja, A.Md., SE.Sy., MM sebagai Penceramah.

Dekan Fapet Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr menyampaikan bahwa acara cucurak ini lebih ke silaturahmi rasa bahagia menyambut Ramadhan walaupun dikemas dengan tradisi Jawa Barat, tapi ini lebih ke esensinya kepada silaturahmi dan saling memaafkan menjelang bulan Ramadhan.

“Kami dari Pimpinan Fakultas Peternakan dan juga atas nama pribadi dan keluarga memohon maaf atas kehilafan kami selama satu tahun ini, terutama dalam berinteraksi”ungkapnya diiringi dengan ucapan terima kasih atas kinerja para tendik selama ini. Dr. Idat juga berharap masa bulan Ramadhan tidak mengurangi intensitas atau pelayanan pada stakeholder baik Mahasiswa, Dosen, maupun Pegawai itu sendiri.

 “Pimpinan Fapet punya perhatian terhadap bulan Ramadhan yang penuh berkah ini” ungkap Ustadz Waladan dengan penuh apresiasi . Selanjutnya pada inti acara, hadirin yang terdiri dari puluhan tenaga kependidikan di lingkungan Fapet IPB ini mendengarkan tausiyah seputar bulan Ramadhan.  Pada tausiyah tersebut Ustadz Waladan juga mengutip hadits dari  Salman al-Farisi ra. berkata bahwa Baginda Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami di akhir bulan Sya`ban "Wahai sekalian manusia, telah datang kepadamu satu bulan yang agung yang penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Inilah bulan yang memerintahkan berpuasa pada siang harinya sebagai amalan wajib dan sholat tarawih sebagai amalan sunnah, dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan sunnah, maka pahalanya sama dengan melakukan satu amalan fardu pada bulan yang lain dan barang siapa mendekatkan diri kepada Allah dengan satu kebaikan, maka sama nilainya dengan melakukan 70 amalan fardu pada bulan yang lain.

Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ini adalah bulan simpati kepada sesama. Barangsiapa bersedekah di bulan Ramadhan kepada orang yang berpuasa, maka Allah ampuni dosa-dosanya, Allah akan membebaskan dia dari neraka dan Allah akan memberikan pahala kepada orang yang berpuasa tadi dengan tanpa sedikitpun mengurangi jatah pahala yang diberikan kepadanya. (Femmy)

Divisi Industri Pakan Biro Ilmu dan Keprofesian Himpunan Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (Himasiter), Departemen Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP), Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University melaksanakan program kerja visit industri pakan ke PT Prima Agrostis Nusantara (PAN), Jonggol, Kabupaten Bogor (4/3).

Ketua pelaksana kunjungan industri pakan, Kurniawan mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan kegiatan survei langsung ke industri pakan. Tujuannya untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai manajemen feedmill melalui diskusi dan wawancara langsung di lapangan dengan para pekerja di PT PAN.

“PT PAN adalah salah satu industri yang bergerak dibidang pakan ternak. Industri pakan ternak yang baru berdiri kurang dari sepuluh tahun ini sudah difasilitasi dengan teknologi yang mutakhir. Dengan begitu, kami dapat menjadikannya sebagai tempat praktikum dan penelitian mahasiswa, dalam bidang budidaya hingga produksi hijauan pakan secara mekanik dan industri,” ujar Kurniawan.

Manager PT PAN, Jihan Aqilla mengatakan, produk dari perusahannya memiliki merek dagang ‘Sorinfer’ yang merupakan pakan komplit fermentasi siap saji. Dengan Sorinfer, memberi pakan menjadi mudah.

“Sorinfer bisa menjadi jawaban permasalahan pakan saat ini. Pasalnya, tidak semua peternak memiliki lahan yang cukup. Tidak semua juga mampu memformulasikan pakan yang berkualitas. Sorinfer adalah jawabannya,” ujarnya.

Dalam kunjungan ini, para peserta dikenalkan dengan alat-alat yang dioperasikan dalam memproduksi Sorinfer. Selain dikenalkan dengan alat-alatnya, peserta didorong untuk mencoba mengoperasikan beberapa alat tersebut. Hal ini akan menambah pengalaman mahasiswa, terutama dalam produksi pakan berskala industri. 

Pada kesempatan yang sama, peserta diajak mengeksplorasi padang penggembalaan, kebun sorgum dan kebun indigofera menggunakan traktor dengan tujuan mengenalkan kondisi lapang pada industri pakan ternak, khususnya di bagian hijauan pakan

Divisi Ruminansia Biro Ilmu Keprofesian (Ilpro) Himpunan Mahasiswa Nutrisi & Makanan Ternak (Himasiter) Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) IPB University laksanakan program kerja kunjungan peternakan ruminansia ke Suteru Farm Tegal Waru, Ciampea, Bogor (11/3). 

Zidan selaku staf divisi ruminansia yang juga koordinator lapang mengatakan, kunjungan ruminansia merupakan kegiatan survei langsung pada peternakan ruminansia. Hal ini guna menambah pengetahuan tentang peternakan melalui diskusi dan wawancara. 

“Tujuan program ini untuk mengedukasi dan menambah ilmu pengetahuan, wawasan tentang dunia peternakan khususnya ruminansia, menginformasikan serta memaparkan kepada masyarakat luas yang berkaitan dengan peternakan ruminansia,” ujarnya.

Suteru Farm bergerak di peternakan sapi perah jenis Fries Holland (FH). Berdiri sejak tahun 2013, kini Suteru Farm memiliki aset biologis sebanyak 11 ekor sapi perah, 4 sapi muda atau pedet dengan lahan peternakan seluas 11.000 m2. 

Pemilik Suteru Farm, Hasrul berlatar belakang sebagai dosen ekonomi dan bisnis di Universitas Pakuan (Unpak). Lokasi peternakan ini berada di sekitar perumahaan masyarakat desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor yang rata-rata tata letak tempat tinggal masih berjauhan satu dengan lainnya, sehingga masih memiliki lahan kosong untuk ditanami tumbuhan produktif.

“Sebelum pandemi tahun 2020, kami memiliki 68 sapi perah, tetapi setelah adanya pandemi hanya tersisa 16-17 ekor saja. Selain adanya peternakan sapi perah, di sini juga terdapat produksi tahu. Hasil dari limbah atau ampas tahu tersebut kami jadikan pakan untuk sapi perah,” ungkap Hasrul. 

Ia mengurai, bersama keluarga ia secara rutin melakukan pemberian pakan, pembersihan kandang dan pemerahan susu. Aktivitas pemerahan sapi dilakukan dua kali sehari, yakni setiap pukul 05.00 pagi dan pukul 16.00 sore. 

“Produksi susu yang dihasilkan setiap harinya bisa mencapai 10 liter per ekornya. Pakan yang diberikan berupa rumput lapang. Hasil dari produksi susu langsung dikirim untuk menjadi olahan susu seperti yoghurt,” ujarnya.

Menurut Balqis, salah satu peserta kunjungan ruminansia mengatakan, “Kunjungan ruminansia kali ini seru sekali, karena bisa sambil healing sebelum ujian tengah semester (UTS). Banyak hal baru yang didapatkan di lapangan, salah satunya cara memerah sapi secara manual.”  

“Kunjungannya seru. Ini pertama kali kami mencoba memerah sapi secara langsung,” ujar Denisa yang juga peserta kunjungan ruminansia kali ini.

Dodi selaku Ketua Himasiter juga berharap melalui kegiatan ini dapat menambah wawasan dan minat mahasiswa peternakan IPB University dalam mengembangkan usaha peternakan untuk dapat memenuhi kebutuhan protein hewani di indonesia.

“Harapannya kunjungan ruminansia ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa, terutama terkait tata cara pemeliharaan sapi perah dan cara pengolahan susu sapi, mulai dari sistem pemerahan sampai pemasaran produknya,” pungksa Dodi (ipb.ac.id)