News

Sidang Umum Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (HANTER) IPB dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2023 dari pukul 19.00-22.00 WIB, di IPB International Convention Center (IICC) Botani Square. Sidang umum tersebut merupakan ajang dalam pemilihan Ketua Umum HANTER IPB. Pada Sidang Umum tersebut, dilaksanakan secara Musyarawah Mufakat, sehingga terpilih Ketua Umum 2023-2028 yaitu Kang Aif Arifin Sidhik, S.Pt., M.Sc  dengan Sekjen tetap dari periode sebelumnya yaitu Kang Dr. Iyep Komala, SPt, MSi dan Bendahara Umum Mba Wisnu Brata Ratning S, S.Pt, RIFA®.

Ketua Umum HANTER IPB sebelumnya yaitu periode 2018-2023 sekaligus Wakil Gubernur Sumatera Barat yaitu Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt.,MSc, MM, IPM, ASEAN.Eng, menyampaikan pada kepengurusannya telah meletakkan pondasi kekeluargaan yang kuat pada HANTER untuk tetap guyub dan rukun. Sehingga HANTER merupakan organisasi yang sangat kompak dalam berbagai bidang, semua elemen saling dukung dan support sehingga segala kegiatan tidak tidak pernah mengalami minus, bahkan surplus dari segi pendanaan. HANTER IPB pada periode kepengurusannya telah melakukan pelantikan DPD pada 12 Provinsi sampai yang terkahir yaitu DPD HANTER Papua. Kegiatan pelantikan pada provinsi lain sempat tertunda karena adanya Covid-19.  “Kepada pengurus baru, kegiatan yang sudah dilaksanakan silahkan dilanjutkan dan bisa dilakukan kegiatan-kegiatan lain yang lebih baik lagi, sehingga nama HANTER bisa berkarya dikancah Nasional maupun Internastional”pesannya.

Ketua Umum Terpilih Terpilih yaitu Aif Arifin Sidhik Alumni Fakultas Peternakan IPB Angkatan 40, yang merupakan CEO dari AS Putra Group, yang bergerak pada bidang Peternakan, Pertanian, Perikanan, Perhotelan dan lainnya.

Menurut Aif, kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pengurus sebelumnya sudah sangat bagus dan akan dilanjutkan untuk periode berikutnya.  “Pencapaian Ketua Umum HANTER 2018-2023 yaitu Pak Audy dan Sekjen Kang Iyep telah mendapatkan pencapaian yang sangat luar biasa, sudah membawa HANTER ke level yang baru” ujarnya. “Insya Allah saya akan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, dan mohon doa dan support dari seluruh anggota hanter pada kepengurusan yang baru dengan tetap mengusung nilai-nilai kekeluargaan dalam HANTER”.

Sekretaris Jenedral (SEKJEN) HANTER terpilih merupakan Sejken HANTER sebelumnya yang terpilih kembali yaitu Dr. Iyep Komala, S.Pt, MSi, yang merupakan Alumni Fakultas Peternakan IPB Angkatan 36 sekaligus dosen di Fakultas Peternakan IPB.

Menurut Iyep, kepengurusan 2023-2028 akan melaksanakan beberapa kegiatan yang sempat tertunda karena Covid-19. “Kegiatan yang tertunda diantaranya pelantikan pengurus DPD pada beberapa provinsi yang sempat tertunda, penggalangan dana sosial dan beasiswa untuk dijadikan dana abadi HANTER, kegiatan pengabdian kepada masyarakat,  bisnis HANTER, menggiatkan kembali media sosial HANTER dan bakti HANTER ke kampus IPB dan negara.

Bendahara Umum terpilih yaitu Wisnu Brata Ratning S, S.Pt, RIFA®. Yang merupakan alumni Fakultas Peternakan IPB Angkatan 32, sekaligus sebagai pengusaha ayam petelur dan ayam broiler.

Naning menyampaikan ucapan terimakasih atas kepercayaanya dari Ketua HANTER terpilih untuk menjadi bendahara HANTER. Melalui pemilihan yang guyub, kami yakin bahwa HANTER IPB akan makin memberi manfaat untuk alumni, mahasiswa dan almamater tercinta. “Adanya amanah program dana sosial dan beasiswa, tentunya akan dikelola dan dilaporkan secara berkala dan terbuka. Mari sama-sama kita saling mengawasi dan menambah pundi-pundi dana sosial dan beasiswa, sehingga semakin banyak penerima manfaat”harapnya. (Iyep Komala).

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University sepakat menjalin kerjasama dengan Department of Food and Animal Biotechnology, College of Agriculture & Life Sciences, Seoul National University (SNU), Korea Selatan secara daring (20/2).

Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana menjelaskan kerjasama yang terjalin antara lain meliputi penguatan di bidang penelitian dan pendidikan. Pihak SNU yang hadir pada kegiatan tersebut antara lain Professor Myunggi Baik, Ph.D., Prof. Cheol-Heui YUN, dan Cheorun Jo, Ph.D.

Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)menjadi salah satu poin penting dalam kerjasama ini. Kegiatan ini memfasilitasi mahasiswa untuk mempelajari ilmu secara langsung dan mendapatkan keahlian yang bernilai bagi karir masa depan mereka.

Bidang kerjasama lain juga meliputi pertukaran antar Mahasiswa, pertukaran Dosen, kolaborasi dalam perkuliahan, pelatihan dan magang. Kerjasama bidang penelitian juga akan dikembangkan melalui riset bersama antara staf Fapet IPB dengan SNU. Selain itu diharapkan juga adanya pengembangan dan promosi dari kerjasama akademik tersebut.

Kegiatan yang berlangsung secara daring ini juga dihadiri oleh para Wakil Dekan Fapet IPB yaitu Prof. Irma Isnafia Arief dan Dr. Sri Suharti. Hadir pula beberapa Guru Besar Fapet IPB antara lain Prof. Komang Gede Wiryawan, Prof. Luki Abdullah dan Prof. Dewi Apri Astuti. Tidak ketinggalan Dr. Ir. Dewi Ayu Warmadewi, S.Pt.,M.Si. IPM.,ASEAN.Eng dan Dr. Eny Puspani, S.Pt, M.Si dari Universitas Udayana Denpasar turut menghadiri penandatangan MoA tersebut untuk inisiasi kerjasama Fapet Unud Bali dengan SNU Korea Selatan. (Femmy)

Fakultas Peternakan (Fapet) dan Himpunan Alumni Peternakan (Hanter) IPB menggelar seminar nasional bertajuk Peternakan di Tengah Isu Resesi. Acara ini diselenggarakan di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (18/2) dan merupakan salah satu rangkaian acara Hari Pulang Kandang (HPK) 2023. Dalam seminar ini ada 3 narasumber yang hadir untuk membahas bagaimana sebenarnya kondisi peternakan pada saat ini dilihat dari sisi akademisi, praktisi maupun pemerintah.

Dekan Fapet IPB University Dr Ir Idat Galih Permana, MSc. Agr dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal terkait bagaimana melihat propek industri peternakan. “Kita dibayang-bayangi dengan permasalahan isu perang Ukraina - Rusia yang kemungkinan berdampak terhadap berbagai permasalahan di setiap kawasan termasuk di Asia Tenggara dan juga Indonesia”ungkapnya. Dr Idat juga menambahkan bahwa kita juga baru terlepas dari pandemi covid 19 dan di Indonesia trendnya sudah hampir melandai. Namun bayang-bayang resesi perlu kita antisipasi.

Ia melanjutkan pada perkembangan saat ini, bahkan pada masa pandemi sekalipun ternyata pada sektor pertanian termasuk peternakan juga masih memberikan pertumbuhan yang positif. Dimana sektor-sektor lain mengalami penurunan, bidang pertanian, peternakan tetap positif. Karena dalam kondisi apapun sebagai pemasok pangan, demikian juga untuk peternakan sebagai pensuplai pangan berprotein yang dibutuhkan oleh masyarakat.”Kita harus waspada terhadap perkembangan resesi, di sisi lain kita juga tetap harus optimis” pungkasnya

Selanjutnya Dr Ir Audy Joinaldy SPt, MSc, MM, IPM, ASEAN. Eng, Ketua Umum HANTER IPB yang juga merupakan Wakil Gubernur Sumatra Barat juga turut memberikan sambutan di hadapan peserta seminar yang sebagian besar adalah alumni Fapet IPB danbeberapa mahasiswa aktif. “Salah satu fakta yang cukup menarik 2023 untuk Indonesia atau ternyata Indonesia atau 2 dari 23 negara G20 yang masih mengekspektasi pertumbuhan positif di 2023 masih ada harapan termasuk di sektor peternakan”  ujarnya optimis.

Masuk ke acara inti, Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc. sebagai narasumber memaparkan dari sisi akademisi mengenai Pengembangan Ayam Lokal Pedaging Unggul IPB-D1 berbasis Peternakan Rakyat Membangun Industri Peternakan Berkelanjutan. Prof. Cece mengungkapkan fakta bahwa konsumsi daging nasional masih didominasi ayam broiler. “Atas dasar itu, kami ingin mengembangkan ayam IPB D1 dari tahun 2010 dan sudah melaksanakan hilirisasi bersama mitra dari peternakan rakyat maupun industri peternakan”. Keunggulan ayam D1 sendiri antara lain ketahanan terhadap ND dan salmonella, proporsi daging dada sangat baik antara 20% sampai dengan 23%. Keunggulan lain adalah rataan kandungan mineral daging sangat tinggi.

Aif Arifin Sidhik, S.Pt, M.Sc, selaku praktisi di bidang peternakan hadir sebagai narasumber yang menjelaskan perihal resesi dan kondisi perunggasan di Indonesia. Selama tahun 2022, ada beberapa kendala pada industri peternakan yaitu Covid-19, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran, duopoli yang terjadi, harga bahan baku sampai sarana produksi ternak yang masih tradisional.

Berdasarkan kendala tersebut, Aif menyampaikan beberapa solusi seperti efisiensi biaya produksi, peningkatan kualitas dan keamanan produk unggas agar tetap menarik minat dan optimalisasi teknologi tepat guna “Yang tidak kalah penting, harus juga memperkuat manajemen keuangan dan bergabung dengan koperasi atau asosiasi peternak”

Dari sisi pemerintahan, hadir Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Administrasi Jakarta Barat Novy Christine Palit, S.Pt, M.Si. Alumni Fapet ini memaparkan alur, mekanisme dan data-data terkait khususnya ketersediaan ternak di wilayah Jakarta. (Femmy)

Puncak acara Hari Pulang Kandang (HPK) 2023 yang diselenggarakan oleh Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (HANTER) IPB berlangsung meriah pada (19/2). Acara yang  digelar di IPB International Convention Center (IICC), Bogor ini dihadiri lebih dari 1000 alumni Fapet lintas  generasi.

Wisnu Brata Ratning Sayekti, ketua pelaksana HPK 2023 menyampaikan laporan terkait kegiatan tersebut dari awal pelaksanaan hingga di puncak acara. Menurut perempuan yang akrab disapa Naning ini, acara reuni akbar HPK  merupakan momen kembalinya seluruh HANTER IPB University dimanapun berada kepada almamater tercinta untuk menjalin silaturahmi.

Rektor IPB Prof. Arif Satria , mengatakan “Acara HPK ini memberikan banyak inspirasi, bukan hanya sebagai ajang silaturahmi tapi juga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat” ujarnya. Turut hadir pula Wakil Gubernur Sumatera Barat Dr Ir Audy Joinaldy SPt, MSc, MM, IPM, ASEAN. Eng dan Walikota Bogor Dr. Bima Arya yang sangat mengapresiasi acara tersebut.

Selain reuni, acara juga diisi dengan beberapa penampilan seni dan dan suara. Salah satu yang menarik perhatian adalah fashion show yang menampilkan karya desainer batik Dr. Maria Ulfah, S.Pt, M.Sc.Agr yang juga Dosen di Fapet IPB.

Acara dilanjutkan dengan prosesi serah terima jabatan Ketua Umum HANTER yang sebelumnya dipegang oleh Dr Ir Audy Joinaldy SPt, MSc, MM, IPM, ASEAN. Eng yang menyerahkan kepada Aif Arifin Sidhik, S.Pt, M.Sc yang sebelumnya merupakan Bendahara Umum HANTER.

Salah satu alumni Fapet, Giant Praceka dari angkatan 40 mengaku sangat terkesan dengan HPK tahun ini “Sebelumnya saya pernah mengikuti dan acaranya di kampus. Kalau disini lebih meriah dan ada beberapa program  yang diluncurkan oleh HANTER yang sungguh bermanfaat salah satunya beasiswa Goceng” ujarnya yang berharapan agar Fapet dan HANTER terus Jaya dan untuk program-program yang sudah bagus agar dilanjutkan dan ditambah. (Femmy)

Wabah flu burung dikabarkan tengah merebak kembali pasca COVID-19.  WHO (Badan Kesehatan Dunia) saat ini memperkirakan sekitar 500 juta ayam dan unggas mengalami kematian akibat virus H5N1.  Tentu saja hal ini mengundang kekhawatiran masyarakat dunia. Karena flu burung bukan hanya menginfeksi unggas saja, namun mamalia lain seperti  beruang, singa, dan binatang lainnya.

Prof Ronny Rachman Noor, Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menjelaskan, virus ini memang dikenal sangat ganas dan infeksius.  Kebangkitan wabah flu burung ini sudah muncul sejak tahun 2021 lalu. Flu burung kembali merebak di Eropa, Amerika dan Australia kemudian ke selatan memasuki wilayah Amerika Selatan.

“Sampai saat ini vaksinasi memang masih menjadi pilihan, namun banyak negara tidak melakukannya karena adanya kekhawatiran terjadi penyebaran yang lebih luas lagi akibat unggas  tanpa gejala akan ikut menyebarkan virus ini pada unggas  yang belum divaksin,”ujarnya.

Keputusan besar dengan memusnahkan unggas yang terinfeksi di wilayah terdampak dinilai kurang tepat. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat pemusnahan massal tidak sedikit. 
“Dari sisi risiko penyebaran flu burung ini ke seluruh dunia yang semakin buruk ini vaksinasi memang diperlukan untuk mengendalikan wabah ini,”lanjutnya.

Hasil evolusi dan mutasi yang dialami oleh virus pathogen dinilai menjadi biang dari merebaknya wabah flu burung. Kemunculan strain H5 dan H7 pada flu burung menyebabkan efek mematikannya sangat ganas. “Strain ini menyebar pada burung liar dan akhirnya kembali menyebar pada ungags, “ ungkapnya.

Berdasarkan pola  penyebaran virus flu burung emapt tahun terakhir, wabah ini kembali akan menghantui dunia. “Penemuan strain baru virus flu burung yaitu varian 2.3.4.4b yang dikenal ganas diduga akan menjadi faktor penyebarnya,” katanya.

Strain baru virus flu burung ini dapat juga menyerang  berbagai spesies termasuk mamalia. Kabar terbarunya, strain ini  menyebabkan kematian 52 ribu menyerang cempelai di Spanyol. Virus flu burung ini juga menyerang kalkun, pelican dan burung liar lainnya.
Menurut catatan, varian baru ini bahkan telah menyerang 236 spesies burung liar, termasuk di antaranya elang, burung nasar, pelican dan penguin. Penyebaran virus flu burung pada cempelai ini memang  menimbulkan kekhawatiran tersendiri karena dapat  menjadi jembatan penyebaran virus ini ke mamalia termasuk manusia. 
“Jika hal ini terjadi maka penyebaran virus ini antar mamalia tinggal menunggu waktu saja karena virus ini memiliki kemampuan mutasi yang luar biasa,” tegasnya.  Ia mengatakan, dunia harus mulai waspada akan merebaknya virus ini. Sejak Januari 2021, telah terjadi 186 kasus wabah H5N1 pada mamalia. Virus ini menyerang 17 spesies termasuk rubah, berang-berang dan anjing laut, beruang, singa gunung, dan sigung.

Ganasnya, virus ini tidak hanya menyerang sistem pernafasan namun juga sistem syaraf pusat dan otak mamalia. Kekhawatiran terhadap mutasi virus ini dan penularan antar mamalia sangat beralasan. Walaupun saat ini tingkat kematian pada manusia masih rendah.

“Indonesia perlu bersiap jika akhirnya virus flu burung ini masuk kembali ke Indonesia karena jika sudah masuk maka dipastikan akan menimbulkan kerugian yang sangat besar pada industri  perunggasan nasional dan perekonomian nasional,” jelasnya (ipb.ac.id)