News

Ketahanan pangan yang digadang-gadang oleh pemerintah Indonesia saat ini ternyata memperlihatkan bahwa masih cukup banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi dan diperhatikan di sector tersebut, khususnya dalam usaha regenerasi petani muda yang kelak akan menjadi penerus dalam pengolahan lahan pertanian dengan berbagai inovasi dan teknologi. Namun nyatanya, Badan Pusat Statistik menerbitkan laporan bertajuk Sensus Pertanian 2013 yang menunjukkan adanya penurunan jumlah petani muda di Indonesia pada rentang umur produktif yaitu sebanyak 3.129.644 untuk rentang usia 25-35 tahun dan 229.943 orang untuk rentang usia 15-24 tahun dari total 26.135.469 petani yang terdata di tahun 2013.

Regenerasi petani di Indonesia diperlukan sebagai langkah modernisasi pertanian demi memenuhi kebutuhan pangan yang semakin hari semakin bergerak cepat. Generasi petani muda juga diharapkan dapat bekerja sama dengan petani yang berada di lapangan. Dalam hal ini, JAPFA Foundation meluncurkan program “Bertani untuk Negeri” yang pelaksanaannya telah dimulai pada pertengahan Agustus 2020 dengan jumlah pendaftar sebanyak 466 anak muda dari berbagai universitas negeri dan swasta di Indonesia. Setelah melewati serangkaian seleksi wawancara yang dilaksanakan secara online pada 21 – 28 Agustus 2020, terpilihlah 16 penerima program.

Pada acara pembukaan program tersebut dihadiri pula oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat sebagai utusan Gubernur Jawa Barat, Bapak Jafar Ismail yang turut menyampaikan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat khususnya dari Bapak Ridwan Kamil selaku Gubernur Provinsi Jawa Barat terhadap program ini, menyampaikan pesan ’kita sebagai masyarakat pertanian seharusnya tinggal di desa, penghasilan kota dan berpengetahuan dunia’. 

JAPFA Foundation merupakan yayasan korporasi yang berdiri pada bulan Maret 2015 dengan visi utama untuk memaksimalkan potensi kaum muda melalui pendidikan agrikultur

Demo pengolahan hasil ternak di Desa Sudajaya Girang diselenggarakan di Poktan Alamanda, Kampung Flori, Selabintana, Sukabumi  pada hari Selasa, 11 Agustus 2020. Acara yang dihadiri oleh perwakilan Ibu-Ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), KWT (Kelompok Wanita Tani), dan Posyandu ini berjalan dengan sangat lancar sesuai dengan protokol Covid-19 . Meskipun peserta dibatasi maksimal 20 orang, tetapi peserta sangat antusias karena demo mengenai pengolahan hasil ternak ini merupakan acara pertama yang diselenggarakan di desa ini.

Demo yang dilakukan berupa pengolahan susu menjadi susu pasteurisasi dengan berbagai varian rasa, pembuatan lotion dan masker wajah, dan pembuatan bantal dari bulu domba. Selain cara pengolahan, demo juga membahas mengenai cara penyimpanan, packaging, dan cara pemasaran produk. Menariknya,  peserta secara sukarela mengajukan diri untuk menjadi volunteer untuk membantu pelaksanaan demo tanpa harus ditunjuk. Peserta yang lain ikut memerhatikan dengan seksama dan mencatat semua prosedur yang dilakukan. Acara berjalan dengan sangat kondusif meskipun cuaca saat itu sedang turun hujan.

Selain demo, tim KKNT IPB 2020 membagikan susu pasteurisasi hasil olahan gratis kepada seluruh peserta, sehingga peserta dapat langsung mencicipinya. Selain itu, dibagikan juga flyer sanitasi, handsanitizer, dan masker kepada seluruh peserta. Acara ini disponsori oleh Fresh Millack yang pemiliknya sendiri merupakan salah satu anggota KKNT IPB, yaitu saudara Radja Panutan. Acara ini berlangsung sekitar 3 jam lamanya.

“Terima kasih kepada mahasiswa KKNT IPB 2020 telah menyelenggarakan acara ini, semoga ilmunya bisa bermanfaat bagi kita, apalagi untuk tim PKK, KWT, bisa jadi peluang bisnis untuk memajukan desa kita, semoga tahun depan acaranya bisa diadakan lagi oleh tim KKN selanjutnya” tutur Ibu Erni selaku tim penggerak Ibu-ibu PKK Desa Sudajaya Girang.  Acara diakhiri dengan foto bersama dan hiburan.