News

Sepuluh mahasiswa IPB University peserta Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) 2020 melatih ibu-ibu anggota PKH Desa Cikarawang Kabupaten Bogor membuat Yoghurt, (27/7). Yoghurt merupakan produk hasil fermentasi dari susu sapi murni dengan menggunakan kultur bakteri asam laktat atau yoghurt starter. 

Salah satu khasiat dari yoghurt adalah untuk memperkuat sistem imun. Di masa pandemi ini, sistem imun tubuh penting untuk terus terjaga. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir dampak dari virus COVID-19. 

“Pelatihan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, baik dari cara membuat, pengemasan, maupun sebagai pengetahuan mengenai manfaat yoghurt. Salah satunya adalah dalam meningkatkan imunitas terlebih di masa pandemi ini. Selain itu, pelatihan produk hasil fermentasi susu ini diharapkan mampu menjadi salah satu upaya pengembangan ekonomi masyarakat dengan bahan yang mudah didapat,” ujar Kevin Erlangga sebagai Ketua Kelompok KKN-T Desa Cikarawang. 

Pelatihan ini dilakukan pada masa pandemi, sehingga tetap memperhatikan protokol kesehatan. “Tetap utamakan kesehatan, mematuhi protokol yang berlaku, jumlah peserta yang hadir juga diberi jarak, serta diusahakan tetap memperhatikan durasi waktu pelatihan walaupun berada di zona hijau,” ujar Dr Sri Darwati sebagai Dosen Pembimbing Lapang (DPL) tim KKN-T IPB University Desa Cikarawang (ipb.ac.id)

Hingga saat ini vaksin COVID-19 belum ditemukan. Kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat harus mengalami perubahan selama masa pandemi. Penyebaran virus ini sangat cepat bahkan berdasarkan hasil penelitian, virus ini mampu bertahan pada permukaan benda selama waktu tertentu. Hal ini membuat banyak perusahaan meningkatkan standar sistem manajemen mutunya.

“Hingga kini vaksin belum ditemukan sehingga kita harus hidup berdampingan dengan virus. Perusahaan pangan khususnya peternakan kami merespon dengan membuat penyesuaian baru. Ada risiko virus ini mampu menular melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi,” ungkap Alamsyah, Deputi General Manager (DGM) Production, PT Charoen Pokphand Indonesia.

Alamsyah menyampaiakan hal ini saat menjadi pemateri dalam kegiatan pelatihan online Sistem Manajemen Ternak Unggas, (23/7). Pelatihan daring ini diadakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) bekerja sama dengan Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University. Kegiatan yang digelar melalui aplikasi zoom ini mengambil tema “Manajemen dan Sistem Penjaminan Mutu Rumah Potong Hewan Unggas”.

Alamsyah mengungkapkan selama masa pandemi, ada protokol khusus penangan COVID-19 di perusahaan. Salah satunya adalah membuat tim gugus tugas covid di setiap level karyawan. Selain itu ada penyesuaian lainnya seperti pengukuran jarak antar karyawan harus lebih dari satu meter. Lalu dipersiapkan dokter dan ambulan yang siap siaga di perusahaan.

“Penyemprotan disinfektan dilakukan setiap 30 menit sekali dan seluruh karyawan diwajibkan memakai masker yang berbeda di area produksi dan luar produksi. Bahkan karyawan yang ketahuan tidak memakai masker di luar area kerja akan mendapatkan teguran hingga sanksi. Sistem manajemen yang ketat ini untuk mencegah penularan virus,” ungkap Alamsyah.

Pelatihan daring ini mengajak peserta untuk mengetahui perubahan sistem manajemen perusahan Rumah Potong Hewan (RPH) Unggas selama masa pandemi. Peserta juga diajak untuk mempelajari persyaratan, standar mutu, hingga praktik pengelolaan ayam hingga siap dijual kepada konsumen. Bahkan peserta juga diajarkan strategi mengelola pemotongan ayam untuk skala ekspor.

“Era new normal membuat banyak sekali perbedaan. Perusahaan pangan harus tegas dalam penanganan COVID-19. Hal ini untuk menjaga kesehatan dan mencegah penularan virus,” tutup Alamsyah (ipb.ac.id)