Seminar Hari Susu Nusantara dan Kuliah Umum Bersama Dirjend Peternakan dan Kesehatan Hewan

Bertempat di Auditorium JHH Fakultas Peternakan IPB, Rabu 6 Juni 2011, dalam rangka memperingati Hari Susu Nusantara (HSN), Fakultas Peternakan IPB mengadakan Seminar tentang pentingnya mengkonsumsi susu dan kuliah umum bersama Direktur Jenderal Peternakan dan kesehatan hewan, Ir. Syukur Iwantoro, MS.MBA. Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementrian Pertanian, dosen-dosen Fapet IPB, mahasiswa, ibu PKK lingkar kampus, penggerak posyandu, dan guru sekolah dasar. Kegiatan yang bertemakan Minum Susu Segar, Badan Bugar, Otak Pintar ini diikuti lebih dari 450 peserta.

Dalam sambutannya Hera Tri Utomo selaku ketua panitia menyampaikan kegiatan dalam rangka memperingati HSN ini diharapkan bisa mencapai generasi gemilang dengan gemar mengonsumsi susu segar. Dekan Fakultas Peternakan IPB, Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc,Agr menyampaikan sambutannya, bahwa Fapet IPB sudah sejak lama berkomitmen untuk mensosialisasikan dan mengembangkan persusuan Indonesia. Ada sumber pangan penting yang Tuhan karuniakan, sama pentingnya seperti BBM yaitu susu, ungkapnya.
Perwakilan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP), Ir. Nazaruddin, MM memberikan sambutan, dengan adanya peringatan HSN diharapkan dapat meningkatkan budaya minum susu oleh masyarakat sehingga akan meningkatkan produksi dan konsumsi masyarakat yang menyebabkan pengembangan agroindustri pedesaan menjadi meningkat dan peternak menjadi diuntungkan. Konsumsi susu nasional masih 11.9 liter perkapita/tahun kalah dibawah Malaysia dan Vietnam yang masing-masing 27 dan 12.3 liter perkapita/tahun. Masyarakat kita, lebih suka mengkonsumsi susu bubuk dibandingkan susu segar. Indonesia masih mengimpor sekitar 74% bahan olahan susu dan hanya 26% baru bisa dipenuhi susu dalam negeri, ungkap Nazarudin.

Sebagai pembicara pertama dalam seminar tersebut Dr.Ir. Rarah A. Maheswari, DEA menyampaikan susu merupakan makanan yang memiliki nutrisi lengkap yang sangat dibutuhan oleh tubuh. Didialamnya ada komponen-komponen bioaktif yang sangat baik untuk kesehatan, seperti Immunoglobulin, peptida, oligosakarida, calsium dan nutrisi penting lainnya. Ada banyak sekali jenis olahan susu segar, diantaranya yang sering ditemukan masyarakat adalah susu pasterisasi, susu fermentasi dan yogurt. Pembicara kedua Ibu Dr.dr. Sri Budiarti, kepala Poliklinik IPB menyampaikan topik susu dan kesehatan manusia. Susu sudah terbukti dapat meningatkan dan membuat tubuh menjadi sehat. Sebelum memulai kuliah umum, seluruh peserta melakukan minum susu bersama dengan dipimpin oleh Dekan Fakultas Peternakan bersama-sama Dirjend Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Peternakan memberikan kuliah umum kepada mahasiswa peternakan dengan topik Kebijakan Peternakan Nasional Dalam Upaya Kemandirian Pangan Asal Ternak. Kemandirian Pangan asal ternak berarti mampu dalam penyediaan sumber protein hewani dari produksi bangsa kita sendiri, ucapnya dengan penuh harapan terhadap kemandirian pangan segera terwujud. Tugas yang diberikan Presiden kepada Kementrian Pertanian terutama kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan ada tiga tugas utama, yaitu mempertahankan swasembada daging unggas dan telur, mencapai swasembada daging sapi dan kerbau 2014 , dan menekan kontribusi impor susu.

Tiga program jangka panjang Ditjennak dan keswan untuk melaksanakan amanat tersebut, yaitu Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) 2014, Restrukturisasi Perunggasan dan Revitalisasi Persusuan.  Pak Syukur menuturkan dengan prihatin, bahwa konsumsi daging Nasional baru mencapai 1.98kg perkapita/tahun. Namun hal tersebut tidak merata disemua daerah, seperti Jakarta sampai mencapai 9.2kg perkapita/tahun. Hasil Program Sensus Pendataan Sapi dan Kerbau (PSPSK) 2011 menyatakan bahwa populasi sapi nasional mencapai 16.7 Juta ekor. Sedangkan kebutuhan konsumsi daging adalah 1.98kg perkapita/tahun atau setara dengan 484 juta ekor, tutur alumni Fapet IPB angkatan 15 ini. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi daging nasional sebesar 399 ribu ton dan sisanya harus impor sebesar 85 ribu ton daging. Jadi, melihat dengan angka-angka tersebut, sudah bisa meyakinkan swasembada bisa tercapai, dan saya yakin akan tercapai.
Ada lima pilar utama dalam penyelenggaraan program-program tersebut, yaitu :
  1. Peningkatan kualitas dan kuantitas bibit
  2. Peningkatan produksi pakan ternak
  3. Peningkatan dan penanganan kesehatan hewan
  4. Peningkatan sumber daya manusia
  5. Penjaminan pangan asal hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) serta sesuai dengan kaidah animal walfare.
Ada beberapa program untuk mendukung PSDSK 2014, yaitu Sarjana Membangun Desa dikhusukan untuk Sarjana Peternakan dan Kedokteran Hewan, LM3 atau Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat untuk kelembagaan keagamaan, dan penyelematan sapi betina produktif. Dalam penutupan kuliahnya, Syukur Iwantoro menyampaikan harapannya terhadap peran serta perguruan tinggi dan sumberdaya manusia didalamnya untuk bersama-sama pemerintah dalam peningkatan dan pengembangan peternakan nasional. Penguatan eksistensi sarjana peternakan sangat diperlukan dan harus dibina semenjak di kampus. Akhirnya Syukur Iwantoro mengharapkan keaktifan civitas Fapet IPB untuk bisa menyampaikan gagasannya lewat media, baik televisi, cetak maupun media lainnya tentang potensi, perkembangan, dan solusi masalah sektor peternakan. Semoga. (HN).