Guru Besar IPB : Kesejahteraan Hewan Ternak Menentukan Kualitas Daging

Kesejahteraan hewan akan terpenuhi bila hak-hak hewan (animal rights) minimal dapat terpenuhi. Terdapat lima prinsip dari kesejahteraan hewan, yaitu bebas rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari rasa takut dan stres dan yang terakhir bebas untuk mengekspresikan tingkah laku alamiah. Ketika hewan telah memenuhi prinsip tersebut maka dapat dikatakan bahwa hewan dapat memperoleh kesejahteraannya. Tidak hanya pada hewan biasa, pada hewan ternak pun perlu diperhatikan kesejahteraanya. Terutama hewan-hewan ternak yang menjadi salah satu instrumen dalam sebuah pengetahuan, baik hewan ternak untuk praktikum maupun penelitian.
 
Guru Besar Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Dewi Apri Astuti, mengatakan perlu ada petunjuk atau buku panduan bagi pemeliharaan serta pengarahan dalam perlakuan hewan ternak. Menurutnya, perlakuan yang buruk dapat menurunkan kualitas produk daging bahkan dapat terjadi kematian akibat hewan yang stres. Terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan selama terdapatnya penggunaan hewan ternak baik sebagai riset maupun praktikum. Pertama, perlu dibuatnya fasilitas (kandang, tempat makan dan minum) yang baik, aman, nyaman dan cukup luas untuk hewan ternak. 
 
Selain itu juga diperlukannya lingkungan yang baik seperti hijauan pakan dimana para hewan dapat keluar dari kandang mereka dan melakukan gerak badan (exercise). Kedua, perlu diperhatikan pakan dan air minum. Jumlah dan jenis pakan perlu diperhatikan baik setelah terlaksananya penelitian maupun sebelum peneltian, sehingga hewan dapat tetap hidup. Ketiga, perawatan saat dilakukannya kegiatan penelitian dan praktikum. Para peneliti yang melakukan hal tersebut perlu didampingi oleh ahli perawatan hewan, sehingga menghindari terjadinya kecelakaan akibat hewan merasa tidak nyaman dan tersakiti. Keempat, yang sangat perlu diperhatikan yakni proses memindahkan hewan ternak dari satu tempat ke tempat lain. Perlu transportasi yang memadai dimana hewan dapat merasa nyaman selama perjalanan. Karena saat ini di jalan-jalan masih banyak dapat kita jumpai hewan-hewan yang diangkut dengan transportasi dengan tidak memperhatikan kenyamanan hewan tersebut, yang pada jangka panjangnya dapat mempengaruhi kesehatan dari hewan ternak tersebut dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Kelima, pengkayaan (enrichment). Semua jenis hewan memiliki jenis pengkayaan yang berbeda satu sama lainnya, contohnya seperti hewan unggas tidak akan tahan angin kencang saat masih kecil sehingga perlu kandang yang lebih hangat. 
 
Setiap hewan memiliki ciri khas khusus sehingga perlu mengetahui apa saja jenis pengkayaan bagi hewan tertentu yang nantinya akan digunakan sebagai riset maupun praktikum. Poin yang terakhir yaitu sirkulasi angin yang baik diperlukan bagi hewan. Terutama bagi hewan-hewan ruminansia (seperti sapi dan kambing) yang dapat menghasilkan gas-gas amonia yang tinggi. Selain itu perlu mengetahui sifat dari hewan ternak tersebut, apakah mereka senang bergerombol atau soliter (sendiri), agar tidak menyebabkan hewan menjadi stres karena kesepian.
IPB memiliki komisi kesejahteraan hewan yang bernama Komisi Etik Hewan (KEH) yang diketuai oleh drh. Ni Wayan Kurniani Karja, MP, Ph.D, terdiri dari beberapa anggota yang di dalamnya terdapat beberapa ahli, baik ahli dalam perawatan hewan maupun ahli hewan ternak, ujar Prof. Dewi.
 
Ke depan, diharapkan terdapat sebuah panduan bagi para mahasiswa dan peneliti untuk menjadi sebuah acuan dalam pemeliharaan hewan ternak sebagai hewan penelitian maupun praktikum. Dengan demikian penelitian dapat berjalan dengan baik dengan memberikan kebutuhan dasar yang utama bagi hewan ternak.(megapolitan.antaranews.com)