News

Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (Himasiter), Fakultas Peternakan IPB University bersama Pemerintah Desa Sinarsari, Kecamatan Dramaga, Bogor merealisasikan program peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan dengan budi daya tanaman cabai. Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan keluarga di Desa Sinarsari.

Kegiatan yang merupakan bagian dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himasiter IPB University ini mendapat sambutan hangat dari perangkat desa. Kepala Desa Sinarsari, Ukon menerangkan bahwa program ketahanan pangan bagi masyarakat perlu ditingkatkan. 

“Diharapkan dari acara ini warga Desa Sinarsari mampu menerapkan pengetahuan budi daya tanaman cabai di pekarangan rumah. Semoga mereka juga mampu memilah sampah, memanfaatkan sampah organik dan diolah menjadi ekoenzim yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman cabai,” ucap Mutiara, salah satu anggota tim saat acara berlangsung di Majlis Ta’lim Assiyfa, Desa Sinarsari.

Pada acara ini, Prof Syukur selaku Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University  hadir menjelaskan terkait budi daya tanaman cabai. Tim PPK Ormawa juga membagikan 10 paket tanaman cabai yang terdiri dari bibit cabai, planter bag, media tanam, pupuk cair dan sprayer. Pembagian paket tersebut diharapkan mampu memotivasi warga agar dapat merawat tanaman cabai di halaman rumahnya masing-masing.

Mutiara menjelaskan, hasil cabai nantinya dapat dimanfaatkan untuk konsumsi pribadi ataupun bisa dijadikan peluang bisnis, sehingga menambah penghasilan keluarga. Hal tersebut tentu sesuai dengan pelaksanaan program peningkatan ekonomi masyarakat. 

“Selain itu, semoga dengan kegiatan ini warga lebih giat lagi untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan menata dan memanfaatkan lahan pekarangan rumah, salah satunya dengan menjadikannya sebagai tempat budi daya tanaman cabai,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, tim Himasiter IPB University juga melaksanakan program Hayuk Resik dengan menyerahkan perangkat tempat sampah yang bisa dimanfaatkan masyarakat desa untuk pemilahan sampah.

“Kami juga menyerahkan hibah buku dari Komunitas Sosial Dedikasi Kita bersama Ruang Muda untuk Pemerintah Desa Sinarsari. Hasil donasi buku tersebut akan menjadi fasilitas di Rumah Estungkara dan pojok literasi Hayuk Resik,” imbuhnya

Dosen Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University, Dr Iyep Komala telah membuat panduan Good Dairy Farming Practices (GDFP) untuk peternakan sapi perah rakyat. 

Panduan tersebut telah diterapkan kepada kelompok peternak di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat sejak awal September lalu. 

“Panduan ini disesuaikan dengan kondisi peternakan sapi perah rakyat saat ini. Penerapan GDFP yang baik akan berdampak kepada peningkatan produksi dan kualitas susu,” terang Dr Iyep.

Ia menuturkan, implementasi panduan tersebut dilakukan melalui program pengabdian kepada masyarakat. Berbagai pelatihan dan pendampingan GDFP disiapkan, di antaranya terkait pembibitan dan reproduksi, manajemen pakan dan air minum, pengelolaan kandang dan peralatan, kesehatan dan kesejahteraan ternak dan lingkungan, serta pengelolaan limbah ternak.

“Saat ini, peternak sudah bisa membuat olahan susu menjadi susu pasteurisasi, dodol susu, kerupuk susu, keju mozarella dan yoghurt. Mereka juga sudah dapat mengolah limbah menjadi vermikompos,” kata Dr Iyep menerangkan capaian program. 

Ia juga mengikutsertakan produk-produk olahan tersebut untuk dipamerkan di ajang International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia 2023 di ICE BSD, 20-22 September lalu. Para peternak juga ikut hadir dalam seminar internasional yang digelar Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (Hanter) IPB University di pameran internasional tersebut.

Program pengabdian diikuti oleh peternak dari 4 kelompok ternak, yaitu Kelompok Ternak Mandiri Sejahtera, Kelompok Kania, Kelompok Bina Mandiri, dan Kelompok Muda Berkarya. Pendampingan peternak dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Fapet IPB University. 

“Dalam program ini, kami menerjunkan 8 orang mahasiswa dan menjadi program unggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fapet IPB University, yaitu berupa program capstone yang bisa disetarakan dengan beberapa mata kuliah,” tutur Dr Iyep.

Karena itu, program seperti ini sangat didukung oleh Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pasalnya, kegiatan ini menguntungkan berbagai pihak. Peternak sapi perah bisa berkembang, mahasiswa juga mendapatkan satuan kredit semester (SKS). Sementara bagi dosen, mereka dapat melaksanakan kegiatan di luar kampus yang berdampak kepada pencapaian indikator kinerja utama (IKU). 

“Program pengabdian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada peternak supaya lebih terampil dalam budi daya sapi perah dengan penerapan GDFP dengan baik. Dengan begitu, peternak bisa mendapatkan produksi susu yang optimal dengan kualitas yang baik, dan ke depannya mampu menjadi peternak yang mandiri dan tangguh,” ujarnya (ipb.ac.id)