News

Program Sarjana Plus Logistik Peternakan batch ke-1 telah diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan IPB pada tanggal 01 Agustus 2017. Kegiatan sambutan mahasiswa baru pada perkuliahan perdana dibuka oleh Prof.Dr.Ir. Sumiati,MSc selaku Wakil Dekan Fakultas Peternakan IPB beserta sejumlah tenaga pengajar lainnya. Agenda kegiatan tersebut antara lain perkenalan antara mahasiswa dengan para tenaga pengajar, gambaran mata kuliah dan perkenalan lingkungan kampus IPB secara umum. Hal ini diperlukan,mengingat para mahasiswa program Sarjana Plus Logistik Peternakan berlatarbelakang pendidikan Sarjana tidak hanya dari IPB tetapi juga dari beragam perguruan tinggi,antara lain Universitas Pajajaran, Universitas Andalas, Universitas Jambi, dan lain-lain. Para mahasiswa ini terdiri dari fresh graduate dan sudah bekerja  dengan status mendapatkan izin/tugas belajar dari instansi pemerintah maupun swasta.

Jumlah mahasiswa aktif dalam program Sarjana Plus Logistik Peternakan Batch 1 ini sejumlah 13 orang setelah lolos seleksi administrasi dan interview dari total 50 orang pelamar. “Setiap batch nya memang hanya menerima maksimal 15 orang mahasiswa, mahasiswa yang memenuhi kriteria lulus diterima pada batch ke-1 ini sebanyak 13 orang”, jelas Dr. Despal, Spt, MscAgr selaku Koordinator Program Sarjana Plus Logistik Peternakan.

Kegiatan perkuliahan menggunakan sistem modul dengan jadwal kuliah reguler hari senin s.d. jumat. Jadwal kuliah pada tiga bulan pertama akan dilaksanakan di dalam kelas. Sedangkan tiga bulan berikutnya akan dilaksanakan magang di perusahaan terkait logistik peternakan. Penyaluran mahasiswa untuk magang dapat dilakukan sesuai permintaan mahasiswa yang difasilitasi oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI). Mahasiswa dapat melakukan permintaan tempat magangnya di industri/perusahaan yang tergabung dalam member FLPI. Kegiatan perkuliahan dilakukan berdasarkan sistem modul.  Modul ke-1 telah dimulai pada perkuliahan hari pertama yaitu Production System For Safe Animal Products yang diampu oleh Dr.Irma Isnafia Arief, Spt , MSi. Kegiatan perkuliahan juga termasuk praktikum laboratorium , para mahasiswa sangat antusias. “Akhirnya setelah sekian tahun,bisa praktikum kembali di laboratorium”,ujar Etik, salah satu mahasiswa. Dalam mata kuliah ini ini juga turut mengundang dosen tamu dari praktisi yang menjelaskan peranan QA/QC dan manajemen keamanan pangan di industri pangan, khususnya produk olahan ternak. “Kegiatan ini sebenarnya merupakan rangkaian dari setiap mata kuliah dalam  Program Sarjana Plus Logistik Peternakan IPB mengundang praktisi sebagai dosen tamu, agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas maka kuliah dosen tamu ini diadakan dalam bentuk Studium General yang turut mengundang para mahasiswa Pascasarjana di Fakultas Peternakan IPB sebagai peserta”, jelas Irma.

Kegiatan Studium General ini telah dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2017 yang bertempat di Ruang Sidang Dekanat Fakultas Peternakan, Kampus IPB Darmaga. Dosen tamu yang diundang adalah Dwi Rizki Tirtasujana, S.TP , alumni IPB dari program studi Teknologi Pangan dan Gizi yang telah berpengalaman di industri pangan selama 17 tahun. Kegiatan Studium General  diikuti secara antusias oleh 30 peserta yang terdiri dari mahasiswa Sarjana Plus Logistik Peternakan dan mahasiswa Pascasarjana Fakultas Peternakan IPB. “Meskipun sudah bekerja sebagai supervisor produksi di salah satu perusahaan ternak,namun saya ingin mengetahui lebih jauh tentang peranan Quality Control agar bisa dapat tercipta kesepahaman antar peran dalam pekerjaan”, jelas Visista salah satu mahasiswa Sarjana Plus Logistik Peternakan. (FLPI-Alin.net)

Guru Besar Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Erika Budiarti Laconi, M.Si mengembangkan sebuah pakan berkualitas berbahan dasar produk sampingan industri perkebunan. Industri yang ikut terlibat dalam pengembangan pakan ternak yaitu industri sawit, kakao dan kelapa olahan. Potensi produk sampingan yang berasal dari perkebunan sangatlah baik, dimana mayoritas masyarakat Indonesia terjun di bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan.

Pengembangan pakan dari hasil sampingan perkebunan dilakukan dengan berbagai cara mulai dari perlakukan fisik  seperti perajangan, penepungan hingga hidrotermal dan  perlakuan kimiawi (hidrolisis, amoniasi), perlakuan biologis (ensilase dan bio-konversi) serta biofermentasi. Siaran pers Humas IPB, dijelaskan hasil sampingan yang dihasilkan dari industri kelapa sawit berupa daun, pelepah, bungkil inti sawit, lumpur sawit, serabut perasan buah sawit, tandan kosong, dan cangkang.

Hasil sampingan ini setelah dilakukan pengolahan kurang lebih 10 - 40 persen hasil dapat diberikan pada ternak. Pengolahan terhadap kakao dengan memanfaatkan pod kakao, kulit biji kakao dan bubuk kakao yang dapat menjadi sumber energi ternak. Pod kakao yang tertinggal di sekitar tanaman dapat menimbulkan infeksi jamur Phytophtora palmivora yang menyebabkan Black Pod Disease yang menghasilkan kanker pada batang dan daun kakao.

"Pemberian kombinasi ransum yang diperoleh dari hasil sampingan kelapa sawit, kakao, dan kelapa dapat meningkatkan bobot badan rerata sebesar 1,2 - 1,5 kilogram per ekor per harinya. Pakan dapat menghasilkan ternak yang lebih sehat dengan produktivitas meningkat. Dengan aplikasi zero waste dan tidak ada limbah dapat berjalan dengan baik," ujar Prof Erika.

Menurut Prof. Erika, pemberian pakan berkualitas baik dan dapat diterima dengan baik pada ternak menjadi hal penting, agar ternak dapat bertahan hidup dan menghasilkan produk berlebih.

"Dengan adanya pemanfaatan produk sampingan, selain dapat menurunkan biaya pembuatan pakan, juga dapat meningkatkan hubungan antar lintas sektor,” ujar Guru Besar yang akrab disapa dengan Bunda ini. Dengan pemberian pakan yang berkualitas baik sehingga dapat memacu pertumbuhan ternak dengan baik dan mengurangi ketergantungan impor pakan ternak (http://bogor.tribunnews.com)