News

Fakultas Peternakan IPB University Sukses Selenggarakan Program Pertukaran Pelajar dengan Mahasiswa VietnamSebanyak 28 delegasi yang terdiri atas tiga dosen dan 25 mahasiswa College of Agriculture Can Tho University (CTU), Vietnam melakukan kegiatan Short Student Exchange Program di IPB University selama enam hari (3-8/12). Kegiatan ini merupakan aktivitas rutin dari CTU, Vietnam, dengan tujuan mengembangkan aktivitas kerja sama, peningkatan international exposure dan pertukaran budaya.

Dengan dukungan Direktorat Pendidikan Internasional IPB University, Fakultas Peternakan (Fapet) melalui Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan secara khusus ditunjuk sebagai penyelenggara short exchange program ini.

Dekan Fapet IPB University, Dr Idat Galih Permana menyambut hangat delegasi CTU. Dalam sambutannya, Dr Idat menyampaikan pentingnya kerja sama bidang peternakan di Asia Tenggara.

“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama bidang pendidikan dan penelitian antara Fapet IPB University dan CTU,” ujarnya.

Prof Nguyen Trong Ngu selaku Wakil Dekan College of Agriculture CTU menyampaikan harapan kolaborasi lebih jauh dengan Fapet IPB University. Dalam kegiatan ini, ia juga berkesempatan mengisi kuliah umum bersama Prof Asep Gunawan, Guru Besar Fapet IPB University. Keduanya mengulas tentang perkembangan genetik dan bioteknologi di Indonesia dan Vietnam.

Kegiatan dilanjutkan dengan berdiskusi dengan mahasiswa Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (Himaproter). Kemudian, delegasi CTU mengunjungi fasilitas laboratorium dan kandang Fapet IPB University.

“Berbagai aktivitas yang akan dilakukan dalam Short Student Exchange Program ini di antaranya campus tour dan cultural exchange. Salah satu rangkaiannya adalah kunjungan ke Agribusiness Technology Park (ATP) untuk melihat berbagai produk dan inovasi unggulan IPB University,” jelas Dr Windi Al Zahra, koordinator kegiatan ini.

Aktivitas dilanjutkan dengan mengunjungi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) untuk melihat fasilitas Equestrian Park dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) IPB University. Selanjutnya, delegasi CTU mengunjungi Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH) Fakultas Pertanian (Faperta) dan melihat fasilitas lab lapang Seed Centre Leuwikopo.

Sebagai bagian dari kegiatan Short Student Exchange Program, delegasi berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk melihat miniature dan mengenal budaya Indonesia. Mahasiswa dan dosen CTU juga mengunjungi Serambi Botani untuk melihat produk komersialisasi IPB University (ipb.ac.id)

Merpati adalah salah satu burung yang banyak menginspirasi kehidupan manusia. Istilah ‘jinak-jinak merpati’ atau kesetiaan akan pasangan yang dicontohkan merpati seolah sudah melekat pada kehidupan manusia. Tidak hanya sampai di situ, berbagai penelitian menunjukkan bahwa merpati juga memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.

Menurut Pakar Genetika Ekologi IPB University, Prof Ronny Rachman Noor, merpati domestik yang dikenal dengan nama latin Columba livia domestica ini jika ditinjau dari segi taksonomi masuk dalam kelompok famili Columbidae yang terkenal dengan segala keunikannya.

Burung merpati masih dalam kelompok famili dengan burung Dodo yang sangat terkenal, hewan yang jadi ikon kepunahan. Keunikannya banyak menginspirasi cerita petualangan yang diangkat ke layar lebar.

“Berdasarkan catatan sejarah, interaksi antara manusia dan burung merpati telah terjadi ribuan tahun yang lalu di zaman Mesopotamia di Irak sekitar 3000 SM,” ujar Guru Besar IPB University ini.

Burung merpati memiliki rasa sosial yang sangat tinggi. Tidak heran, biasanya merpati hidup berkelompok dengan jumlah sekitar 20-30 ekor.

Prof Ronny menuturkan, keunikan lain dari merpati yang menginspirasi banyak orang adalah kesetiaannya. Sekali merpati berjodoh dan berpasangan maka akan berlangsung seumur hidup. Pasangan merpati biasanya mengasuh dua anak secara bersamaan.

“Kesetaraan dan juga tanggung jawab induk dan pejantan merpati juga sangat luar biasa. Baik pejantan maupun induk secara bergantian mengerami telur, memberi makan serta membesarkan bersama anak-anaknya,” jelasnya.

Namun, lanjut Prof Ronny, ada satu keunikan burung merpati yang sangat jarang dimiliki oleh burung lain. Yakni kemampuan jantan dan betina menghasilkan ‘susu’ yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

“Di dunia ini hanya ada tiga jenis burung yang menghasilkan ‘susu’, yaitu burung merpati, flamingo dan penguin kaisar jantan,” ucapnya.

Masih kata Prof Ronny, “Tidak seperti hewan mamalia yang menghasilkan dan menyalurkan susu kepada anaknya melalui puting susu, merpati menghasilkan dan menyimpan susunya di tembolok. Susu ini menjadi makanan utama anak-anaknya dengan cara mengalirkannya dari merpati dewasa ke anaknya.”

Susu merpati ini kental dan berwarna kuning. Di dalamnya terkandung protein, lemak dan antioksidan. Secara fisiologis, Prof Ronny mengatakan, produksi susu ini ternyata dirangsang oleh keberadaan hormon prolaktin seperti halnya yang terjadi pada manusia.

“Dengan kandungan gizi yang sangat tinggi ini memungkinan anak merpati dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat dan juga sehat,” jelas Prof Ronny.

Keunikan lain dari burung merpati adalah sistem navigasinya yang sangat canggih. Burung ini memiliki kemampuan untuk mencari jalan pulang walaupun telah menempuh perjalanan sangat jauh. Bahkan, dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat saat ini, belum mampu menguak rahasia kemampuan merpati mencari jalan pulang ini.

“Berbagai spekulasi memunculkan teori bahwa kemampuan merpati yang sangat luar biasa ini merupakan gabungan dari kemampuan merasakan keberadaan medan magnet, keberadaan reseptor khusus di bagian mata, penggunaan indra penciuman serta mampu menggunakan frekuensi infrasonik rendah,” ulas Prof Ronny.

Berbasis kemampuan navigasi merpati itu, tidak heran merpati digunakan dan dilibatkan dalam berbagai perang untuk mengirimkan pesan rahasia. Catatan rahasia ini biasanya ditempelkan pada kaki dan punggung.

“Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa merpati memiliki ketajaman pendengaran yang sangat luar biasa. Kemampuan ini terkait dengan pendeteksian frekuensi suara rendah yang tidak dapat didengar manusia. Dengan kemampuan ini merpati dapat mendengar suara badai maupun letusan gunung yang jaraknya sangat jauh,” imbuhnya.

Menurut Prof Ronny, ketinggian terbang merpati dapat mencapai 1.828,8 meter di atas permukaan laut dengan rata-rata kecepatan 125 km per jam. Kecepatan terbang merpati yang tercepat bahkan pernah mencapai rekor 149 km per jam.

Dengan berbagai keunikan merpati tersebut, tidak heran jika merpati menarik perhatian para hobbies sebagai hewan peliharaan.

“Jadi tidak heran jika keunikan merpati yang memiliki harapan hidup mencapai 3-4 tahun ini mengundang selebritis seperti Claude Monet, Picasso, Walt Disney, Elvis Presley dan Mike Tyson menjadikan merpati sebagai sumber inspirasi sekaligus sebagai ternak hobi,” ujar Prof Rony (ipb.ac.id)