Kemahasiswaan

  • 4-25/3 2016 | Dekan Cup Fakultas Peternakan IPB

  • 4/3/2015 | Seleksi Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas

    Seleksi Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas

    Hari  : Jumat, 4  Maret 2016

    Tempat : Fakultas Peternakan IPB

    Waktu : Pukul 09:00 - Selesai

  • BEM-D menyelenggarakan Kajian Peternakan Indonesia

    Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB (BEM-D) menyelenggarakan acara : KPI -  Kajian Peternakan Indonesia,  pada hari Sabtu, 27 Mei 2017. Acara yang diselenggarakan di Auditorium JHH Fapet IPB tersebut menghadirkan narasumber : menghadirkan Ir. H. Suswono, MMA (Menteri Pertanian RI ke-26), Drh. Nanang Purus Subendro selaku peternak sapi potong Lampung, dan Prof. Dr. M. Firdaus, S.P, M.Si selaku pengamat ekonomi.

    KPI "Kajian Peternakan Indonesia" dengan  tema "Mengupas Impor Daging Kerbau dan Mengawal Harga Daging Sapi Menjelang Bulan Ramadhan" merupakan program kerja dari BEM-D yang bertujuan untuk mengkaji secara lebih dalam tentang keadaan peternakan di Indonesia.  Kajian yang dimoderatori oleh   Tri Wahyudi (Wakil Ketua BEM-D Fapet IPB 2015/2016) menghasilkan  beberapa poin penting diantaranya :

    1. Perlu dilakukan sensus populasi ternak khususnya ruminansia secara tepat dan akurat.
    2. Kesadaran politik rakyat harus ditingkatkan.
    3. Impor diperbolehkan hanya untuk memenuhi kekurangan daging dalam negeri
    4. Penentuan harga impor sebaiknya diberikan juga subsidi
    5. Untuk mencapai swasembada harus tersedia populasi ternak melalui peningkatan jumlah indukan.
    6. Untuk meningkatkan daya beli rakyat, peran pemerintah sangat diperlukan misalnya membuka lapangan pekerjaan dan mensejahterakan rakyat
    7. Usaha feedlot dalam negeri yang hanya mengandalkan bahan pakan dalam negeri sulit untuk berkembang
    8. Peternak tidak menikmati kenaikan harga daging saat menjelang lebaran
    9. Kenaikan harga daging mungkin untuk menutupi kerugian harga bahan-bahan lain yang tidak laku saat menjelang lebaran
    10. Harga daging saat ini, sudah mendapat subsidi dari peternak
    11. Impor daging kerbau dari India akan merugikan peternakan rakyat
    12. Kebijakan pemerintah untuk peternakan sebaiknya berkelanjutan
    13. Kebijakan pemerintah saat ini seperti berkebalikan, pada siwab bertujuan untuk swasembada daging (meningkatkan populasi ternak dan jumlah peternak) sedangkan kebijakan yang satunya adalah mengimpor daging kerbau dari India.
    14. Kebijakan pemerintah harus sinergi dengan produsen dan konsumen.

    Dengan adanya kajian tersebut diharapkan dapat menjadi  input positif bagi kondisi peternakan di Indonesia. (Sumber BEM-D Fapet)

  • Buka Puasa Bersama Anak Soleh

    himasiterHimpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan IPB,  mengadakan acara "Ramadhan Ceria - Buka Bersama Anak Soleh", bersama murid-murid TPA di Gunung Handeuleum, Desa Situ Udik, Cibungbulang, pada hari Sabtu, 18 Juni 2016, pukul 14.30 WIB - Selesai.

    Acara diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan perlombaan (hafalan surah pendek, adzan, dan kaligrafi). Sekitar 100 orang murid TPA memeriahkan acara yang diadakan untuk mengisi waktu datangnya berbuka puasa.

    Acara buka puasa ini diselenggarakan oleh Biro Pengabdian Masyarakat, Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak 2015/2016, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

  • Closing Ceremony Dekan Cup 2016

    Dekan Cup, salah satu ajang olahraga paling bergengsi di Fakultas Peternakan IPB telah berakhir.  Acara penutupan "CLOSING CEREMONY DEKAN CUP 2016" dilaksanakan tanggal 25 Maret 2016  pukul 18:30 (open gate)  sampai dengan pukul 19:00 (close gate), bertempat  di gymnasium IPB.  

    Kegiatan Penutupan ajang olahraga ini diakhiri dengan perlombaan aerobik dari setiap kontingen. Dukungan dari masing-masing kontingen menyeruak terdengar disegala penjuru gedung Gymnasium malam itu. Tidak ada yang peduli dengan suara gemuruh petir diluar. Semua tampak antusias mendukung masing-masing kontingennya. Tak luput juga AHOOY MANIA ikut meramaikan acara malam itu.

    Selama 21 hari, telah dilaksanakan berbagai cabang olahraga diantaranya Basket, tenis lapang, tenis meja, futsal, sepak bola, renang, voli, badminton, catur, atletik, dan aerobik. Dan Selamat!!!! Kepada IPTP 49 (Torero) yang kembali menjadi Juara Umum Dekan Cup Fakultas Peternakan IPB.

  • Fakultas Peternakan IPB Gelar Meet Coboy 50

    Meet Cowboy 50 adalah rangkaian dari kegiatan Masa Perkenalan Fakultas dan Departemen (MPF-D) IPB yang diselenggarakan pada tanggal 21, 22, dan 23 Agustus 2014 di lingkungan Fakultas Peternakan IPB.

    Akan tetapi, sebelum pelaksanaan kegiatan ini dilakukan gathering atau ngabarek (ngariung bareng koboi) pada tanggal 1 & 22 Juni dan 19 Agustus 2014 dengan durasi 3×2 jam setiap pertemuannya. Hal ini bertujuan untuk memaparkan deskripsi kegiatan Meet Cowboy 50 dan sebagai persiapan peserta sebelum mengikuti Meet Cowboy 50.

    Rangkaian kegiatan Meet Cowboy 50 melibatkan berbagai pihak dari civitas akademika Fakultas Peternakan, alumni, dan pihak lain yang mendukung kegiatan Meet Cowboy 50. Secara umum, kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tema yang bersifat memperkenalkan Fakultas Peternakan, menumbuhkan rasa kebersamaan dan bangga menjadi mahasiswa Fakultas Peternakan serta meningkatkan solidaritas untuk generasi peternakan yang berkualitas. Serangkaian kegiatan acara Meet Cowboy 50 terdiri dari :
  • FAPET Bagi-bagi Susu Gratis

    Dalam rangka memperingati Hari Susu Nusantara 2014, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor menyelenggarakan seminar yang bertajuk “Melalui Susu Nusantara Kita Wujudkan Indonesia yang Sehat dan Bermutu” pada hari Rabu (4/6) yang bertempat di Auditorium Andi Hakim Nasoetion. Seminar ini diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan tanpa pungutan biaya dari peserta dan dihadiri oleh berbagai macam kalangan mulai dari mahasiswa, siswa/i SD, SMP, SMA, hingga masyarakat umum yang berasal dari desa lingkar kampus IPB. Adapun tujuan seminar ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi protein hewani yang bisa didapat dari susu sapi.
  • Fapet IPB University Gelar Malam Apresiasi Fapet Awards 2021

    Fakultas Peternakan IPB University menggelar kegiatan Malam Apresiasi  untuk para mahasiswa berprestasi pada Rabu (29/12) malam secara daring melalui aplikasi zoom meeting dan kanal YouTube Fakultas Peternakan IPB dan diikuti oleh kurang lebih 200 partisipan. Dalam acara tersebut, sebanyak 87 mahasiswa fakultas peternakan menerima 130 penghargaan yang terdiri dari berbagai lomba serta kejuaraan. Selain itu apresiasi juga diberikan kepada para ketua Ormawa yang berada di lingkungan Fapet IPB.

    Dekan Fakultas Peternakan IPB Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini adalah puncak atas penghargaan berbagai prestasi kemahasiswaan yang diperoleh pada tahun 2021. “Prestasi tahun ini lebih banyak daripada tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi pandemi sekalipun mahasiswa fakultas peternakan bersemangat untuk mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan” ujarnya. Beliau juga menyampaikan harapannya pada tahun 2022 nanti agar para mahasiswa bisa memberikan prestasi yang lebih baik lagi sehingga bisa memunculkan prestasi-prestasi yang bisa mengangkat nama fakultas peternakan di lingkungan IPB baik tingkat nasional maupun internasional.

    Hadir pula pimpinan IPB lainnya yaitu Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan Prof. Dr. Ir. Erika Budiarti Laconi, MS serta para Wakil Dekan Fapet IPB yaitu Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si dan Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si. Para pimpinan tersebut memberikan apresiasi serta motivasi dan dukungan kepada para mahasiswa agar semangat meraih prestasi.

    Acara ini juga menampilkan kesan dan pesan dari perwakilan mahasiswa berprestasi  sertab beberapa hiburan seperti puisi, tarian tradisional, persembahan lagu, dan video dari seorang mahasiswa Fapet yang berhasil lolos di ajang pencarian bakat X-Factor Indonesia yaitu Alfiroos Joluwin. (Femmy)

  • Gerakan Protein Sehat 2017

    Pembukaan Gerakan Protein Sehat (GPS) 2017 telah dilakukan di Yayasan RA dan MI Yapemas di Desa Situ Udik, Cibungbulang, Bogor pada hari Minggu,  7 Mei 2017. Acara pembukaan  diawali dengan pembukaan dari panitia GPS 2017, sambutan dari Dekan Fakultas Peternakan yang diwakili oleh Iyep Komala, S.Pt., M.Si., sambutan dari Bpk.Agus Thoriqin selaku ketua RW, dan sambutan dari Sekretaris Desa Situ Udik.

    Acara kemudian dilanjutkan dengan senam bersama yang diikuti oleh Warga Desa Situ Udik, siswa yayasan Yapemas, panitia GPS 2017. Lalu dilanjutkan dengan pembagian susu dan telur gratis untuk seluruh warga Desa Situ Udik dan siswa Yayasan Yapemas. Rangkaian acara selanjutnya adalah lomba mewarnai untuk siswa RA, menggambar untuk siswa MI Yapemas kelas 1,2 dan 3, menonton film untuk siswa kelas 4,5, dan 6, dan demo membuat kerupuk susu untuk para warga desa. Acara ditutup dengan pengumuman pemenang lomba dan pemberian hadiah kepada pemenang.

    Gerakan Protein Sehat adalah mega program kerja dari fakultas peternakan yang melibatkan 3 organisasi kemahasiswaan di  FAPET IPB, yaitu BEM, HIMAPROTER, dan HIMASITER. Kegiatan ini merupakan yang pertama di Fakultas Peternakan. Dengan adanya gerakan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami pentingnya protein sehat bagi tubuh manusia.

  • Himaproter IPB Gelar Festival Ayam Pelung 2014

    Himpunan Mahasiswa  Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (Himaproter) Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan (IPTP Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB), Sabtu (1/11) kembali menggelar Festival Ayam Pelung Nasional 2014.

    Kegiatan tahunan yang ke-6 ini diikuti oleh 92 ekor ayam, dan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Departemen IPTP Fapet IPB Dr Asep Gunawan. Bertempat di lapangan Rektorat Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Dramaga Bogor, Dr Asep dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada para pencinta ayam pelung  yang telah berpartisipasi dalam festival tersebut. Menurutnya, secara tidak langsung para pencinta ayam pelung ini telah membantu dalam melestarikan plasma nutfah Indonesia berupa ayam yang memiliki bobot badan lebih besar dibanding ayam lainnya ini.

    Ketua Panitia, Muhammad Sukri, menerangkan festival ini memperebutkan piala bergilir Kementerian Pertanian RI, piala tetap, dan sejumlah uang tunai. Mahasiswa Departemen IPTP angkatan 49 ini mengatakan, penilaian yang dilakukan oleh dewan juri dari Himpunan Pencinta ayam Pelung Indonesia (Himapi) ini meliputi kategori suara, bobot badan, dan penampilan. Mengenai suara, Sukri menyebut ayam pelung memiliki suara yang khas dengan durasi mencapai 15 detik. Sementara ayam broiler dan ras hanya mampu bersuara tiga sampai lima detik saja. (Sumber : ipb.ac.id)
  • IPB Kembangkan Budidaya Telur Semut Rangrang

    Bogor - Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan budidaya telur semut rangrang (kroto) bernilai tinggi. Petani bisa mendapat laba bersih hingga 50 persen dengan harga jual berkisar dari Rp 30.000 - Rp 50.000.


    Mahasiswa Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan IPB Abdul Rachman menerangkan, bahan yang digunakan yaitu bibit semut rangrang penghasil kroto sebanyak 10 koloni (5 kilogram). Adapun dua jenis pakan yang dipakai adalah cacing tanah dan tulang sapi serta air gula. Ketiganya diberikan secara rutin sebagai sumber energi semut rangrang.

    "Setelah 100 hari, kita dapat memanen setiap hari sekitar 3 kilogram kroto dan bisa dijual Rp 30.000 per kilo. Dan, budidaya semut rangrang tersebut relatif mudah serta tidak menyita waktu banyak," kata Abdul di Bogor, Rabu (13/8).

    Kroto adalah nama yang diberikan orang Jawa untuk campuran larva dan pupa semut penganyam Asia (terutama Oecophylla smaragdina). Campuran ini terkenal di kalangan pencinta burung dan nelayan di Indonesia, karena larva semut populer sebagai umpan ikan, dan juga sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan ketrampilan burung berkicau.

    Budidaya semut rangrang penghasil kroto masih jarang dilakukan masyarakat di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penelitian dan pengetahuan mengenai pengembangbiakkan semut rangrang.(Sumber:Jakarta Globe)
  • Kunjungan dari University of Adelaide

    Sebanyak 20 orang mahasiswa dari University of Adelaide mengunjungi Fakultas Peternakan IPB pada tanggal 27-28 November 2014. Rombongan disambut oleh Wakil Dekan dan mahasiswa Fakultas Peternakan IPB di Ruang Sidang Fakultas pada pukul 09:00. Agenda kegiatan yang diadakan di Fakultas Peternakan adalah pengenalan Institusi, collaboration meeting, kunjungan ke laboratorium lapang Fakultas Peternakan IPB.
     

    Acara diakhiri dengan penutupan dan early dinner  pada hari Jumat, 28 November 2014 di Wisma IPB Landhuis.

  • Lima Mahasiswa Fapet IPB Mengikuti Earning Program on Beef Industry di Australia

    Sebanyak lima orang mahasiswa Fakultas Peternakan IPB pada liburan semester lalu melakukan kegiatan Earning Program on Beef Industry di Australia selama 20 hari, yaitu pada tanggal 1 – 20 Juli 2014. Kelima mahasiswa tersebut terdiri dari dua orang mahasiswa Departemen INTP  yaitu Amalia Ikhwanti dan Sisca Chynthia, serta tiga orang mahasiswa Departemen IPTP yaitu Hafidz Ilman Albana, Mochamad  Dwi dan Ria Putri Rahmadani.

    Kegiatan ini merupakan kerjama antara Fakultas Peternakan IPB dengan The University of Adelaide yang bertujuan untuk meningkat pengalaman mahasiswa dalam pengelolaan peternakan modern. Pada awal kegiatan kelima mahasiswa mengunjungi kampus di North Terrace dan Roseworthy, The University of Adelaide sekaligus juga mengunjungi Elders Central Office di Adelaide. Selanjutnya para mahasiswa banyak mengikuti pelatihan antara lain meat judging yaitu teknik penilaian kualitas daging di beberapa industri daging yaitu Holco Meat, Thomas Foods dan Hahndorf. Pelatihan ini diadakan oleh School of Animal and Veterinary Science, The Uni of Adelaide. Mahasiswa juga berkesampatan menghadiri Intercollegiate Meat Judging  2014, yaitu suatu even internasional dalam kontes penilaian kualitas daging yang dihadiri oleh berbagai universitas di Australia dan luar negeri.
  • Lomba Memasak Produk Ternak di Gladiator

    Minggu (19/10), Livestock Festival 2014 yang diadakan oleh BEM Fakultas Peternakan menghadirkan suasana berbeda di Pelataran Gladiator IPB. Tersaji beragam kreasi masakan dengan bahan baku produk ternak. Perlombaan memasak ini ramai diikuti oleh 37 regu peserta yang berasal dari kalangan IPB maupun non IPB. Penilaian masakan dilakukan langsung oleh juri yang berlatar belakang sebagai ahli gizi.

    Perlombaan yang berlangsung selama 2 jam ini, memiliki kriteria penilaian berdasarkan cita rasa, inovasi masakan, kekompakan, dan kebersihan. Bahan baku utama yang ditentukan berasal dari produk peternakan yaitu seekor ayam dan dua butir telur. Peserta hanya diperbolehkan membeli bahan tambahan lainnya tak lebih dari Rp 125.000,-.

    "Bagi kami tingkat kesulitan memasak diperlombaan ini tergantung masakan apa yang dibuat peserta. Tadi kami memang sudah merencanakan dari awal untuk memasak Kari Ayam Spesial Temayang, jadi tidak begitu sulit,"ujar kompak Alfia (GFM48) dan Muchlisah (SKPM49), salah satu regu peserta.(Sumber : http://www.korpusipb.com)
  • Lulusan Terbaik Wisuda S1 Tahap V Tahun Akademik 2015/2016

    Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali mempersembahkan 800 lulusan terbaik pada wisuda tahap V tahun akademik 2015/2016, Rabu(23/3), di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Darmaga Bogor. Mereka terdiri dari dari 30 lulusan bergelar Doktor, 212 lulusan bergelar Magister Sains, 66 lulusan bergelar Magister Manajemen, 2 lulusan bergelar Magister Profesional, dan 490 lulusan bergelar Sarjana. Sampai dengan wisuda pada tahap ini, IPB telah memiliki 134.579 orang alumni.

    Lulusan Terbaik Tingkat Fakultas Peternakan IPB : Wahyu Eko Wibisono  NIM: D1411004 dengan IPK: 3,61  Predikat Cum Laude

    Lulusan Terbaik Departemen IPTP : Wahyu Eko Wibisono, NIM: D14110044, IPK: 3.61 (Cum laude)

    LulusanTerbaik Departemen INTP: Fika ishma Arifa, NIM: D24110090, IPK: 3.58 (Sangat Memuaskan)

  • Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB University Mendapatkan Pelatihan Kepemimpinan

    Hanter (Himpunan Alumni Peternakan) IPB University bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan (Fapet) IPB Universuty menggelar Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM) 2021. Pelatihan berjudul “Increasing Self Development Abilities to Build A Strong Leadership”, ini menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan mahasiswa Fapet. 

    Kegiatan ini menghadirkan Vivi Kumalasari, MBA, alumnus Fapet Program Studi Teknologi Hasil Ternak. Saat ini Vivi menjabat sebagai Direktur Keuangan Bank BRI. Selain sukses dalam berkarir, Vivi ini telah mendapatkan penghargaan sebagai Top 3 Indonesia Future Business Leaders menurut SWA Magazine tahun 2018 lalu. Dengan berbagai pengalamannya, ia berbagi pengetahuan untuk memunculkan karakter pemimpin bagi generasi milenial. 

    Ia mengatakan dasar pendidikan yang sedang ditempuh di IPB University ini akan sangat membantu membentuk kepribadian di masa depan. Pendidikan di IPB University memberikan kemampuan akan fleksibilitas dan menggali bakat dan minat mahasiswa. Menurutnya, menjadi leader di perusahaan memiliki tantangan tersendiri. Generasi X sebagian besar menjadi leader bagi mayoritas anggota tim yang merupakan generasi milenial. Dua generasi harus berhadapan dan bekerja sama untuk mengembangkan bisnis di tengah karakteristik yang berbeda. 

    “Hal ini yang membuat leadership bagi kaum milenial menjadi lebih berbeda dan menantang,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa perbedaan antara keseimbangan pekerjaan dan pribadi serta faktor independensi menjadi perbedaan yang paling menonjol di antara dua generasi. Terutama generasi milenial lahir dari kelas ekonomi yang mulai membaik. 

    “Persoalan multigenerasi tersebut membuat generasi milenial mau tidak mau harus dilatih untuk menyesuaikan diri. Salah satunya dengan mempraktikkan mindful leadership secara konsisten. Sehingga  kepemimpinan yang telah ditumbuhkan mampu dirasakan keberadaannya oleh semua team member,” jelasnya. 

    Narasumber selanjutnya adalah Aang Hudaya, SPt. Ia kini menjabat Head of General Affair Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa. Menurut alumnus Fapet IPB University ini, generasi milenial harus mampu memiliki kemampuan influencial leadership. "Anak muda harus memanfaatkan media sosial di era transformasi digital untuk mempengaruhi hal layak dalam kebaikan. Misalnya dalam memberikan kontribusi bagi kelestarian lingkungan. Era digital menjadi tantangan sekaligus menjadi peluang bagi para pemuda,” ujarnya. 

    Ia telah menjalani konsep learning by doing dan leading by example untuk memberikan kontribusi di bidang lingkungan. 
    Menurutnya, kolaborasi juga memiliki makna penting agar dapat mencapai tujuan kelompok dengan lebih cepat. "Berkomunitas menjadi poin penting dari setiap Gerakan. Pemimpin akan semakin berkembang ketika berjejaring,” pungkasnya.

    Dr Audy Joinaldy, Ketua Umum Hanter IPB University dan Wakil Gubernur Sumatera Barat juga menyampaikan bahwa pemuda-pemudi haruslah menjadi agent of change demi menyongsong Indonesia Emas. Ia optimis bonus demografi Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik. Generasi muda harus memiliki kepemimpinan yang kuat dan dituntut sebagai pemecah masalah serta berpikir kritis.

    “Pemuda alumni IPB University nantinya harus memiliki kekuatan moral kontrol sosial dan menjadi agen perubahan,” tambahnya.

    Sementara itu, H Ridwan Herdian, SPt, alumnus Fapet IPB University yang kini berbisnis di bidang peternakan juga mengatakan kepemimpinan juga berguna di dunia bisnis. Di dunia usaha, bertemu dengan sekelompok orang baru perlu kemampuan untuk menyikapinya. Penyesuaian dibutuhkan dan harus sabar untuk terus belajar serta optimis dapat menyelesaikan berbagai permasalahan baru. Menjadi pemimpin harus terbiasa dengan adanya masalah dan harus mampu menyelesaikannya.

    “Menjadi seorang wirausaha, kemampuan menyelesaikan masalah adalah wajib untuk dimiliki. Ketika memulai suatu usaha, menurut pengalaman saya, pasti banyak menemui masalah,” katanya (ipb.ac.id)

  • Mahasiswa Fapet IPB Ikuti Winter Course di Australia

    Institut Pertanian Bogor (IPB) sudah lama menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Australia. Salah satunya adalah kerja sama Fakultas Peternakan (Fapet) IPB dengan School of Animal Sci and Vet Science Adelaide University.

    Tahun ini, program kerja sama yang terjalin berupa pengiriman mahasiswa IPB untuk mengikuti kegiatan Winter Course 17 hari (23 Juni-10 Juli 2017) di beberapa perguruan tinggi di Australia dan ikut serta dalam perlombaan International Collegiate Meat Judging (ICMJ). Ada lima mahasiswa Fakultas Peternakan yang terpilih untuk mengikuti kegiatan ini. Mereka adalah Hamza Nata Siswara, Melfa Andraini Agatha, Yuni Nuraifah, Dei Gustifah K  dan M.Sirajatun Kurniawan.

    “Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan dan pengalaman kepada kami,  mahasiswa Fapet IPB, dalam bidang peternakan yang memiliki bobot kuliah 3 SKS. Kegiatan ini dilaksanakan di berbagai negara bagian yang ada di Australia, seperti   Darwin (Northern Territory) dan Katherine, Adelaide, Adelaide University Roseworthy S.A, dan Wagga Wagga, NSW,” ujar Hamza dalam rilis IPB yang diterima Republika.co.id, Kamis (3/8).

    Menurut Hamza, sebelum keberangkatan ke Australia mereka diwajibkan magang di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Elders Fapet IPB. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka sebagai informasi awal tentang proses produksi daging dan international beef industry sebelum mereka mengikuti perlombaan.

    “Selain ikut Winter Course, kami  juga akan ikut lomba ICMJ. Dengan demikian,  kegiatan magang ini sangat diperlukan sebagai bekal bagi kami  untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan skill mahasiswa dalam menilai daging,” tutur Hamza.

    Ia mengemukakan,  beberapa kegiatan yang diberikan pada saat pelatihan adalah pengenalan proses penyembelihan sapi, penanganan karkas, penyimpanan karkas dalam chiller, proses deboning, proses packing dan repacking serta pengenalan terhadap retail cut dan primal cut pada daging sapi. (republika.co.id)

  • Mahasiswa Fapet Peringati Hari Susu Nusantara 2016

    "Sudahkah minum susu hari ini? Jangan sampai melewatkan minum susu setiap hari, karena susu sangat penting untuk pertumbuhan dan mencukupi kebutuhan nutrisi kamu". Demikian pesan dari Mahasiswa Fakultas peternakan IPB melalui media sosial di internet. 

    BEM Fapet IPB, Himaproter, dan Himasiter, tiga organisasi kemahasiswaan di Fakultas Peternakan IPB menggelar serangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Susu Nusantara tahun  2016.  Dengan mengusung tema Hari Susu Nusantara  & Gerakan 1000 telur "Milk Your Style And Eggtion Your Life",  mahasiswa Fakultas Peternakan IPB yang menamakan dirinyapejuang susu dan telur mengadakan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya:

    1. Tour de Faculty, yaitu  kegiatan bagi-bagi susu dan telur gratis di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Kehutanan, Fakultas Pertanian dan FEMA, Fateta dan FEM,  yang diadakan antara tanggal 17 sampai dengan tanggal 27 Mei 2016. Dalam kegiatan tersebut dibuka stand yang menyediakan: Susu dan telur gratis, lomba foto di photobooth, konsultasi tentang susu dan telur, dan penjualan tiket seminar hari susu dan telur
    2. Turun desa, dimana pada kegiatan ini  mahasiswa Fapet IPB memperkenalkan pentingnya susu dan telur sekaligus membagikannya kepada anak-anak desa, di Desa situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,  pada tanggal 28 Mei 2016
    3. Seminar mengenai susu dan telur, tanggal 29 Mei 2016, dengan Keynote speaker: Drh. Muhammad Dwi Satriyo (pengusaha muda indonesia),  Prof. Dr. Hardinsyah, MS (Ahli Gizi), Doddy Cahyo Anggoro S.pt ( Pengawas mutu susu Frisian Flag Indonesia), dan Prof. Dr. Ir Muladno. MSA ( Dirjen peternakan Indonesia).

    Hari Susu Nusantara (HSN) yang diperingati setiap tanggal 1 Juni merupakan moment besar bagi insan peternakan di Indonesia. Dimana sebagai bentuk refleksi, bahwa untuk memajukan bangsa dan mencerdaskan kehidupan rakyat perlu mengkonsumsi susu. Pasalnya konsumsi susu masyarakat Indonesia masih terendah jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya. Melalui peringatan HSN diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan konsumsi susu segar nasional.

  • Mahasiswa IPB Kembangkan Kerajinan dari Limbah Pertanian

    REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tim mahasiswa Institut Pertanian Bogor mengembangkan kerajinan tangan berbahan dasar limbah bulu domba dan akar wangi yang produknya dinamakan "Ecodoe".

    Larasati Widyaputri, mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB yang menjadi juru bicara tim itu di Bogor, Jawa Barat, Kamis menjelaskan produk pertanian tidak selalu identik berkutat dalam hal pangan saja. "Banyak limbah pertanian yang patut diunggulkan untuk menjadi kerajinan," katanya.

    Karena itu, berbekal kemampuan memanfaatkan kekayaan alam di Indonesia, sejawatnya Istiq Farila beserta tim di IPB membuat kerajinan tangan berbahan dasar limbah bulu domba dan akar wangi dimaksud.

    Sementara itu, menurut Tatang Gunawan, yang berperan mengontrol produk Ecodoe, industri kecil itu berfokus pada produksi dan pemasaran kerajinan berbahan baku limbah bulu domba dan akar wangi.
  • Manfaatkan Jangkrik sebagai Alternatif Pakan Kambing Etawah

    Fatatul Arifah, mahasiswa Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (Fapet IPB) meneliti tentang performa dan profil mikroba rumen kambing peranakan etawah lepas sapih yang diberi ransum mengandung tepung jangkrik. Penelitian ini di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti dan Dr. Sri Suharti. Kambing peranakan etawah (PE) memiliki ukuran tubuh tidak terlalu besar, mudah beradaptasi, perawatan yang mudah, cepat berkembangbiak dengan daya reproduksi tinggi, efisien dalam mengubah pakan menjadi susu, jumlah anak per kelahiran sering lebih dari satu, calving interval pendek, dan pertumbuhan anak cepat. Kambing yang diambil susunya ini mengalami tingkat kematian anak kambing lepas sapih sekitar 15 persen – 20 persen. Selain itu, kambing ini kadang produktivitasnya rendah akibat kurang optimalnya pemberian pakan pada saat lepas sapih.

     Ketersediaan pakan yang tidak berkesinambungan serta rendahnya kualitas pakan menyebabkan kambing kekurangan asupan nutrien yang diperlukan untuk mencapai produktivitas optimal. Peningkatan produktivitas yang optimal perlu diupayakan dengan cara memenuhi kebutuhan gizinya. Masa kritis yang perlu memperhatikan kecukupan gizi adalah pertumbuhan lepas sapih, masa reproduksi, dan saat menyusui.

     Permasalahan lain yang dihadapi yaitu pakan dengan protein tinggi relatif mahal, sehingga dibutuhkan alternatif bahan pakan sumber protein lain. Tepung jangkrik merupakan alternatif pakan sumber protein (48,84 persen) yang dapat menggantikan bungkil kedelai. Jangkrik Kalung merupakan serangga yang memiliki daya reproduksi tinggi, mudah dipelihara, mengandung kadar protein dan lemak cukup tinggi. Jangkrik ini merupakan limbah dari induk-induk jangkrik afkir yang produksi telurnya sudah kurang dari 50 persen. Pemberian pakan yang mengandung protein tinggi bagi ternak tumbuh sangat diperlukan sekaligus akan mempengaruhi populasi mikroba rumen terutama bakteri proteolitik dan juga aktivitas mikroba dalam rumen. Kambing lepas sapih memerlukan protein berkualitas di dalam ransumnya untuk menunjang pertumbuhan.

     Penelitian ini dilaksanakan pada November 2015 hingga Maret 2016 bertempat di Fakultas Peternakan IPB. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan dan empat ulangan sebagai kelompok berdasarkan bobot badan. Penelitian dilakukan selama lima bulan, menggunakan sebanyak 12 ekor kambing umur tiga bulan dengan rata-rata bobot badan 11.28 ± 0,33 kilogram. Perlakuan pada penelitian ini konsentrat mengandung sumber protein bungkil kedelai (P0), konsentrat mengandung 15 persen tepung jangkrik (P1), dan konsentrat mengandung 30 persen tepung jangkrik (P2). Semua ternak diberi 30 persen rumput Brachiaria humidicoladan 70 persen konsentrat.

     Hasil penelitian menunjukkan perlakuan ini tidak memberikan pengaruh konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar, pertambahan bobot badan mingguan, efisiensi pakan, populasi protozoa, bakteri total, bakteri proteolitik, dan total protein endapan. Perlakuan pemberian ransum mengandung 30 persen tepung jangkrik cenderung menurunkan populasi protozoa sebesar 8,16 persen. Perlakuan ini tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar, pertambahan bobot badan mingguan, efisiensi pakan, populasi protozoa, bakteri total, bakteri proteolitik, dan total protein endapan. Disimpulkan bahwa tepung jangkrik dapat menggantikan seluruh penggunaan bungkil kedelai dalam ransum tanpa mempengaruhi performa dan profil mikroba rumen kambing PE lepas sapih.(ipb.ac.id)

Page 1 of 2