Sebagai gambaran, BUD merupakan salah satu cara penerimaan mahasiswa program diploma, sarjana maupun pascasarjana IPB yang direkomendasikan dan dibiayai pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan atau lembaga swasta, yang bila sudah lulus diharapkan kembali untuk membangun daerahnya masing-masing. Sebelum mengikuti perkuliahan reguler, khusus mahasiswa BUD diharuskan mengikuti perkuliahan pra universitas. " Kegiatan pra universitas berfungsi menjembati kesenjangan antara kualitas yang kurang dari sekolah asal dan kualitas standar yang dibutuhkan untuk memasuki perguruan tinggi," jelas Qayim. Disamping menyiapkan dan menyamakan persepsi calon mahasiswa tentang pola pendidikan tinggi di IPB. Informasi akademik sementara menunjukkan indeks prestasi mahasiswa jalur BUD tak kalah dengan mahasiswa jalur lain. Tercatat dari 209 mahasiswa BUD Tingkat Persiapan Bersama, dua diantaranya memiliki indeks prestasi 4.00.
Acara yang dibuka Rektor IPB, Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc ini menghadirkan pembicara antara lain : Sekretaris Jenderal Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia, Dr. Ir. Ikhwanuddin Mawardi, M.Sc, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof. Yaonny Koesmaryono, M.Sc, serta Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dr. Ir.Anas Miftah Fauzi, M.Eng. Dalam kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan Momorandum of Understanding (MoU) antara IPB dengan masing-masing Kabupaten Yapen Waropen, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Mewali. Naskah kesepahaman kerjasama ditandatangani Rektor IPB, Bupati Yapen Waropen, Ir. daud Solleman Betawi, Bupati Mimika, A. Allo Rafra, S.H. dan Bupati Melawi, Drs. Suman Kurik, M.M. Kerjasama ini berisi tentang pengembangan agropolitan dan minapolitan. "Kerjasama pengembangan minapolitan antara IPB dan Kabupaten Yapen Waropen merupakan kerjasama pertama kali yang pernah diselenggarakan di Indonesia," kata Rektor IPB. (ris)