News

Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) PT Ciomas Adisatwa Parung Bogor bekerja sama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) menyelenggarakan Pelatihan Forum Logistik Peternakan di Ruang Sidang Fapet IPB Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/1). Acara pelatihan ini  mengusung tema “Manajemen dan Sistem Penjaminan Mutu Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) dan Site Visit ke RPHU”.

Acara ini menyajikan  keynote speech “Regulasi RPHU di Indonesia” oleh Direktur Kesmavet-Ditjen PKH drh  Syamsul Ma’arif MSi. Hadir sebagai narasumber pelatihan adalah Manager at Aeres Training Center Netherland, Bertus Bronkhorst  dan Herman Voortman; Subdit Higiene dan Sanitasi, Kesmavet-Ditjen PKH, Agus Jaelani; Dosen Anatomi Histologi dan Farmakologi, Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB, drh. Supratikno, M.Si, PAVet; Manajer Poultry Slaughterhouse PT  Ciomas Adisatwa, Patrick Dennykrisnamurti; dan Ketua Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia, Hasanuddin Yasni.

Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerja Sama dan Pengembangan Fapet IPB, Dr  Rudi Afnan mengatakan, kegiatan ini dikemas secara tematik untuk membantu memberikan pemahaman kepada pelaku usaha perunggasan tentang RPHU yang memenuhi standar, higienis dan berdaya saing. “Selain itu, untuk mempelajari tata kelola RPHU yang berdaya saing dan menguntungkan sebagai sebuah bisnis yang menjanjikan,” kata Rudi Afnan, Jumat (19/1).

Read more: Fapet IPB Gelar Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu RPH Unggas

Dangke adalah produk olahan susu tradisional sejenis keju tanpa pemeraman yang dibuat turun temurun oleh masyarakat di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Proses produksi keju dapat menghasilkan whey yang merupakan produk sampingan (by-product) dari pembuatan keju/dangke. Whey adalah cairan sisa yang dihasilkan setelah pemisahan curd (gumpalan keju) dari proses pembuatan keju. Sebanyak 80 – 90 persen dari volume susu adalah whey dan mengandung sekitar 55 persen dari total nutrisi susu. Whey tersebut belum banyak dimanfaatkan dan seringkali dibuang sebagai limbah, sehingga berpotensi tinggi menyebabkan pencemaran lingkungan.

Pengembangan pengelolaan whey yang mudah dan murah dalam memanfaatkan sifat gizi dari whey sangat diperlukan sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi whey dan dapat memberi daya tarik bagi industri pengolahan susu

Oleh karena itu, tiga peneliti dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (Fapet IPB), Epi Taufik, Irma Isnafia Arief dan Setiawan Putra Syah mencoba untuk mengembangkan produk minuman whey fermentasi dengan memanfaatkan bakteri asal dangke.

“Dangke secara alami mengandung bakteri asam laktat indigenus (BAL indigenus). Isolasi BAL indigenus dari dangke dilakukan untuk mendapatkan kultur BAL yang dapat digunakan sebagai starter (kultur mikroba) untuk pembuatan minuman whey fermentasi. Pada penelitian ini, isolasi BAL indigenus asal dangke telah dilakukan dan telah dikarakterisasi secara molekuler,” tutur Setiawan.

Read more: Peneliti IPB Gunakan Bakteri dari Dangke untuk Produksi Susu Fermentasi