News

Fakultas Peternakan IPB University jalin kerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) dengan penandatanganan MoA dan SPK. Penandatanganan kerjasama mbkm ini berlangsung secara daring pada Rabu (13/14). Acara dihadiri oleh masing-masing pihak yaitu dari Unhas hadir Dekan Fakultas Peternakan Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc.,IPU., ASEAN Eng, Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sumberdaya Prof. Dr. Ir. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt., M.Si., IPU, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si., IPU, ASEAN Eng. Dari Fapet IPB dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahsiswaan Prof. Irma Isnafia Arief, para Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen di lingkungan Fapet IPB.

Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet IPB Dr Sri Suharti yang memandu kegiatan ini menjelaskan bahwa acara ini merupakan rangkaian dari kunjungan Prof. Jasmal ke Fapet IPB Bogor untuk menjalin kerjasama antara Fapet IPB dengan Fakultas Peternakan Unhas, baik dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan terutama pada kegiatan mbkm mahasiswa.

Dekan Fakultas Peternakan Unhas Prof.Lellah Rahim memberikan apresiasi pada acara Penandatanganan MoA ini. Beliau menjelaskan bahwa kerjasama ini merupakan suatu program dari Kemendikbudristek dimana kita diwajibkan untuk terus melakukan MBKM.  “Di dalam MoA ini banyak kegiatan yang bisa kita lakukan bersama, seperti penelitian bersama dalam bentuk magang, atau mahasiswa bisa mengikuti mata kuliah-mata kuliah yang ada di Fapet IPB sehingga MBKM ini betul-betul bisa berjalan sesuai dengan program Pak Menteri yaitu 2 semester berada di luar universitas” ungkapnya.  Prof. Lellah juga mengenalkan Prodi yang ada di Fakultas Peternakan Unhas, yaitu S1 dan D4 yang terdiri dari Teknologi Produksi Ternak, Pakan Ternak dan Agribisnis.

Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana yang juga memberikan sambutan menjelaskan bahwa suatu keharusan bagi kita dalam rangka memberikan kesempatan kepada mahasiswa kita untuk melakukan kegiatan MBKM. “Dengan adanya program MBKM dan juga penetapan IKU ini bisa memberikan kesempatan pada kita semua untuk saling berkolaborasi, bekerjasama, belajar baik dari aspek pendidikan, penelitian, dan juga kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat” jelasnya. Lebih lanjut Dr. Idat menjelaskan prodi prodi yang ada di Fapet IPB, yang pertama Ilmu produksi dan Teknologi Peternakan, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, dan Teknologi Hasil Ternak (S1) yang saat ini terlibat dalam kerjasama MBKM. Disamping itu juga ada prodi untuk S2 dan S3 dan akan mebuka program magang yang bisa diakses oleh mahasiswa di luar IPB.

Pihak Fapet IPB juga sangat terbuka dalam melaksanakan kegiatan kolaborasi riset dan IPB saat ini juga sudah mulai melakukan kerjasama-kerjasama riset. Kolaborasi riset IPB saat ini sedang terjalin dengan Universitas Jambi, dalam rangka meningkatkan publikasi dan juga sitasi termasuk juga impact factor terhadap kualitas penelitian dari kedua pihak dan berharap kedepannya ada kolaborasi riset dengan Fakultas Peternakan Unhas.

Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fapet IPB, Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, juga menyampaikan program-program MBKM yang sudah dirancang sebesar 20 SKS yang mencakup bidang broiler closed house, pemotongan hewan dan budidaya hijauan pakan di UP3 Jonggol. Program-program tersebut juga terbuka untuk diikuti oleh mahasiswa dari luar Fapet IPB (Femmy/Sri)

Pakan merupakan faktor produksi yang memiliki andil besar dalam menentukan keberjalanan usaha peternakan. Sementara itu, harga pakan terutama untuk hewan ternak ruminansia terus meningkat. Hal tersebut dapat disebabkan karena untuk memproduksi pakan ternak ruminansia dibutuhkan komponen konsentrat serta hijauan.

Dosen IPB University dari Fakultas Peternakan, Prof Luki Abdullah bersama tim penelitiannya mengembangkan pakan ternak yang mengandung nutrisi lengkap dan seimbang dengan nama Sorinfer. Ia menerangkan, Sorinfer dibuat dengan dua bahan utama yakni tanaman indigofera yang berperan sebagai sumber protein berdaya guna (high protein utility) serta sorgum yang berperan sebagai sumber energi mudah tersedia (readily available energy).

“Pakan ternak siap saji biasanya dalam bentuk kering, proses pengeringan ini memerlukan biaya tinggi. Sorinfer menggunakan teknologi pengawetan fermentasi, sehingga dapat mengurangi cost produksi,” ujar Prof Luki.

Pakar pakan ternak IPB University itu melanjutkan, Sorinfer disebut sebagai pakan siap saji karena dapat digunakan langsung tanpa memerlukan proses tambahan oleh peternak. Sorinfer dikembangkan agar usaha ternak menjadi lebih mudah dan menguntungkan karena pakan ini dirancang siap saji dan bisa digunakan oleh siapa saja baik peternak yang telah berpengalaman maupun peternak baru.

Prof Luki menjelaskan, proses pembuatan Sorinfer dimulai dengan memasukkan sorgum dan indigofera ke dalam mesin pencacah, kemudian dicampur dengan bahan lain sebagai pengawet. Setelah tercampur, campuran bahan-bahan tersebut dikemas dalam wadah kedap udara untuk masuk ke tahap fermentasi hingga sempurna dan siap digunakan.

“Kami mendesain seluruh mesinnya sendiri, kemudian kami berikan kepada pembuat mesin dan mereka memodifikasi hingga terealisasi,” lanjut Prof Luki.

Prof Luki mengklaim, Sorinfer memiliki kandungan nutrisi yang ideal untuk ternak karena diformulasikan sesuai dengan kebutuhan ternak. Masa simpan Sorinfer terhitung cukup lama yakni bisa mencapai satu tahun, sehingga sangat membantu proses beternak. Kemasan yang kedap udara juga mempermudah distribusi Sorinfer, dengan demikian, Sorinfer dapat digunakan sebagai pakan cadangan saat terjadi bencana alam maupun saat musim paceklik serta untuk kebutuhan pakan transportasi.

Proses produksi Sorinfer bermitra dengan PT Santana dan dilakukan di Teaching Factory Sorinfer Fakultas Peternakan IPB University di Unit Pendidikan dan Penelitian (UP3) Jonggol. Dengan formula dan merek yang telah terdaftar, saat ini Sorinfer telah memiliki empat produk unggulan yakni pakan transportasi, pakan khusus sapi, pakan khusus domba serta pakan formula khusus. 

“Selain bermitra dengan industri, kami juga melibatkan masyarakat dalam pengadaan bahan baku serta proses produksi. Hingga saat ini telah ada sekitar 10 hektar ladang yang memasok sorgum untuk Sorinfer dan telah ada 12 orang masyarakat sekitar yang bekerja di Teaching Factory. Ke depannya kami berencana membuat formula Sorinfer khusus untuk sapi perah dengan kombinasi konsentrat dan hijauan yang tepat,” pungkas Prof. Luki (ipb.ac.id)