News

Peternakan menjadi salah satu sektor menjanjikan yang dapat ditekuni. Kebutuhan masyarakat terhadap pemenuhan gizi menjadikan sektor peternakan dengan fluktuasi harga tetap mampu bertahan pada saat pandemi. Hal ini kemudian diulas lebih lengkap dalam Billenialic: Bisnis Inovatif Era Milenial di Kala Pandemic bersama dengan Aif Arifin Sidhik, CEO AS Putra Group sekaligus Bendahara Pusat Hanter IPB University, (1/8).

AS Putra Group terdiri atas PT AS Putra, PT Andeff Transportasi, PT ASP Land, AS Putra Motor, ASP (Breeding Farm), Hotel Grand Purnama, Putra Erina Sejahtera, dan PT AS Putra Perkasa Makmur.

“Minat mahasiswa dan alumni IPB University terhadap bidang peternakan memang tinggi. Berdasarkan tracer study yang telah dilakukan, ternyata lulusan Fakultas Peternakan IPB University itu termasuk yang paling banyak memiliki bisnis di bidang wirausaha," ujar Dr Idat Galih Permana, Dekan Fakultas Peternakan IPB University.

Dr Idat menjelaskan, 14,23 persen lulusan Fakultas Peternakan IPB University menekuni bisnis peternakan. "Hal ini menunjukkan bahwa memang minat mahasiswa dan alumni untuk terjun ke bisnis peternakan itu tinggi, ini merupakan satu nilai tambah untuk kita,” ujar dosen IPB University dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan.

Aif Arifin dalam pemaparannya menjelaskan tentang prosesnya dalam menekuni bisnis peternakan yang dimulai dari perjuangan orang tuanya sebagai wirausaha. Perusahaan yang Aif miliki setiap harinya memiliki kapasitas produksi sekitar 400 ton ayam hidup dan 100 ton telur. Bisnis keluarganya ini kemudian dilanjutkan dengan bisnis lain seperti bisnis properti, bisnis transportasi, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), hingga dealer motor.

“Meskipun kami sudah mengembangkan sana-sini, namun tetap bisnis unggas ayam menjadi core bisnis kami, yang lainnya hanya sebatas pelengkap kami saja,” terangnya.

Lebih lanjut, alumnus IPB University ini menerangkan, internet saat ini mendemokratisasi ekonomi. Dengan adanya internet, pebisnis memiliki kesempatan yang relatif sama dalam berbisnis, baik mereka dari desa maupun kota.

"Adapun bisnis di era pandemi ini kita hanya perlu untuk melihat problematika yang ada di sekitar, karena rata-rata peluang-peluang bisnis itu muncul dari kendala sehari-hari. Kita harus menjadi bagian dari solusi ketimbang kita terus-menerus complain dan tidak melakukan apa-apa,” ujar Aif Arifin, alumnus IPB University.

Kisah perjalanan dalam mempertahankan bisnisnya di masa pandemi dengan menutup beberapa cabang perusahaannya membuat Aif mempelajari banyak hal. “Hikmah yang dapat diambil dari kisah saya adalah pentingnya cashing terutama pada masa krisis, manajemen dalam pengelolaan finansial perusahaan. Pandemi ini juga mengajarkan kita agar siap dengan perubahan apapun. Bisnis pangan ini adalah bisnis yang rebornnya sangat cepat dibandingkan dengan bisnis-bisnis yang lain, karena orang tetap membutuhkan makan,” tutupnya

Fakultas Peternakan IPB University gelar webinar “Menjaga Kesehatan Mental Saat Masa Pandemi COVID-19”, (25/7). Ada tiga narasumber yang hadir dalam webinar ini. Mereka adalah Idei Khurnia Swasti, MPsi, Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Basith Halim, dokter yang sedang menempuh pendidikan PPDS-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- RSCM dan Sri Pangesti Budi U, SPd, SE, Ak, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis RS UMMI Bogor.

Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana dalam sambutannya mengatakan bahwa pandemi ini telah mengubah tatanan sosial masyarakat.

“Kita sudah dua semester melakukan kuliah secara online. Semester depan perkuliahan masih dilakukan secara online. Oleh karena itu, pada acara hari ini kita akan mendengar bagaimana cara melakukan pola hidup sehat di masa pandemi dan tetap produktif. Saya harap adik-adik mahasiswa tetap semangat menjalani kegiatan sehari-hari,” ujarnya di hadapan mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan serta anggota Agrianita Fakultas Peternakan IPB University.

Dalam kesempatan ini, Idei memaparkan pengalamannya menjadi supervisor di Pojok Curhat UGM. Pojok Curhat UGM merupakan wadah konsultasi psikologi yang dibentuk oleh Fakultas Psikologi UGM.

Menurut Idei, sehat itu terdiri dari dua hal. Yaitu sehat fisik dan mental. “Dengan kondisi keduanya (fisik dan mental) yang sehat, kita bisa menjalani hidup dengan produktif,” jelasnya.

Peserta juga mendapatkan penjelasan yang lengkap terkait Corona Virus dari dr Basith. Mulai dari cara penularan, gejala-gejala yang terjadi pada pasien, tata cara farmakologi COVID-19, cara mengatasi sesak, mengatur posisi duduk dan pernafasan, serta rehabilitasi pasca COVID-19 dengan adaptasi fungsi paru yang masih ada.

”Untuk pandemi ini kita tidak bisa menyepelekan seperti batuk, pilek, flu biasa. Kita tidak boleh lengah. Gejala COVID-19 pada penderita komorbid jantung akan merasakan sakit dada. Dan untuk perokok, kebanyakan banyak mengalami sesak nafas,” jelasnya.

Sri Pangesti Budi juga berbagi pengalamannya seputar kondisi rumah sakit semenjak pandemi melanda.  “Saat pandemi, IPB University menjalin kerjasama dengan RS UMMI. Civitas IPB University mendapatkan privilege untuk rawat inap di RS UMMI. Selain dosen dan pegawai, ada beberapa mahasiswa IPB University yang kami handle langsung. Kami siapkan kebutuhan mereka sehari-hari terutama terkait kesehatan. Selama menghandle pasien COVID-19, ketenangan membawa dampak yang signifikan dan peranan orang lain dalam memberi support kepada pasien juga sangat membantu kesembuhan. Oleh karena itu, seluruh komponen harus bersatu, bahu-membahu,” jelasnya (ipb.ac.id)