News

Salah satu tenant Inkubator Bisnis Science Techno Park (STP) IPB University, PT Sugeng Jaya Grup (SJG) berhasil mengembangkan King Worm, Ulat Tepung Kering. King Worm hadir sebagai sumber protein alternatif yang memanfaatkan insekta karena lebih ekonomis, bersifat ramah lingkungan dan mempunyai peran yang penting secara alamiah.

Koes Hendra, founder dan CEO PT Sugeng Jaya Farm (SJF) yang juga alumni Fakultas Peternakan IPB University mengatakan bahwa produk ini telah beberapa kali diekspor untuk keperluan riset oleh calon konsumen di berbagai negara.
“Tentu ini membuka lebar peluang untuk menjadi produsen pengekspor serangga kering (Ulat Tepung) pertama dari Indonesia untuk komoditas pangan manusia. Produk King Worm awalnya dikembangkan melalui proses penelitian pakan hewan asal insekta ramah lingkungan dan kaya akan nutrien yang didukung oleh Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Yaitu Prof Asnath Maria Fuah dan Dr Yuni Cahya Endrawati,” ujarnya.

Saat ini, PT SJF fokus mengembangkan produk-produk bernilai tambah tinggi, baik untuk pakan hewan kesayangan, hewan ternak serta pangan manusia. Di antaranya dikenal dengan brand King Worm, Super Worm, Dried Cricket, Holly Hammy dan Super Feed (untuk komoditas pakan) dan brand MeFu (untuk komuditas pangan).

Perjuangannya untuk mengembangkan perusahaan ini telah dimulai sejak tahun 2017. Pada tahun 2019, PT SJF bergabung menjadi Tenant Inwall Inkubator Bisnis STP IPB University. Selama masa inkubasi, PT SJF telah mendapatkan fasilitasi dan pendampingan teknis produksi dan manajemen usaha. Seperti penyediaan fasilitas ruang usaha inwall di Leuwikopo, pelatihan, coaching/mentoring, expo dan business matching, serta mendapatkan program insentif Perusahaan Pemula Berbasis Telnologi (PPBT) Kementerian Riset dan Teknologi pada tahun 2019.

Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University, Prof Erika B Laconi menegaskan bahwa STP IPB University melalui Program Inkubasi Bisnis berkomitmen untuk menumbuh-kembangkan startup-startup dari kalangan alumni berbasis pengembangan inovasi prospektif hasil riset IPB University.

“Diharapkan melalui Inkubator Bisnis STP, lahir pengusaha-pengusaha berbasis inovasi yang akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa,” ujar sosok yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Bisnis dan Inovasi IPB University ini.

Asisten Bidang Inkubator Bisnis LKST, Deva Primadia Almada menambahkan terkait beberapa capaian kinerja PT SJF selama diinkubasi. Yakni memperoleh legalitas usaha berupa PT Sugeng Jaya Grup (SJG), pendaftaran merek dagang dengan nama King Worm pada DJKI Kemenkumham, Pendaftaran Halal, penyerapan tenaga kerja sebanyak 300 persen, peningkatan omzet hingga 400 persen, peningkatan wilayah pemasaran ke seluruh Indonesia dan ekspor ke beberapa negara di luar negeri (Belanda, Singapura dan Malaysia) - (ipb.ac.id)

Sabtu (13/03) Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan  IPB University atau disingkat Himaproter IPB  University mengadakan pelatihan akbar tentang ternak dan olahannya dengan tujuan agar mahasiswa lebih terampil dalam praktek dan juga menyampaikan keilmuan yang telah didapat kepada masyarakat umum. Acara pelatihan akbar diisi oleh mahasiswa pengurus dari tiga divisi pemeliharaa Himaproter yaitu divisi unggas, divisi ruminansia, dan divisi non ruminansia da satwa harapan dari divisi pengolahan produk peternakan. Pemaparan materi yang diberikan oleh pengurus divisi tersebut diberikan melalui video lalu diadakan diskusi dengan pengurus divisi tersebut. Pada pelatihan akbar ini diikuti oleh 200 peserta melalui zoom meeting yang berasal dari berbagai macam kalangan, yaitu dinas, masyarakat umum, peternak, mahasiswa dan juga pelajar. Kegiatan dimulai dari sambutan oleh ketua Himaproter Aldo Febriano dan  pembina Himaproter Dr. Mochammad Sriduresta Soenarno, S.Pt. M.Sc lalu dilanjutkan dengan materi.

Peserta mengikuti pelatihan ini dengan antusias di setiap sesi divisi menyampaikan materi. Di dalam materi yang disampaikan oleh  divisi ruminansia, mereka membahas tentang perawatan domba dari mulai cara memandikan, cara memotong kuku, cara mencukur rambut/wool hingga cara membuat pakan sendiri. Dari divisi unggas mereka memberikan materi tentang cara pembuatan inkubator telur tetas sederhana menggunakan kardus, pada sesi diskusi berjalan dengan lancar yang mana cukup banyak peserta yang bertanya. Setelah itu dari divisi non ruminasia dan satwa harapan memaparkan materi tentang pembuatan pupuk organik cair dari urin kelinci dan juga cara grooming kelinci. Sedangkan dari divisi pengolahan produk peternakan menyampaikan video tentang tata cara membuat pempek ayam dan juga susu goreng, pempek ayam yang dibuat oleh divisi pengolahan produk peternakan dapat menjadi alternatif bagi seseorang yang alergi terhadap ikan namun ingin mencoba pempek.

Dengan diadakannya pelatihan akbar diharapkan dapat membuka wawasan baru bagi masyarakat umum. Selain itu pelatihan akbar juga diharapkan dapat menjadi ajang silaturahmi bagi sesama peternak maupun sesama mahasiswa.