News

Ketua Umum Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (HANTER), Dr (cand) Ir Audy Joinaldy, SPt, MSc, MM, IPM, ASEAN Eng secara resmi dilantik menjadi Wakil Gubernur Sumatera Barat, 25/2. Ia bakal mendampingi Mahyeldi sebagai Gubernur Terpilih Sumatera Barat selama lima tahun mendatang.

Kehadiran Audy Joinaldy di kancah politik di tanah air terbilang baru. Pasalnya, Audy sempat menolak tawaran dari Mahyeldi untuk maju di pilihan gubernur (Pilgub) Sumbar sebanyak lima kali. Ia menolak tawaran tersebut karena menurutnya dunia politik serba tidak pasti.

Sebelum terjun ke dunia politik, Audy telah dikenal sebagai pebisnis sukses di bidang pertanian dan peternakan. Tercatat bahwa dirinya pernah menjadi Komisaris PT Benindo Perkasa Utama, Komisaris Utama PT AA Perkasa Bersaudara, Direktur Keuangan PT Berau Usaha Mandiri, Komisaris Utama PT Makassar Aro Nusa, Direktur Utama PT Lintas Agro Niaga, Komisaris Utama PT Mega Satwa Perkasa, Komisaris Utama PT Sinar Terang Madani dan Manager Feed Technology PT Charoen Pokphand Indonesia. Meskipun sudah disibukkan dengan dunia industri, Audy juga pernah menjadi dosen di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.

Dengan latar belakang bisnis yang mumpuni, Audy dinobatkan sebagai Wakil Gubernur terkaya dengan laporan kekayaan ke KPK sebanyak Rp 58,11 milyar. Tidak hanya itu, ia juga dinobatkan sebagai wakil gubernur termuda dalam sejarah Provinsi Sumatera Barat dan memiliki gelar akademik terbanyak. Ia juga menjadi satu-satunya Alumni S1 IPB University dan Insinyur Peternakan di Indonesia yang menjadi Wakil Gubernur di Indonesia.

Sebagai alumnus Fakultas Peternakan IPB University tahun 2005, Audy telah aktif berorganisasi sejak masih kuliah. Dirinya pernah menjadi Kepala Divisi Kewirausahaan Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM TPB) IPB University periode 2001-2002. Ketika melanjutkan studi Master di Wageningen University, Audy dipercaya untuk menjadi Presiden Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Wageningen Netherlands.

Di tanah Minang, Audy juga pernah dipercaya menjadi Wakil Ketua Umum Perhimpunan Alumni Pelajar Mahasiswa Minang, Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Saudagar Minang Raya dan anggota Tim Bisnis Saudagar Minang Raya. Di samping itu, Audy juga menjadi anggota Persatuan Insinyur Indonesia dan anggota ASEAN Federation of Engineerin Organisations pada tahun 2019

Eureka Indra Zatnika, Alumnus IPB University Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan melihat potensi dari budidaya lebah madu di Indonesia. Ia mendirikan Madu Pak Lebah, Peternakan Budidaya Lebah Madu yang juga telah menjadi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Binaan Incubie Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University. Peternakan Madu Pak Lebah berlokasi di wilayah Semplak Bojong. Peternakan ini memproduksi madu unggulan dan telah dipasarkan hampir seluruh Indonesia.

Eureka mengawali bisnisnya pada tahun 2013. Namun sebelum itu, sejak 2006 Eureka telah mempelajari tentang lebah di tempat kerjanya dahulu. "Tahun 2008 awal sewaktu itu saya diangkat menjadi trainer budidaya lebah madu. Banyak peserta pelatihannya dan kemudian terinspirasi pula untuk mengusahakannya sendiri yang akhirnya terealisasi pada 2013," ungkap Eureka.

Peternakan Madu Pak Lebah memproduksi madu unggulan yang berasal dari nektar bunga yang dihisap lebah Apis Mellifera, Tetragronula, Apis Dorsata. Lebah Madu Apis Mellifera merupakan lebah madu yang paling unggul. Selain menghasilkan madu yang melimpah, lebah jenis ini juga relatif jinak dan mudah pemeliharaannya.

Apis Mellifera ditandai dengan bentuk fisiknya yang berbeda dengan lebah lain yaitu memiliki tiga segmen bagian belakang abdomennya berwarna kuning dan panjang sayapnya sekitar 0,8 -0,95 cm. Kemudian lebah Tetragronula, lebah jenis ini tersebar diseluruh penjuru Indonesia dari sabang sampai Marauke.
 
"Memulai usaha, diawali dengan niat, kerja keras, kemudian keseriusan menjalani usaha yang diinginkan. Usaha yang dimulai dari usaha yang disukai serta usaha yang sesuai dengan kemampuan kita. Dengan ilmu yang ada dan jangan lupa untuk selalu fokus, fokus, fokus dan serius serta terus menerus. Jadi jangan sampai mudah putus asa, itu kuncinya apabila ingin usaha berkembang," ujarnya.

Dalam wawancaranya, Eureka memiliki lima prinsip yang selalu ia pegang teguh selama menekuni bisnis Madu Pak Lebah. Di antaranya adalah memulai bisnis dengan ilmu dan perhitungan, melakukan bisnis bukan hanya karena landasan ikut-ikutan, jujur dalam meyakinkan konsumen bahwa barang yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi, siap dengan kegagalan dan sabar.

"Memulai bisnis itu coba-coba boleh, tapi harus disertai ilmu dan perhitungan, setelah itu yakin dan kemudian jujur. Memulai bisnis pun jangan pernah hanya karena ikut-ikutan, kita juga perlu menyesuaikan apakah bisnis itu cocok atau tidak dengan kita. Dan apabila pada saatnya gagal, maka kita juga harus siap dengan itu, sehingga sangat diperlukan sikap sabar. Tantangan terberat untuk generasi milenial sekarang adalah semangat untuk mendapatkan untung tapi takut gagal," terang Eureka.  

Bermula dari pameran ke pameran, kini Madu Pak Lebah telah tumbuh menjadi bisnis yang menjanjikan. Hingga saat ini agen reseller madu Pak Lebah tersebar hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu Madu Pak Lebah juga telah bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah untuk mengadakan pelatihan budidaya lebah madu di berbagai daerah di Indonesia (ipb.ac.id)