News

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University sepakat menjalin kerjasama dengan PT. Pramana Pangan Utama. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama dilaksanakan di Ruang Sidang Fapet, Kampus IPB Dramaga Bogor, (27/10). Kerjasama Fapet dengan PT PPU yang memiliki bidang usaha pemotongan ternak ini merupakan perpanjangan dari kerjasama sebelumnya.  Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Dr Sri Suharti mengatakan bahwa kerjasama ini adalah kerjasama bidang akademik tidak hanya komersial rumah potong hewan.

Dr. Idat Galih Permana, Dekan Fapet yang  dalam sambutannya mengungkapkan harapan 5 tahun ke depan dengan sistem atau dengan skema yang baru dapat membuat kita semua terpacu untuk meningkatkan kinerja “Mudah-mudahan juga prospek persapian kita semakin membaik, kita juga berharap pemerintahan ke depan lebih concern ke dunia peternakan” ujarnya. Lebih lanjut Dekan Fapet menyampaikan bahwa RPH ini sangat membantu di dalam pengembangan unit-unit yang lain, selain untuk pengembangan akademik,dan akan ada evaluasi setiap tahunnya untuk meningkatkan lagi terutama program MBKM supaya bisa memberikan kesempatan untuk mahasiswa-mahasiswa kita dan juga mahasiswa luar. 

David Rustam, Direktur PT. Pramana Pangan Utama mengapresiasi kerjasama tersebut dan berkomitmen untuk mendukung pendidikan khususnya yang ada di Fapet “Kami juga memberikan kesempatan bagi para mahasiswa Fapet ataupun Fakultas lain dibawah IPB untuk belajar ataupun melaksanakan magang baik di RPH maupun di feedlot” jelasnya. 

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama ini juga turut dihadiri dan disaksikan oleh Prof. Irma Isnafia Arief selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni serta Sekretaris Departemen INTP Fapet Dr.rer.nat. Nur Rochmah Kumalasari. (Femmy)

Tak banyak orang yang mengetahui bahwa produsen susu terbesar dunia adalah India. Hal ini tidak terlepas dari jumlah populasi sapi dan kerbau di India yang mencapai 200 juta ekor. Menurut data yang dikeluarkan oleh pemerintah India, lebih dari 50 persen susu yang dihasilkan di India berasal dari susu kerbau yang jumlahnya mencapai 108 juta ekor.

Pakar Genetika Ekologi IPB University, Prof Ronny Rachman Noor menyebutkan dengan jumlah yang sangat besar itu, menjadikan India sebagai negara dengan populasi kerbau terbanyak di dunia. Sekitar 57 persen dari populasi kerbau global. India memiliki paling tidak 13 jenis kerbau yang sangat unik dan diakui oleh dunia.

“Salah satu jenis kerbau unggul yang dikenal dunia sebagai penghasil susu adalah kerbau Murrah. Rata-rata, produksi susu per hari per ekor kerbau Murrah mencapai 7 liter. Bahkan, di antara populasi kerbau Murrah di India, terdapat kelompok yang sangat unggul yang mampu menghasilkan hingga 21 liter susu per hari per ekor,” ujar Prof Ronny.

“Susu kerbau memang sangat unik. Konsistensinya lebih kental karena mengandung lemak susu yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi. Di samping itu, dengan iklim yang sangat khas, yaitu iklim tropis, kerbau lebih tahan penyakit jika dibandingkan dengan sapi,” lanjutnya.

Menurut Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University itu, kerbau merupakan salah satu komoditas ekspor yang sangat penting bagi India. Selain produk susunya, sumbangan pendapatan dari ekspor daging kerbau mencapai 80 persen dari total daging yang diekspor. Menjadikannya sebagai komoditas ekspor utama India mengalahkan nilai ekspor beras basmati.

Untuk menggambarkan popularitas kerbau di India, Prof Ronny mengambil contoh Yuvraj, seekor kerbau jantan yang popularitasnya mengalahkan aktor dan artis Bollywood.

“Harga semen beku Yuvraj lebih mahal 10 kali lipat jika dibandingkan dengan harga semen beku kerbau unggul lainnya di India. Satu dosis semen beku Yuvraj dihargai sebesar Rp 90 ribu,” ungkap Prof Ronny

Dalam sekali ejakulasi, Yuvraj dapat menghasilkan sekitar 600 dosis sperma yang masing-masing dosis mengandung sekitar 20 juta sperma. Maka, sekali ejakulasi Yuvraj menghasilkan uang sebesar Rp 54 juta!

“Yuvraj juga merajai kontes ternak dan untuk setiap juara yang diraihnya memperoleh hadiah uang sebesar Rp 78 juta. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali Yuvraj meraih juara,” ujar Prof Ronny.

Ketenaran Yuvraj ini, lanjut dia, membuat banyak orang berminat membelinya. Sebagai contoh 2 tahun lalu tercatat seorang pengusaha berminat membeli Yuvraj seharga Rp. 18,2 miliar.

Menurut Prof Ronny, Yuvraj memang memiliki silsilah kerbau unggul yang memiliki produksi susu jauh di atas rata-rata produksi susu kerbau di India. Yuvraj dilahirkan dari induk yang kini sudah berumur 19 tahun yang sudah melahirkan sebanyak 16 kali dengan rata-rata produksi susu hariannya mencapai 26 liter.

Karena itu, tak heran jika Yuvraj diperlakukan dengan sangat istimewa oleh pemiliknya. Setiap harinya kerbau ini diberi 20 liter susu yang diperkaya dengan vitamin dan tonik. Di samping itu, Yuvraj juga mendapatkan 10 kg apel dan juga hijauan serta biji-bijian. Jika dirupiahkan, jatah pakan Yuvraj dalam sehari mencapai Rp. 520 ribu.

Tidak hanya sampai di situ, setiap sore, Yuvraj diajak berjalan sejauh 5 km oleh dua penjaga yang khusus ditugaskan untuk menjaga dan merawatnya. Kandang tempat Yuvraj beristirahat juga sangat istimewa dan nyaman. Kandangnya beralaskan pasir dan dilengkapi pengatur suhu udara agar tetap terjaga kenyamanannya, baik di musim dingin maupun panas.

“Dengan reputasinya ini tidak heran jika Yuvraj sangat populer di India dan juga di Kanada, Brazil dan Venezuela karena banyak yang berkunjung dan melihat langsung Yuvraj,” ujar Prof Ronny (ipb.ac.id)