News

Tiga organisasi kemahasiswaan (Ormawa) Fakultas Peternakan IPB University yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan, Himpunan Mahasiswa Produksi Peternakan (Himaproter), Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (Himasiter) berkolaborasi mengadakan kegiatan Webinar Nasional mengenai Pengoptimalan Protein Hewani sebagai Sumber Nutrisi Pangan di Masa Pandemi, (7/9). Webinar ini menghadirkan Dr Epi Taufik, dosen IPB University dari Fakultas Peternakan dengan kepakaran di bidang susu sapi dan Tika Kartika, SP, perwakilan dari Kementerian Pertanian RI.

Dalam paparannya, Dr Epi menjelaskan tentang pentingnya mengkonsumsi protein hewani untuk tubuh di masa pandemi. Khususnya mengenai fungsi dan peran susu sebagai protein hewani. Menurutnya, dengan mengkonsumsi susu akan menjadikan tubuh sehat dan seimbang. Ini karena susu mengandung beberapa zat gizi yang tentunya dibutuhkan oleh tubuh manusia.

“Dengan mengkonsumsi susu rutin setiap hari pada anak kecil atau ibu hamil maka ini akan dapat mengurangi atau menghindari resiko stunting pada anak. Mengkonsumi susu juga dapat meningkatkan imunitas pada tubuh, sehingga dengan minum susu setiap hari di masa pandemi akan membantu meningkatkan imun kita,” ujarnya.

Webinar Nasional ini merupakan rangkaian acara dari Gerakan Protein Sehat 2020. Sebelumnya sudah dilakukan kegiatan bagi-bagi telur dan susu di Car Free Day (CFD) Kopasus Cijantung Jakarta, Desa Situ Udik Bogor, Desa Kedungbadak Bogor, Desa Cikarawang dan Desa Loji Bogor. Pembagian telur dilakukan oleh beberapa mahasiswa yang mengikuti Program KKN-T IPB University dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku (ipb.ac.id)

Black soldier fly (BSF) atau dikenal sebagai lalat tentara hitam memiliki manfaat yang banyak baik untuk pangan maupun sebagai pakan. Umumnya, BSF dapat ditemukan dan hidup pada limbah organik seperti limbah pertanian, limbah organik rumah tangga maupun limbah organik dari pasar.

Dosen IPB University dari Fakultas Peternakan, Prof Dr Dewi Apri Astuti menjelaskan lalat BSF juga dapat dibudidayakan pada media limbah sawit. Limbah sawit yang dimaksud adalah bungkil sawit, pelepah sawit, serat, daun sawit (tanpa lidi), tandan kosong maupun batang sawit.

“Limbah sawit tentunya dihancurkan terlebih dahulu supaya tidak keras bagi larva lalat BSF. Kadar protein dari limbah sawit ini berkisar antara 2-16 persen, kalau serat kasarnya bisa mencapai 48 persen,” jelas Prof Dewi dalam sebuah Online Training yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan IPB University bekerjasama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI).

Kandungan nutrisi lalat BSF yang tinggi, dapat dimanfaatkan sebagai pakan ayam, puyuh, kambing, ikan udang maupun dibuat sebagai bahan chitosan dan anti bakteri. Ekstrak lalat BSF juga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti antibiotic growth promoters (AGPs) pada industri pembesaran ayam. Sementara untuk pakan puyuh, formula pakan BSF dapat meningkatkan performa produksi puyuh mencapai 62 persen.

“Lalat BSF dapat diekstrak dalam bentuk protein murni dan minyak. Kulit pupa BSF juga dapat diekstrak menjadi chitosan,” tambah Prof Dewi.

Ekstrak kitin maupun chitosan BSF dapat dimanfaatkan pada berbagai bidang seperti pertanian, pangan, farmasi dan medis, kosmetik, bioteknologi, tekstil, industri kertas maupun sebagai purifikasi air (ipb.ac.id)