News

Peneliti IPB University, Prof Iman Rahayu HS dan Dr Komari menciptakan telur omega 3-IPB yang memiliki kandungan asam lemak omega 3 yang lebih tinggi dibanding telur biasa. Telur ini mengandung Docosahexaenoic acid (DHA), Eicosapentaenoic acid (EPA) dan asam lemak omega 3 lainnya yang sangat baik bagi kesehatan tubuh terutama untuk perkembangan otak balita dan pencegahan penyakit degeneratif manula. “Telur ini diharapkan dapat memberikan peluang peningkatan kualitas gizi masyarakat. Sebab, telur merupakan salah satu sumber protein yang digemari masyarakat. Harganya yang relatif murah serta mudah didapat menjadi alasannya, baik sebagai lauk pauk maupun bahan olahan pangan lainnya,” papar Prof Iman.

Menurut Prof Iman, telur omega 3-IPB merupakan telur yang berasal dari ayam petelur yang diberikan tambahan pakan berupa suplemen omega-3. Penambahan suplemen tersebut terbukti dapat meningkatkan kandungan DHA hingga sepuluh kali lipat dan EPA 2,4 kali lipat lebih tinggi dari telur biasa, serta kandungan kolesterolnya 50 persen lebih rendah. “Suplemen yang ditambahkan berasal dari limbah industri perikanan. Yaitu minyak ikan hasil limbah industri ikan lemuru serta hasil fermentasi dari ampas tahu. Hal ini  mengurangi pencemaran lingkungan dan mengurangi biaya produksi,” kata Prof Iman.

Lanjut Guru Besar IPB University ini, dalam pengembangan telur omega 3-IPB ini perlu dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang terangkum dalam konsep triple helix. Konsep ini mempertemukan pihak akademisi, industri dan pemerintah. Dalam konsep tersebut kontribusi dari pihak-pihak yang terkait akan menghasilkan suatu kolaborasi yang dapat membuat produk dapat dikenal oleh masyarakat luas. Ketiga pihak yang berperan dalam konsep ini harus selalu bergerak melakukan sirkulasi serta saling berintegrasi demi tercapainya tujuan bersama. 

“Dari konsep triple helix ini dilakukan komersialisasi telur omega 3-IPB. Komersialisasi telur omega 3-IPB skala kecil dimulai dengan skim Satuan Usaha Akademik dari Direktorat Bisnis dan Kemitraan IPB pada tahun 2009, lalu berlanjut sampai telur omega-3-IPB dijual di gerai Serambi Botani. Selain itu, masyarakat dapat membeli telur omega 3-IPB langsung di Fakultas Peternakan,” jelas dosen IPB University ini.

Agar produk dapat menyebar lebih luas, pada tahun 2013 diadakan hubungan kemitraan dengan distributor telur CV Tirta Super Telur (TST) dalam bentuk joint venture. Kerja sama tersebut berhasil mengkomersialisasikan telur kaya DHA hingga 4.000 butir per minggu dengan populasi ayam yang dipelihara sekitar 750 ekor. Namun, Pada tahun 2018-2019 hasil penjualan menunjukkan penurunan total penerimaan dikarenakan kebijakan produsen untuk mengurangi populasi ayam akibat jenuhnya pasar, sehingga akan dilakukan evaluasi keseluruhan dari aspek produksi, pengemasan produk, pengembangan strategi pemasaran secara online/e-sale, serta pembenahan manajemen pengelolaan.

Pemerintah juga punya peran penting dalam pengembangan telur omega 3-IPB ini. Salah satunya melalui pendanaan program Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) selama tiga tahun (2017-2019).  “Komitmen dan kerja sama dari ketiga pihak dalam konsep triple helix sangat berperan dalam pengembangan produk inovasi telur omega 3 ini. Ketiga pihak tesebut harus tetap bersinergi agar produk inovasi yang telah dikembangkan hingga saat ini dapat terus dikomersilkan dan juga dapat diproduksi oleh peternak lain. Serta, agar manfaat produk ini dapat terus dirasakan oleh masyrakat, terutama dalam meningkatkan gizi masyarakat sebagai pangan fungsional,” jelasnya. (ipb.ac.id)

Berdasarkan hasil penilaian yang diumumkan pada malam Anugerah Diktendik Berprestasi tahun 2019 di Hotel Harris Vertu Harmoni, Dr Anuraga Jayanegara, SPt, MSc berhasil mendapatkan  Juara 1 Dosen Berprestasi Tingkat Nasional kategori Sains dan Teknologi. Prestasi tersebut merupakan salah satu capaian prestasi yang didapatkan IPB University pada ajang penganugerahan diktendik tahun 2019. Dua prestasi lainnya disabet oleh Dr Megawati Simanjuntak, SP, MSi, sebagai Juara 2 Dosen Berprestasi Tingkat Nasional kategori Sosial Humaniora, dan Kusnadi, SE ditetapkan sebagai Juara 2 Tenaga Kependidikan Berprestasi Kategori Pengelola Keuangan. 

Anuraga, yang merupakan Dosen Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB University telah banyak penghargaan yang diterima selama menjadi dosen di IPB University. Beberapa penghargaan yang telah ia terima adalah Peringkat 1 Dosen Berprestasi Bidang Sains Teknologi di Tingkat IPB University tahun 2019, Outstanding Contribution in Reviewing dari Jurnal Animal Feed Science and Technology (Scopus Q1), Elsevier tahun 2018, H-Index 2018 Young Lecturer dan The Most Cited 2018 Young Author pada Tribute to Inovation and Authors IPB University tahun 2018, Peringkat 3 Dosen Berprestasi Bidang Sains Teknologi tingkat IPB University tahun 2018, Best Presenter Award pada Annual Applied Science and Engineering Conference ttahun 2018, serta masuk dalam nominasi 109 Inovasi Indonesia Prospektif, Business Innovation Center LIPI tahun 2017. 

“Alhamdulillah saya bersyukur pada Allah karena sudah diberikan kesempatan menjadi peringkat satu dosen berprestasi tingkat nasional kategori sains dan teknologi,” ungkap Dr Anuraga.  Semua ini, lanjut Dr Anuraga, tidak lepas dari bantuan semua pihak terutama dari para mentor yang sudah mengarahkan dan membimbing selama ini.

Dosen berkelahiran di Bojonegoro ini sejak tahun 2005 dipercaya sebagai peneliti di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Ia juga pernah menjadi peneliti di Group of Animal Nutrition, Swiss. Meskipun sibuk dengan berbagai aktivitas di luar universitas, Anuraga Jayanegara juga aktif di beberapa organisasi seperti FORCES, ISTECS, dan lain-lain.

Status sebagai dosen berprestasi pada tingkat IPB menghampiri Anuraga Jayanegara di bulan Juli 2019. Padahal saat itu ia tengah sibuk dengan aktivitas sebagai Sekretaris Program Pascasarjana Ilmu Nutrisi Pakan. Di sela-sela kesibukannya tersebut, ia juga turut menginspirasi para mahasiswa yang masih duduk di bangku kuliah.

Ada satu buku karya Anuraga yang penting untuk disimak. Judulnya “Komponen Anti Nutrisi pada Pakan”. Buku tersebut banyak membahas tentang jenis zat antinutrisi yang ada pada bahan pangan. Dengan buku tersebut, para peneliti, mahasiswa, serta masyarakat jadi lebih mudah dalam menyeleksi bahan pangan untuk ternak yang tengah dikembangkan.