News

Perlu diketahui bersama bahwa di Indonesia, kadang sebagian orang masih sering keliru menyebut domba dengan kambing. Contohnya pada masa Idul Adha, masyarakat sering menyebut akan sembelih kambing, padahal yang akan disembelih adalah domba. Media massa juga kadang masih keliru memilih foto antara domba dan kambing dalam suatu berita. Sering ditemui juga bahwa restoran yang menyediakan sate kambing ternyata dari daging domba. Bahkan hampir dipastikan bahwa hampir semua restoran sate tersebut menggunakan daging domba.

Muhamad Baihaqi, SPt, MSc, Dosen IPB University dari Fakultas Peternakan mengatakan terdapat dua hoax yang masih beredar di masyarakat. Pertama adalah perbedaan kambing dan domba yang sering keliru dan anggapan daging kambing dan domba berkolesterol tinggi.
“Padahal di negara barat seperti Eropa dan Amerika, daging kambing disebut sebagai ‘the healthiest red meat’. Kandungan kolesterolnya jauh lebih rendah dibanding jenis daging lainnya seperti sapi dan ayam, namun proteinnya tinggi,” ujarnya.

Selain itu, imbuhnya, kandungan asam lemaknya jauh lebih rendah dan kadar proteinnya masih tinggi. Daging kambing dan domba juga lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh dibanding protein nabati. Bahkan, di rumah sakit luar negeri disarankan diet bagi penderita jantung untuk mengkonsumsi daging kambing. Protein dari daging kambing dan domba dapat diserap oleh tubuh hingga 90 persen.

“Keunggulan lainnya adalah kandungan antioksidan yang jarang diungkap oleh para dokter, yang justru menyarankan untuk menjauhi konsumsi daging kambing. Daging kambing memiliki kandungan bioaktif dan asam amino esensial yang baik untuk meningkatkan sistem imun tubuh,” tambahnya.

Menurutnya, munculnya opini bahwa daging tinggi kolesterol sebenarnya diakibatkan dari pola masak yang kurang tepat. Pengolahan daging kambing biasanya diolah dengan tinggi lemak dan jeroan daripada porsi daging utuhnya. Selama porsinya sesuai dan pengolahannya tepat, daging kambing memang sehat bagi tubuh.

“Perbedaan mendasar antara kambing dan domba adalah dari sisi genetiknya. Kambing dan domba memiliki jumlah kromosom yang berbeda. Kambing memiliki jumlah kromosom 60, sedangkan domba 54. keduanya merupakan spesies yang berbeda sehingga sampai saat ini keduanya tidak dapat dikawinkan,” jelasnya.

Dari sisi morfologi yang mudah dikenali, lanjutnya, kambing berjenggot sedangkan domba tidak. Ekor kambing mengarah ke atas, sedangkan domba ke bawah. Dari bentuk dan ukuran tanduk juga berbeda. Umumnya tanduk domba lebih tebal dan menggulung ke dalam. Bibir domba bercelah sehingga dapat membantu saat merumput, sedangkan kambing tidak bercelah. Tidak semua domba juga memiliki jenis wool keriting, ada kambing yang juga memiliki jenis wool keriting.

“Kambing biasa memakan daun dengan memanjat pohon, sedangkan perilaku makan domba adalah grazing atau merumput. Perbedaan perilaku lainnya adalah cara berkelahi kambing berdiri atau adu kaki, sedangkan domba berkelahi dengan adu kepala,” imbuhnya.

Sementara itu, katanya, susu kambing memiliki struktur lemak lebih kecil sehingga lebih mudah dicerna daripada susu sapi dan domba. Sehingga susu kambing sangat baik bagi penderita penyakit paru-paru. Di dalam susunya juga memiliki zat aktif lebih tinggi daripada domba dan sapi (ipb.ac.id)

Masyarakat mengenal kambing hanya sebagai hewan ternak. Kambing hampir tidak pernah dibahas sebagai hewan yang pintar. Padahal tingkat kepintarannya lebih tinggi dibandingkan jenis hewan ternak lainnya. 

Muhamad Baihaqi, SPt, MSc, pakar bidang produksi ternak ruminansia kecil, Fakultas Peternakan IPB University mengungkapkan bahwa karena kepintarannya, di Negara Barat muncul istilah’ Think Like a Goat’ atau berpikir layaknya kambing berpikir. Faktanya, karena kecerdasan dan keunikannya, di Inggris kambing telah dijadikan sebagai hewan peliharaan. Kambing mudah diajari dan mudah membangun hubungan dengan pemiliknya. 
Namun, lanjutnya, sebagai hewan peliharaan, tidak sembarang jenis kambing yang dipilih. Kambing yang bisa dijadikan sebagai hewan peliharan adalah kambing mini atau pigmy goat. Selain pintar, kambing mini ini memiliki ukuran tubuh yang mungil sehingga terlihat imut dan menggemaskan.

“Kepintaran kambing ini terbukti karena memang ternyata dapat dijadikan hewan peliharaan. Walau tidak secerdas anjing, tingkat kepintarannya hampir setara dengan kucing dan bisa memiliki bonding dengan manusia sebagai pemiliknya,” terangnya ketika diwawancarai terkait tingkat kecerdasan kambing yang jarang diketahui masyarakat awam. 

Dibandingkan dengan domba, imbuhnya, tingkah laku kambing lebih ekpresif dan banyak akalnya. Kambing juga memiliki tingkah laku stereotyping atau meniru. Kemampuan ini bisa membuat kambing pintar meniru dan dilatih suatu trik. Seperti mengajari letak pakannya dan letak toiletnya. Dibanding domba dan sapi, kambing juga memiliki kemampuan memanjat pohon untuk memenuhi kebutuhan pakannya. 
“Tidak ada jenis ruminansia lain yang memiliki kemampuan seekstrim itu. Sehingga kambing cenderung mudah dikembangbiakkan dan mampu bertahan hidup di daerah ekstrim, seperti lahan kering, karena mampu mencari pakannya sendiri,” tambahnya.

Fakta unik lainnya adalah dari sisi taktik dan insting. Baihaqi mengatakan bahwa kambing lebih pintar daripada ternak lainnya. Secara manajemen, hal ini dapat memberikan nilai plus dan minus bagi para peternak. Bila kualitas kandang tidak bagus, kambing akan mudah lolos. Kambing juga agak rewel dari sisi pakan karena lebih menyukai jenis dedaunan yang berbeda. 

“Namun dengan kepintarannya, baik dipelihara secara intensif atau ekstensif akan memberikan beberapa keuntungan. Bila kambing dipelihara dengan sistem diumbar, kambing akan lebih waspada terhadap serangan predator. Kambing juga dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya sendiri dengan mencari pakan sendiri. Kambing juga mampu membedakan pemilik dengan bukan pemilik, sehingga cenderung sulit dicuri,” tandasnya (ipb.ac.id)