News

Program Studi Teknologi Produksi Ternak (TPT) Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Pertanian (IPTP) Fakultas Peternakan IPB University menggelar sharing mengasyikan bagi para siswa sekolah menengah atas (SMA) secara daring, 26/02. Acara yang berjudul “Get Your Success with Animal Production Technology” ini digelar untuk mempromosikan Program Studi TPT kepada siswa-siswi SMA yang merupakan calon mahasiswa.

Ketua Pelaksana, Iyep Komala menyebutkan, acara ini mendatangkan beberapa pembicara keren yang merupakan alumni Departemen IPTP IPB University. Acara ini merupakan diskusi asyik sekaligus berbagi hadiah menarik dengan mengikuti bermacam tantangan. Bahkan, dosen IPB University itu menjelaskan, bagi siswa yang memilih Program Studi TPT berkesempatan mendapatkan hadiah berupa pendaftaran SBMPTN gratis.

Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana menyebutkan acara tersebut dapat menjadi pengalaman berharga bagi para siswa. Dengan demikian, dapat meningkatkan semangat para siswa untuk memilih Program Studi TPT sebagai tujuan. Ia pun menyebut, kesuksesan para alumni menjadi gambaran bahwa alumni Fakultas Peternakan IPB University memiliki prospek pekerjaan yang luas. Tidak hanya di sektor industri peternakan, namun para alumni juga memiliki wirausaha peternakan. 

"Terutama di kondisi pandemi, prospek sektor peternakan cenderung meningkat karena untuk memenuhi kebutuhan makanan bergizi dan menjaga imunitas. Hal ini menunjukkan bahwa sektor peternakan sangat berkembang dan terbuka, sehingga alumni Fakultas Peternakan IPB University tidak perlu khawatir dalam mendapatkan pekerjaan,” ungkapnya.

Sementara, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Dr Audy Joinaldy yang juga sebagai Ketua Himpunan Alumni Fakultas Peternakan "Hanter" IPB University turut menyapa para siswa di tengah kesibukan dan musibah yang dialami Sumatera Barat. Ia mengaku memiliki kesan mendalam selama berkuliah di Departemen IPTP IPB University.

 “Sejak itu saya sadar bahwa pilihan saya sangat tepat untuk berkuliah di Fakultas Peternakan IPB University. Belum lagi prospek sektor peternakan di Indonesia akan terus berkembang karena konsumsi protein hewani akan meningkat seiring pertumbuhan penduduk,” tambahnya.

Alumnus IPB University dari Departemen IPTP,  Aif Arifin Sidhik juga berkesempatan untuk berbagi kesuksesannya. Saat ini, perusahaannya akan meluncurkan sistem kandang ayam modern dan unik yakni apartemen ayam. 

Ia memulai usaha dari keluarga yang berkecimpung di industri pakan ternak. Kini ia telah berhasil mengembangkan budidaya ayam modern. Kandang ayam modern tersebut dikontrol secara komputerisasi sehingga jumlah produksinya dapat mencapai dua kali lipat lebih tinggi daripada sistem tradisional.

Menurutnya, ilmu yang didapatkan selama berkuliah di Departemen IPTP IPB University menjadi modal yang sangat berharga. Terlebih lagi, Fakultas Peternakan mencetak wirausahawan terbanyak di IPB University. Oleh karena itu, kelebihan ini dapat menjadi inspirasi bagi para calon mahasiswa supaya memilih Fakultas Peternakan IPB University.

“Market sektor peternakan akan semakin berkembang. Potensinya pun ada. Saya harap adik-adik SMA dapat terbuka pandangannya dan tidak lagi memandang kuliah di Fakultas Peternakan tidak bergengsi,” kata Arifin, CEO AS Putra Group.

Pada kesempatan yang sama, turut diundang Windi Al Zahra PhD, dosen muda IPB University dari Fakultas Peternakan yang saat ini sedang melanjutkan studi di Belanda. Ia menerangkan bahwa menjadi mahasiswa Fakultas Peternakan dapat berkontribusi menekan angka stunting di Indonesia. Hal ini mengingat pentingnya posisi teknologi peternakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani. 

Ia juga mengatakan, berkuliah di Fakultas Pertanian IPB University akan sangat membanggakan. Selain kompetensi dosennya luar biasa, alumninya juga sangat kompak. 

CEO MT Farm dan peraih Anugerah Young Leader, Budi Susilo Setiawan juga ikut menginspirasi para siswa SMA. 

Pebisnis ternak domba ini mengatakan, industri peternakan akan jauh lebih efektif dan efisien apabila dikelola oleh alumni Fakultas Peternakan IPB University. Alumnus IPB University itu menjelaskan, prospek kerjanya sangat terbuka, terutama di bidang teknologi produksi ternak. Ia sangat bangga menjadi bagian dari alumni Fakultas Peternakan IPB University. 

Ia saat ini sedang berusaha untuk dapat membuka pasar di Eropa sehingga nantinya dapat menjadi kebanggaan almamater dan memperkenalkan produk Indonesia di kancah internasional. Produk tersebut adalah rendang domba yang diinisiasi oleh Program Studi TPT IPB University. Ia berharap, ceritanya dapat menjadi inspirasi bagi para calon mahasiswa sehingga tidak ragu untuk memilih Program Studi TPT IPB University sebagai tujuannya (ipb.ac.id)

IPB University terus berupaya menghadirkan aura industri di kampus melalui kehadiran Teaching Factory. Teranyar, Rektor IPB University, Prof Arif Satria meresmikan Teaching Factory Sorinfer Fakultas Peternakan IPB University di Unit Pendidikan dan Penelitian (UP3) Jonggol, 26/1.

Bekerja sama dengan PT Santana Manggala Karya, Teaching Factory Sorinfer ini merupakan fasilitas mutakhir untuk praktikum dan penelitian mahasiswa dalam bidang budidaya hingga produksi hijauan pakan secara mekanik dan industri.
Sorinfer sendiri merupakan produk pakan fermentasi dengan nutrien lengkap dan seimbang. Berbahan sorgum dan indigofera yang juga diperkaya dengan bahan tambahan lainnya. Sehingga sangat bagus untuk kebutuhan nutrisi ternak.

"Sorinfer merupakan pakan komplit fermentasi yang siap saji. Dengan Sorinfer, memberi pakan menjadi mudah. Peternak tidak perlu lahan luas (untuk mendapatkan rumput hijauan). Cukup dengan sorinfer, kebutuhan nutrisi ternak dapat terpenuhi," ujar Prof Luki Abdullah, Ketua Tim Peneliti.

Selain komplit, lanjut dia, keunggulan lain Sorinfer dapat disimpan dalam waktu lama. Bahkan mampu bertahan hingga tiga tahun jika kemasan tidak dibuka. Di samping itu, karena proses fermentasi, ternak menjadi sangat suka berkat aroma yang dihasilkan.

Ia menjelaskan, produksi Sorinfer di tempat ini didukung mesin yang dirancang dengan kapasitas produksi 20 ton per hari. Jika dikalkulasi, dalam sehari, dapat menghasilkan omset 50-75 juta rupiah.
"Di Indonesia, memang industri completed feed belum banyak. Saya kira ini yang pertama di universitas. Ini merupakan buah karya riset kami sejak 2016 hingga saat ini. Semoga Tefa Sorinfer ini dapat menjadi inspirasi bagi para peneliti dan juga industri," terangnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana menyampaikan, selain menjadi inspirasi, inovasi Sorinfer ini mampu menjadi solusi permasalahan pakan dalam negeri. Sorinfer sangat membantu para peternak yang tak memiliki lahan yang luas untuk memenuhi kebutuhan pakan.
"Sorinfer bisa menjadi jawaban permasalahan pakan saat ini. Dimana tidak semua peternak memiliki lahan yang cukup. Tidak semua juga mampu memformulasikan pakan yang berkualitas. Sorinfer adalah jawabannya," ujarnya.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam peresmian itu menyatakan bahwa pembangunan Teaching Factory merupakan program IPB University untuk memfasilitasi pendidikan mahasiswa. Teaching Factory hadir agar mahasiswa dapat hands on terhadap kompetensi yang diperlukan market saat ini.

“IPB University ingin membangun berbagai Teaching Factory yang terbaik dan paling modern di Indonesia, sehingga dapat memotivasi generasi muda untuk berkiprah di bidang pertanian," ujarnya.

Menurutnya, Teaching Factory Sorinfer ditujukan sebagai sarana pembelajaran dan penelitian bagi mahasiswa, dosen dan masyarakat. Inovasi ini mendapatkan dana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam bingkai program Kedai Reka.

Usai memberikan sambutan, Rektor IPB University menandatangani prasasti peresmian Teaching Factory Sorinfer, pemotongan pita pabrik dan melepaskan truk pengiriman produk Sorinfer ke konsumen.
Peresmian ini dihadiri oleh sejumlah pimpinan IPB University diantaranya Wakil Rektor bidang Internasionalisasi, Kerjasama dan Hubungan Alumni, Prof Dodik Ridho Nurrochmat, Wakil Rektor bidang Inovasi dan Bisnis, Prof Erika Budiarti Laconi, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr Ernan Rustiadi, beserta jajarannya