News

Fakultas Peternakan IPB University menggelar kegiatan Malam Apresiasi  untuk para mahasiswa berprestasi pada Rabu (29/12) malam secara daring melalui aplikasi zoom meeting dan kanal YouTube Fakultas Peternakan IPB dan diikuti oleh kurang lebih 200 partisipan. Dalam acara tersebut, sebanyak 87 mahasiswa fakultas peternakan menerima 130 penghargaan yang terdiri dari berbagai lomba serta kejuaraan. Selain itu apresiasi juga diberikan kepada para ketua Ormawa yang berada di lingkungan Fapet IPB.

Dekan Fakultas Peternakan IPB Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini adalah puncak atas penghargaan berbagai prestasi kemahasiswaan yang diperoleh pada tahun 2021. “Prestasi tahun ini lebih banyak daripada tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi pandemi sekalipun mahasiswa fakultas peternakan bersemangat untuk mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan” ujarnya. Beliau juga menyampaikan harapannya pada tahun 2022 nanti agar para mahasiswa bisa memberikan prestasi yang lebih baik lagi sehingga bisa memunculkan prestasi-prestasi yang bisa mengangkat nama fakultas peternakan di lingkungan IPB baik tingkat nasional maupun internasional.

Hadir pula pimpinan IPB lainnya yaitu Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan Prof. Dr. Ir. Erika Budiarti Laconi, MS serta para Wakil Dekan Fapet IPB yaitu Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si dan Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si. Para pimpinan tersebut memberikan apresiasi serta motivasi dan dukungan kepada para mahasiswa agar semangat meraih prestasi.

Acara ini juga menampilkan kesan dan pesan dari perwakilan mahasiswa berprestasi  sertab beberapa hiburan seperti puisi, tarian tradisional, persembahan lagu, dan video dari seorang mahasiswa Fapet yang berhasil lolos di ajang pencarian bakat X-Factor Indonesia yaitu Alfiroos Joluwin. (Femmy)

Mendengar nama Dalmatian tentunya kita akan membayangkan anjing dengan perawakan atletis dan warna yang sangat unik yaitu putih totol hitam atau merah hati. Popularitas anjing Dalmatian semakin memuncak ketika Walt Disney merilis film 101 Dalmatians pada tahun 1985 dengan bumbu alur cerita petualangan yang dramatis.

Menurut Prof Ronny Rachman Noor, MRur.Sc, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, jika ditelusuri asal usulnya, ternyata anjing Dalmatian tergolong jenis anjing purba. Pada tahun 3.700 BC atau sekitar 5.721 tahun yang lalu, Raja Mesir kuno bernama Cheops yang dikenal dengan raja pembangun piramida diduga memiliki anjing Dalmatian. Sejarah juga mencatat bahwa Raja Yunani kuno memiliki anjing Dalmatian dengan warna totol hitam dan coklat yang digunakan untuk berburu babi liar.

“Di era modern yakni abad ke-16, ada sebuah puisi dari Serbia yang mengambarkan keberadaan anjing Dalmatian. Pada abad ini, anjing Dalmatian digunakan sebagai penjaga kuda dan pemiliknya karena posturnya yang sangat atletis dan memiliki ketahanan tubuh yang luar biasa,” lanjut Prof Ronny.

Asal mula nama Dalmatian memang masih banyak diperdebatkan namun banyak yang sepakat bahwa nama ini berasal dari salah satu propinsi di Kroasia yaitu Dalmatia. Pola warna Dalmatian yang sangat unik telah lama menarik perhatian para ahli genetik untuk menguak misteri bagaimana warna dan pola warna ini dapat terjadi dan diwariskan pada keturunannya.

“Misteri pewarisan warna ini sedikit demi sedikit mulai terkuak ketika ahli genetik menemukan bahwa pola warna Dalmatian ini dihasilkan oleh tiga gen utama, yakni Piebald, Ticking dan Flecking, yang berinteraksi satu dengan lainnya,” ujar Prof Ronny.

Prof Ronny menambahkan bahwa berdasarkan hasil penelitian, lokus TYRP1 yang berada di kromosom 11 ternyata bertanggung jawab terhadap kemunculan variasi warna totol hitam atau merah hati yang merupakan ciri khas pola warna anjing Dalmatian. Lokus TYRP1 ini berfungsi untuk mengontrol produksi eumelanin yang dalam keadaan dominan akan menghasilkan eumelanin hitam dan dalam keadaan resesif akan menghasilkan warna eumelanin coklat.

“Gen lain yang juga terlibat dalam penentuan warna anjing Dalmatian adalah gen MC1R (melanocortin 1 receptor) yang jika berinteraksi dengan lokus Agouti akan menghasilkan warna phaeomelanin atau eumelanin yang menghasilkan warna merah hati,” tambah Prof Ronny.

Di sisi lain, Prof Ronny mengungkapkan bahwa anjing Dalmatian rentan terhadap ketulian. Data menunjukkan bahwa sekitar 17,8 persen anjing ini mengalami ketulian. Kejadian tuli pada anjing Dalmatian ini bisa terjadi pada satu telinga saja atau terjadi pada kedua telinganya.

Terlepas dari kelemahannya ini, lanjutnya, anjing Dalmatian dikenal sebagai anjing yang sangat energik, suka bermain, dan sensitif, serta sangat setia pada pemiliknya dan sangat bersahabat dengan anak anak. Anjing tipe ini juga dikenal  cerdas, sehingga dapat dilatih dengan baik dan menjadi anjing penjaga yang baik.

“Anjing Dalmatian juga dikenal memiliki ingatan yang sangat kuat sehingga jika diperlakukan dengan buruk akan diingatnya sampai puluhan tahun. Dengan harapan usianya yang mencapai 12-14 tahun, keunikan anjing Dalmatian ini semakin menarik hati banyak orang untuk memeliharanya,” pungkas Prof Ronny (ipb.ac.id)