News

Sapi perah yang banyak dipelihara di Indonesia adalah sapi perah Friesian Holstein (FH), yang merupakan bangsa sapi perah dengan tingkat produksi susu tertinggi, dan berkadar lemak yang relatif rendah dibandingkan sapi perah lainnya. Jenis pakan yang diberikan pada sapi perah dapat mempengaruhi produksi dan kualitas susu, serta dapat berpengaruh terhadap kesehatan sapi perah. Akan tetapi faktor penyediaan pakan hijauan yang berkualitas masih menjadi kendala, karena semakin terbatasnya jumlah lahan untuk penanaman hijauan makanan ternak. Dengan demikian perlu diupayakan untuk mencari pakan alternatif yang potensial, murah dan mudah didapat serta tersedia sepanjang tahun. Perkebunan kelapa sawit berpotensi menjadi sumber pakan alternatif untuk mengembangkan usaha peternakan.

Tiga orang peneliti yang terdiri dari P. Riski dari Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Sekolah Pascasarjana, Insitut Pertanian Bogor (IPB); B. P. Purwanto dari Program Diploma IPB; beserta Afton Atabany dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan (Fapet) IPB melakukan penelitian untuk mengetahui produksi dan kualitas susu sapi FH laktasi yang diberi pakan daun pelepah sawit.

“Peluang bagi peternak untuk memanfaatkan hasil sampingan dan limbah dari perkebunan kelapa sawit berpotensial untuk dijadikan sebagai pakan alternatif untuk ternak, karena masih tersedia dalam jumlah yang banyak, belum dimanfaatkan secara optimal dan tersedia sepanjang tahun,” tutur Afton Atabany.

Read more: Pakar IPB Teliti Pakan Daun Pelepah Sawit untuk Sapi Perah

Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) turut mempelopori berdirinya organisasi Asosiasi Dewan Editor Indonesia (ADEI). Acara launching Kongres Asosiasi Dewan Editor Indonesia I (ADEI) dilaksanakan di Balai Penelitian Ternak, Bogor (26/1). Peresmian dilakukan oleh Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI, Prof.Sanjuga.

ADEI akan menjadi perwakilan resmi Council of Asian Science Editors (CASE) di Indonesia dalam mengelola jurnal dan manuskrip. CASE merupakan asosiasi dewan editor jurnal tingkat regional Asia yang berpusat di Korea Selatan, bertujuan meningkatkan kualitas jurnal yang diterbitkan di Asia untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan manusia.

ADEI adalah organisasi non-pemerintah, non-partisan dan non-profit. Sebagai wadah berkumpulnya para dewan editor jurnal ilmiah nasional di Indonesia. Organisasi ini memiliki visi untuk menjadi organisasi yang berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di Indonesia. Organisasi ini memiliki misi untuk meningkatkan kualitas dan keterbacaan jurnal Indonesia, serta mempromosikan ke tingkat internasional.

Ketua ADEI yang juga Guru Besar Fapet IPB, Prof. Dr. Komang G Wiryawan, menyampaikan terbentuknya ADEI diharapkan dapat mewadahi kerja sama, komunikasi dan informasi antar anggota maupun organisasi profesi lain pada tingkat nasional, regional dan internasional. Selain itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas jurnal ilmiah Indonesia dengan berbagi informasi dan konsultasi tentang editing dan publikasi; melakukan pembinaan guna menjaga kualitas jurnal ilmiah di Indonesia; mengupayakan keterbacaan jurnal Indonesia di tingkat nasional, regional dan internasional.

“ADEI akan menjadi tuan rumah untuk kegiatan The 5th Asian Science Editor Conference and Workshop bekerja sama dengan Asia Pacific Association of Medical Journal Editors (APAME) pada tanggal 18-19 Juli 2018. Akan dihadiri oleh sekira 250 peserta dari Dewan Editor di Asia Pasifik. Kami berharap ADEI dapat menjadi mitra pemerintah dan ke depan hasil kongres dapat menjadi pondasi yang baik,” ujar Prof Komang.

Peserta kongres merupakan perwakilan editor di bawah naungan perguruan tinggi, himpunan dan asosiasi profesi, badan litbang pertanian, badan litbang kesehatan, dan LIPI yang berasal dari berbagai bidang ilmu, antara lain kesehatan, pertanian, teknik, bahasa, seni, budaya dan lain-lain yang jumlahnya 60 jurnal baik dari Jawa maupun luar Jawa.

Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Kajian Strategis IPB, Prof. Dr. Hermanto Siregar menyampaikan dukungan IPB terhadap organisasi ini. Sementara, Kepala Pusat Litbang Peternakan (Puslitbangnak), Dr. Atien Priyanti Sudarjo Putri menyambut gembira adanya ADEI. “Sebagai peneliti, saya bergembira dan sangat bangga, kantor Puslitbangnak akan tercatat dalam sejarah sebagai tempat kongres pertama ADEI,” ujarnya.(ipb.ac.id)