News

Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan IPB (Himasiter) menyelenggarakan Student Seminar and Expo 2017  pada tanggal 14-15 Oktober 2017. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan kompetisi paper yang telah diadakan sejak pertengahan tahun 2017. Tema yang diangkat adalah "Membangkitkan Peternakan Nasional untuk Mewujudkan SDG's 2030" dan sub tema yang diangkat adalah  : Sosial dan Ekonomi Peternakan; Logistik Peternakan; Pakan dan Teknologi Peternakan serta Lingkungan dan Produk Peternakan.

Student Seminar and Expo 2017 diikuti oleh mahasiswa aktif yang berasal dari 12 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. Pada tanggal 14 Oktober,  diselenggarakan kompetisi presentasi karya ilmiah yang telah terseleksi dari 6 perguruan tinggi, yaitu Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Negeri Yogyakarta. Setiap tim perwakilan, masing-masing terdiri dari 2-3 mahasiswa, yang mempresentasikan karya ilmiah yang telah dibuat sebelumnya. Himasiter mengundang tiga orang juri dosen dari Departemen INTP dan Forcess untuk melakukan penilaian dari presentasi yang dilakukan.  Acara presentasi berlangsung dari pagi hingga siang. Kemudian dilanjutkan dengan tour kampus yang tujuannya mengenalkan IPB kepada mahasiswa Peternakan dari universitas lain.

Read more: Student and Seminar Expo 2017

 

Peternakan ruminansia di Indonesia didominasi oleh peternakan rakyat. Sebagian besar peternak memanfaatkan rumput sebagai hijauan pakan utama untuk ternak. Akan tetapi kendala yang dihadapi oleh peternak adalah ketersediaan hijauan. Kuantitas, kualitas, dan kontinuitas hijauan adalah faktor penghambat hijauan pakan.

Hal tersebut membuat sejumlah pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian terkait seleksi rumput tahan cekaman dan potensi pengembangannya di daerah kering dengan teknik Leisa. Penelitian ini dilakukan oleh Moh Ali Hamdan, Panca DMH Karti dan Iwan Prihantoro dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan (Fapet).

Panca mengatakan, Indonesia memiliki keanekaragaman jenis rumput yang tinggi. Namun, sebagai negara tropis, beberapa daerah di Indonesia  memiliki panjang musim yang berbeda seperti musim penghujan yang lebih pendek dari musim kemarau. Bagi daerah yang memiliki musim kemarau lebih panjang dari musim penghujan, ketersediaan hijauan menjadi faktor penghambat bagi perkembangan peternakan. “Padahal potensi ternak tersebut tentunya memerlukan ketersediaan hijaun sebagai pakan,” katanya.

Read more: Peneliti IPB Kembangkan Rumput yang Tahan Kekeringan