News

Sugih Satrio Wibowo, mahasiswa Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) terpilih sebagai delegasi  Youth4Dev Academy Booth Camp 2017.

Acara yang diinisiasi oleh empat orang alumni program YSEALI Civic Engagement University of Nebraska dan didukung oleh U.S Embassy di Jakarta ini memfokuskan pada peran pemuda di setiap daerah dalam berkontribusi mewujudkan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s).

Dalam acara ini juga memilih beberapa proyek sosial dari delegasi untuk dibiayai dalam pelaksanaannya dalam sesi pitching project bersama Kedutaan Besar Amerika di Jakarta.

Sebagai perwakilan Jawa Barat, Sugih membawa projek sosial yang berjudul Agreeneration (Agriculture Generation) bersama komunitas Bogor Youth Impact untuk menciptakan generasi pertanian masa depan melalui pendidikan pertanian.

Selain itu, Agreeneration juga membuat konsep urban farming dalam satu RW yang dikelola bersama untuk mengurangi angka pengangguran pada usia muda dalam memanfaatkan potensi lokal daerahnya.

"Agreeneration juga bertujuan untuk mempersiapkan pemuda tingkat RW dalam bonus demografi yang akan datang," ujarnya.

Proyek ini berhasil menjadi proyek terpilih dalam pendanaan dan mentorship dari Kedutaan Besar Amerika di Jakarta pada acara Youth For Sustainable Development Small Grants Competition (bogor.tribunnews.com)

Fakultas Peternakan IPB mendapatkan kunjungan kerja dari Pansus Pengelolaan Sapi DPRD Bali, yang diketuai oleh I Nyoman Parta, SH, pada hari Rabu, 12 Juli 2017. Kunjungan kerja tersebut diterima oleh para profesor dan pakar di bidang peternakan dari Fakultas Peternakan IPB, diantaranya Dr. Ir Rudy Priyanto , Dr. Ir Asnath Maria Fuah, MS, Prof. I Komang G. Wiryawan, Dr. Ir. Asep Sudarman., M.RurSc., Prof. Dr. Dewi A Astuti, Dr. Jakaria, S.Pt, M.Si, dan Dr. Rudi Afnan, S.Pt., MSc. Agr. 

I Nyoman Parta, selaku ketua Pansus menyampaikan bahwa tujuan pembentukan Perda Pengelolaan Sapi adalah pelestarian dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat peternak sapi. Di satu sisi daging sapi bali bahkan tidak mau diterima oleh hotel-hotel di Bali sendiri. Hal ini sangat ironis dengan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh sapi bali. Menurutnya, sapi bali bisa melahirkan sampai 13 kali dibandingkan sapi luar negeri yang hanya mampu sampai 3 - 4 kali saja melahirkan. "Padahal sapi bali banyak memiliki kelebihan seperti bisa hidup disemua daerah dan dagingnya sangat padat dan empuk," lanjutnya. 

Para profesor dan pakar IPB menyarankan agar sapi bali diberikan suplemen tambahan untuk menambah kualitas dagingnya. Makanya di Bali perlu juga didirikan atau diadakan pabrik pakan ternak. "Pembibitan sapi bali tidak bisa diserahkan ke petani dan harus diambilalih oleh pemerintah atau pihak swasta," saran salah seorang profesor. Ditambahkan, bibit sapi masih murni harus dijual mahal dengan kualitas yang bagus dan unggul.  Selain itu, Ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sapi yaitu penggemukan, pembiakan dan pembibitan.