Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University Bicara tentang Model Bisnis Maggot untuk Masyarakat

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar talkshow bertajuk Model Bisnis Plasma Inti Larva BSF Berbasis Ekonomi Masyarakat. Acara ini merupakan bagian dari IPB Innovation EXPO 2023 yang diselenggarakan di Botani Square Mall Bogor (30/09). Menghadirkan Prof. Nahrowi, Guru Besar Fapet IPB dengan keahlian bidang teknologi pakan ini memfokuskan pembicaraan pada model bisnis  maggot untuk pakan alternatif meat bone meal (MBM) pada industri pakan unggas, ikan dan babi.  Maggot  merupakan pakan yang terbuat dari larva Black Soldier Fly (BSF).  Selama ini kita import MBM karena Indonesia belum dapat membuatnya.  Prof. Nahrowi lalu menyampaikan bahwa MBM ini dapat digantikan keberadaannya apple to apple oleh maggot dalam ransum unggas, ikan dan babi. Bisnis maggot ini sangat menjanjikan mengingat industri pakan saat ini mengimpor MBM sekitar satu juta ton pertahun atau setara dengan 10 triliun rupiah.

Dalam pemaparannya, Prof. Nahrowi menjelaskan alasan mengapa maggot menjadi pilihan yang tepat.   Salah satunya adalah kemampuan maggot untuk tumbuh dan berkembang dengan baik menggunakan media sampah organik yang tersedia, yang jumlahnya sekitar 53% dari total sampah di Indonesia, sekitar 30 juta ton per tahun.  "Model bisnis yang saya tawarkan adalah masyarakat tidak perlu melakukan seluruh proses mulai dari pemeliharaan hingga pengeringan maggot. Kami hanya meminta masyarakat untuk melakukan tahap pembesaran saja, sementara tahap lainnya akan ditangani oleh pihak lain," jelas Prof. Nahrowi. Tahap awal melibatkan pendistribusian bibit maggot yang berusia 5 hari kepada masyarakat. Kemudian, masyarakat akan bertanggung jawab untuk membesarkan maggot tersebut selama 10 hari, sehingga dalam waktu 15 hari, maggot sudah siap untuk diambil. Prof. Nahrowi menegaskan bahwa bisnis ini sangat jelas karena konsumennya adalah industri pakan. Model bisnis ini terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok pembesaran oleh masyarakat desa dan kota, beberapa kelompok pembibitan yang hanya ada di kabupaten atau kota, dan beberapa kelompok pengolahan yang beroperasi di tingkat Provinsi.

Talkshow yang sangat informatif ini dihadiri oleh berbagai kalangan. Dalam sesi diskusi, Muhammad Rizis Maulana, seorang mahasiswa Sekolah Vokasi IPB, berbagi pengalamannya di Prodi Pengembangan Masyarakat. Saat ini, ia sedang menjalani magang di Desa Sukaharja, Ciomas, dan sedang aktif mengembangkan budidaya maggot. Selain itu, ia juga berminat untuk menjalin kerjasama dengan Prof. Nahrowi.

Peserta lain yang juga tertarik adalah Andi, pengunjung mall dari kalangan masyarakat umum yang antusias mengikuti talkshow tersebut “Saya concern pada masalah sampah dan berminat mengikuti training bisnis maggot yang bekerjasama dengan Prof. Nahrowi”ujarnya. (Femmy)