News

Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University mengadakan pelatihan peningkatan capability stakeholder dalam bidang industri pakan dan peternakan secara hibrid di Ruang Sidang Departemen INTP, Sabtu (15/10). Kegiatan yang mengambil tema “Meningkatkan Produksi Ternak dengan Inovasi Wafer Pakan” ini ditujukan bagi mitra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) IPB University, khususnya peternak se-Indonesia.

Dalam pelatihan yang digelar Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) ini, Dr Idat Galih Permana, Dekan Fapet IPB University mengatakan pelatihan ini dalam rangka sosialisasi dan memperluas dampak positif atas inovasi para peneliti di Divisi Industri Pakan, INTP.

“Tentu kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai dengan produksi. Kita juga harus terus memperluas dan mensosialisasikan hasil inovasi ini kepada masyarakat guna mengatasi permasalahan penyediaan pakan yang berkualitas, baik hijauan maupun konsentrat,” ujar Dr Idat dalam sambutannya.

Dalam pelatihan ini, hadir Prof Yuli Retnani, Guru Besar IPB University dari Fakultas Peternakan yang menggembangkan inovasi wafer pakan berbasis limbah pangan dari pasar. Ia menjelaskan bahwa inovasi ini dilatarbelakangi oleh ketersediaan pakan bersih berkualitas yang kurang memadai di daerah rawan pakan. Inovasi yang telah dikembangkan sejak 2009 ini dinilai mudah diolah, mudah didapat sepanjang musim, harga bersaing dan mampu mengurangi masalah lingkungan.

“Kini produksi wafer pakan menggandeng PT Warbis sebagai solusi hilirisasi yang ditawarkan dengan izin edar terstandar. Solusi ini ditawarkan kepada para peternak, koperasi, asosiasi sebagai peternak binaan IPB University,” jelasnya.

Prof Luki Abdullah, Guru Besar Fapet IPB University turut menjelaskan terkait sistem pengendalian yang terpadu pada produksi ternak melalui manajemen nutrisi dan pakan. Ia menilai perlu mengimplementasikan sistem ini karena salah satu komponen penting dalam sistem produksi ternak adalah pakan.

“Sistem ini adalah pengendalian yang terintegrasi, mulai dari perencanaan produksi, manajemen nutrisi dan pakan, hingga pengawasan produk ternak, karena ketiganya saling berhubungan,” ujar Prof Luki.

Ir Budi Hariyanto dari PT Lembu Jantan Perkasa menjelaskan bahwa pakan berkualitas berperan penting untuk meningkatkan produksi ternak. Pakan berkualitas dapat menghasilkan pertambahan berat badan yang baik, terutama pada anakan.  “Permodalan untuk pakan ternak sendiri dapat memakan biaya hingga 80 persen, sehingga inovasi wafer pakan dapat memangkas biaya ini,” ujarnya.

Dr Heri Ahmad, Dosen IPB University dari Fakultas Peternakan menambahkan, pakan yang berkualitas juga memegang peranan dalam logistik ternak. Konsumsi pakan ternak selama perjalanan perlu diperhitungkan jumlah dan kualitasnya agar dapat memenuhi kebutuhan ternak.  “Pakan ini perlu melalui proses pengendalian dan jaminan mutu dalam rantai pasok pakan,” terangnya.

Dalam mempromosikan inovasi ini, strategi digital marketing memegang peranan esensial. R Agung Nugraha, Founder Warbis mengatakan strategi ini akan memberikan dampak yang baik untuk kemajuan usaha promosi dari produksi pakan ternak.  “Jika sistem ini dijalankan dengan baik maka dapat meningkatkan pangsa pasar di kalangan peternak hingga memperbaiki rantai suplai,” katanya (ipb.ac.id)

Jika manusia memerlukan persiapan sebelum menikah, sapi juga perlu disiapkan untuk sukses kawin. Persiapan sapi untuk kawin tersebut dilakukan oleh tiga dosen Fakultas Peternakan, IPB yang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung Bogor. Mereka adalah Edit Lesa Aditia, M.Sc, Dr. Iwan Prihantoro, yang diketuai oleh M. Baihaqi, M.Sc.

Upaya peningkatan kesiapan sapi-sapi betina tersebut dilakukan melalui program Dosen Mengabdi Reguler 2022 yang diselenggarakan oleh LPPM IPB. Pada kegiatan tersebut dilaksanakan pelatihan identifikasi betina produktif serta peningkatan kualitas pakan sapi untuk siap kawin. Kegiatan yang dilaksanakan pada (9/10) turut melibatkan mahasiswa program sarjana dan pascasarjana IPB.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan saluran reproduksi sapi-sapi betina melalui palpasi (perogohan) saluran reproduksinya guna identifikasi kualitasnya. Dari program tersebut diketahui beberapa sapi betina yang dimiliki oleh masyarakat merupakan sapi yang perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan kesiapan kawinnya. Upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan performa BCS (Body condition score) dengan perbaikan pakan sapi betina untuk menyiapkan pada masa perkawinannya, serta pemberian pakan flushing sebelum proses perkawinan.

Pada program Dosen IPB mengabdi tersebut diserahkan kepada peternak sejumlah pakan serta berbagai multivitamin yang menunjang kesiapan sapi untuk kawin. “Program Dosen Mengabdi Reguler ini merupakan kelanjutan dari MoA yang telah disepakati antara Fakultas Peternakan IPB dengan Mitra peternak di Kecamatan Nanggung. IPB mencoba mencarikan solusi permasalahan yang ada di peternak dengan mencoba mengidentifikasi pokok masalah dan menghadirkan solusinya” tutur ketua tim Baihaqi.

Sejalan dengan hal tersebut peternak sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh IPB dalam membantu mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. “Sebelumnya kami hanya mencoba mengatasi permasalahan dengan coba-coba sendiri tanpa ada pembimbingnya, namun setelah ada kerjasama dengan IPB alhamdulillah ada pembinaan dan perlahan-lahan masalah yang kami hadapi ada solusinya. Terima kasih kepada tim IPB yang senantiasa mendampingi kami” sambung Abi Saminan sebagai ketua kelompok.

Program ini akan terus dilanjutkan dengan memantau sapi-sapi betina tersebut untuk benar-benar siap kawin dan berhasil bunting (M. Baihaqi)