IPBSDG3

  • Undang Penyiar Berita TV Nasional, Fakultas Peternakan IPB University Gelar Pelatihan Public Speaking

    Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menyelenggarakan pelatihan komunikasi dan pengembangan diri, (05/09). Pelatihan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru angkatan ke-57 ini menghadirkan Wawan Wicky Adrian yang merupakan seorang news anchor dan executive producer di IDX Channel.

    Prof Irma Isnafia Arief selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fapet IPB University menyampaikan dukungan atas diselenggarakannya pelatihan tersebut. Ia berharap pelatihan dapat membantu mahasiswa baru meningkatkan rasa percaya diri serta kemampuan berbicara di depan publik.

    “Tentunya sudah banyak sekali pengalaman yang dimiliki oleh Kak Wawan. Semoga kiat dan ilmunya dapat meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa. Semoga acaranya berjalan dengan sukses, kami segenap tim di dekanat senantiasa memantau dan mendukung kegiatan adik-adik mahasiswa,” ujar Prof Irma.

    Dalam kesempatan tersebut Koordinator Komisi Kemahasiswaan Fapet IPB University, Iyep Komala, SPt, MSi juga menyampaikan harapannya bahwa melalui pelatihan ini mahasiswa menjadi lebih cakap dalam berkomunikasi. Baik komunikasi dengan sesama mahasiswa maupun dengan para dosen dan tenaga kependidikan. 

    “Semoga mahasiswa juga menjadi lebih termotivasi untuk mengejar kesuksesan. Karena kemampuan komunikasi serta personality yang baik sangat mendukung kita dalam mencapai kesuksesan,” tandasnya di hadapan 350 peserta pelatihan.

    Wawan Wincky Adrian SKom MKP yang selanjutnya dipanggil dengan sapaan Wicky memulai pemaparannya dengan beberapa alasan atau ketakutan yang dimiliki mayoritas orang dalam public speaking. Ia menyampaikan bahwa secara umum ketakutan tersebut di antaranya takut dengan pelafalan yang buruk, takut dianggap tidak nyambung dengan penonton, serta takut tidak dihiraukan oleh audien.

    “Hal pertama yang harus diubah adalah mengubah mindset kita. Katakan kalau kita harus berani melakukan public speaking. Kalau tidak maka akan terlalu banyak kesempatan yang akan saya lewatkan. Kalau tidak, maka orang-orang tidak akan mengetahui ide-ide yang saya miliki dan ingin saya bagikan kepada dunia,” papar penyiar Berita Satu tersebut.

    Selanjutnya Wicky menguraikan satu per satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketakutan tersebut sebelum memulai public speaking. Kekhawatiran terhadap kesalahan berbicara dapat diatasi dengan melakukan riset yang maksimal terhadap topik yang akan disampaikan. Kemudian lakukan latihan di depan cermin sembari memperhatikan gestur tubuh dalam membawakan materi.

    “Ketakutan selanjutnya adalah khawatir belibet atau pelafalan yang tidak jelas. Hal ini bisa diatasi dengan senam mulut. Untuk menghasilkan artikulasi yang jelas maka kita tidak boleh malas untuk membuka mulut dan menggerakkan wajah saat mengatakan sesuatu,” ujarnya.

    Rasa takut tidak dihiraukan oleh audien bisa diatasi dengan melakukan kontak mata serta bahasa tubuh yang terbuka. Sesekali dapat menyampaikan pertanyaan untuk kembali memfokuskan perhatian para audien. Tidak kalah penting juga untuk menanamkan keyakinan dalam diri sendiri bahwa kita hadir untuk memberikan manfaat kepada audien.

    “Terakhir, adanya rasa tidak percaya diri. Solusi untuk ini adalah groom yourself. Gunakan pakaian terbaik saat akan tampil. Sesuaikan outfit yang dikenakan dengan tema acara. Terakhir gunakan make up secukupnya,” pungkas Kak Wicky. 

    Peserta terlihat sangat antusias mengajukan pertanyaan. Acara pelatihan pada minggu pagi tersebut diakhiri dengan pembagian kelompok menjadi 20 kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh seorang mentor yang merupakan kakak tingkat yang tergabung dalam Public Relation Fakultas Peternakan IPB University.

    Masing-masing kelompok berdiskusi dalam breakout room untuk membuat video promosi dengan topik peternakan secara luas sebagai praktikum dari pelatihan yang diikuti (ipb.ac.id)

  • Viral Telur dalam Telur, Bisakah? Ini Kata Prof Niken Ulupi

    Menurut Prof Niken, telur di dalam telur bisa terjadi. Secara keilmuan, kejadian ini dinamakan  double yolk.  Kejadian ini merupakan ketidaknormalan proses pembentukan sebutir telur karena ada dua ovum (sel telur) yang terovulasi secara bersamaan atau hampir bersamaan.

    Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa secara normal hanya satu ovum terovulasi. Ovum tersebut kemudian diproses di dalam saluran reproduksi unggas (oviduct) yang terdiri dari beberapa bagian. Selanjutnya ovum yang terovulasi ini mendapat tambahan putih telur kental/albumen (di dalam magnum), mendapat tambahan cairan garam-garam mineral dan selaput telur (di dalam isthmus) serta mendapat tambahan kerabang/cangkang (di dalam shell gland/uterus). Maka terbentuklah sebutir telur utuh, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh induk unggas.

    Rangkaian seluruh proses pembentukan sebutir telur tersebut, dimulai dari ovum diovulasikan sampai terbentuk telur utuh dan dikeluarkan dari tubuh unggas berlangsung dalam waktu 24-25 jam. Setelah telur dikeluarkan dari tubuh induk, sekitar 15-40 menit kemudian, terjadi ovulasi ovum berikutnya.

    “Yang menyebabkan proses pembentukkan telur tidak normal sehingga terjadi kasus double yolk adalah faktor genetik dan faktor manajemen (yang membuat unggas petelur panik dan stres) sehingga gerakan peristaltik saluran reproduksinya tidak normal,” jelas dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan ini.

    Ia menuturkan kasus double yolk ini bermacam-macam, ada kondisi dua ovum terovulasi secara bersamaan. Yang menyebabkan di dalam satu butir telur ditemukan dua kuning telur yang posisinya persis berdempetan.Selain itu, ada dua ovum yang terovulasi pada waktu yang hampir bersamaan, kejadian ini bisa ditemukan dalam satu butir telur yang posisi kedua kuning telurnya tidak berdempetan, melainkan sudah ada batas putih telur. Bisa jadi posisi kedua kuning tersebut selain dibatasi putih telur juga sudah ada batas selaput telur bahkan kerabang telur, meskipun kerabang tersebut belum terlalu tebal dan keras.

    “Telur double yolk ini aman dikonsumsi selama dihasilkan oleh induk unggas yang sehat dan disimpan dalam tempat bersih sehingga meminimalkan telur tersebut terpapar mikroba patogen serta dimasak secara matang. Semua unggas, ayam misalnya, berpeluang menghasilkan telur double yolk. Frekuensinya yang berbeda, tergantung faktor genetik dan manajemen pemeliharaannya, " jelasnya.

    Meskipun aman dikonsumsi, Prof Niken menekankan agar kejadian double yolk ini harus diminimalkan terutama pada unggas pembibit, karena telur tersebut tidak bisa ditetaskan. Oleh sebab itu dalam proses penetasan ada seleksi telur tetas, salah satunya adalah seleksi bobot telur (55-65 gram/butir). Karena pada bobot diatas 65 gram/butir dikhawatirkan telur tersebut double yolk

  • Webinar Departemen IPTP IPB University Hadirkan Prof Masahiro Ogawa dari Jepang

    Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) IPB University kembali menyelenggarakan webinar series untuk yang kedua kalinya. Webinar ini menghadirkan pembicara dari luar negeri yaitu Prof Dr Masahiro Ogawa dari Universitas Kagawa, Jepang (16/6). Tema kali ini adalah “Armoring Yourself with The Molecules Helping You to Win Over the Virus”, yang menggali dan mempelajari potensi sumber protein hewani di Indonesia.

    Prof Masahiro Ogawa merupakan ahli di bidang protein dan banyak dari hasil risetnya membahas mengenai gula dan zat aditif alami. Menurut hasil risetnya, kesehatan masyarakat Indonesia berada pada titik yang kritis akibat adanya pandemi. Perubahan budaya makan dari restoran menjadi di rumah saja memaksa sebagian orang untuk mengkonsumsi makanan kemasan atau instan yang memiliki nutrisi yang rendah, rasa yang kurang enak dan tinggi kalori, namun masyarakat tetap membelinya. Ditambah lagi dengan gaya hidup yang kurang rutin berolahraga yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit.

    Dibandingkan Indonesia, sebagian produk makanan dan minuman kemasan di Jepang ditambahkan dengan nutrisi tambahan dan zat aditif alami untuk mengurangi efek buruk terhadap kesehatan. Misalnya brand Coca-cola yang memiliki seri Life yang bebas kalori dan ekstrak tanaman stevia sebagai pengganti gula. Pada Coca-cola Life juga terdapat indigestible dextrin untuk menurunkan penyerapan glukosa dalam usus kecil sehingga kadar gula darah lebih rendah.

    Ia berharap processed food di masa depan ekspetasinya menjadi lebih sehat dan enak, tetapi masih membutuhkan manfaat tambahan. Misal pada produksi sosis ayam, penggunaan garam, gula, fosfat dan sodium nitrat yang tinggi diganti dengan zat aditif alami yang lebih sehat. Gula diganti dengan rare sugar d-allulose walaupun biayanya tergolong mahal dan jarang ditemukan di alam. Zat ini memiliki manfaat bagi kesehatan, antihiperglikemik, supresi akumulasi lemak, anti obesitas serta cocok untuk produk makanan beku seperti sosis karena dapat memperbaiki tekstur dan mencegah sineresis. Zat alami lain yaitu antioksidan polifenol dari ekstrak daun buah zaitun untuk memperbaiki tekstur dan mencegah oksidasi lipid pada sosis.
     
    Selain rare sugar, Dr Zakiah Wulandari, dosen IPB University dari Departemen IPTP melakukan riset terhadap enzim lisozim dalam putih telur yang dapat digunakan sebagai zat pemanis. Hasil riset dari telur unggas lokal seperti ayam kampung dan itik Cihateup ditemukan bahwa hasil isolasi dan purifikasi lisozim pada telur dapat dijadikan bahan pemanis pengganti gula.

    Kekhawatiran pada tingginya angka impor gula dan pasien diabetes menjadi latar belakang riset tersebut.  Ia mendapatkan tingkat kemurnian hingga 97 persen dan tingkat kemanisan hingga sekitar 10µM. Namun proses pemanasan pada saat produksi dapat menurunkan tingkat kemanisan produk sehingga ia menyarankan untuk penambahan lisozim dengan dosis tinggi saat sterilisasi produk.

    Berbeda dengan kandungan nutrisi, pembahasan Dr Cahyo Budiman,  dosen IPB University dari Departemen IPTP  lebih menekankan pada sifat dan potensi antiviral protein pangan dari produk hewani. Sebagian besar risetnya merujuk pada sifat antiviral pada produk olahan susu dan produk hasil fermentasi. Laktoferin pada susu dapat mencegah penempelan dan translasi virus dengan berbagai mekanisme. Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa zat tersebut memiliki potensi untuk menghambat virus herpes, HIV, hingga hepatitis C. Dan yang terkini adalah potensinya untuk diaplikasikan pada SARS-Cov2.

    Ia menambahkan bahwa zat tersebut dapat dijadikan zat aditif pada beberapa produk seperti susu bubuk. "Tapi kita masih harus banyak bekerja untuk bisa mentranslasi, melanjutkan sifat tersebut ke tahap klinis atau aplikasi,” ujarnya.

    Hampir sama dengan sifat antiviral, dosen IPB University dari Divisi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Prof Dr Irma Isnafia Arief, membahas tentang sifat antibakteri pada bakteriosin. Sebuah protein berasal dari bakteri asam laktat pada produk pangan fungsional hasil ternak. Protein tersebut dinilai memiliki potensi sebagai preserfatif non toxic dan aman. Dengan struktur berbentuk heliks amfilik, zat tersebut dapat mudah masuk ke dalam membran sel bakteri patogen hingga membuatnya mengalami depolarisasi dan kemudian mati atau memiliki sifat bakterisidal.

    Prof Irma telah melakukan riset pada bakteriosin jenis plantaricin IIA-1 A yang diproduksi dalam bentuk kristal agar travel friendly serta telah terdaftar di HKI. Zat tersebut dinilai cocok untuk ditambahkan pada produk fermentasi secara in situ pada produk hewani seperti sosis urutan (Bali), rangke (Sulawesi Selatan), dan dadih (Sumatera Barat). Pada daging segar diaplikasikan dengan cara disemprotkan  plantaricin 0.2 persen hingga lebih awet bila dijajakan di pasar, sedangkan pada bakso dan sosis dengan dosis lebih tinggi yaitu 0.3 persen dan dinilai tiga kali lebih efektif daripada nitrit (ipb.ac.id)

Page 4 of 4