News

Berawal dari program Healthy Lifestyles oleh Rektor IPB University, Fakultas Peternakan (Fapet) mengadakan senam Ba Duan Jin  dalam rangka meningkatkan produktivitas pegawai dan keseimbangan kehidupan kerja (work-life balance). Senam yang berasal Tiongkok ini rutin diadakan setiap Jumat pagi di halaman plaza depan Fapet. Dr. Salundik, Dosen Departemen IPTP Fapet adalah instruktur sekaligus inisiator dari kegiatan tersebut. “Minggu pertama Fakultas sudah melakukan program healthy lifestyles dan saya bertemu Dekan lalu menawarkan untuk mengisi dengan ba duan jin, ternyata Dekan langsung minta untuk mengisi minggu depan dan berlanjut”jelas pria yang akrab disapa Pak Sal ini.

Dalam wawancara selepas sesi latihan, Pak Sal bercerita mengenai Ba Duan Jin yang diikuti di Perguruan Chikung Kylin Budaya Indonesia dan ada cabangnya di Bogor “Saya ikut disana belajar chikung, banyak macam geraknya, salah satunya ba duan jin dan kami memanggil guru khusus yang datang dari shaolin yang sedang melaksanakan program overseas”ungkapnya. Guru tersebut bahkan  pernah tampil di RCTI pada tahun 90an. 

Bermacam variasi ba duan jin, ada yang menyebutnya 8 lapisan sutra, tapi intinya ada gerakan, hanya cara masuknya beda. “Untuk melakukan gerakannya, kita harus melakukan dengan hati, bedanya kalau dari Tiongkok ini, kita harus tahu namanya, supaya kita dalam melakukan gerakan nya bisa tahu apa maksudnya, misalnya bangau terbang menembus awan, kita harus membayangkan sedang terbang, di sekitar kita ada awan. Jadi penuh dengan perasaan, makannya taichi kalau di salah satu sisi orang bilang adalah meditasi gerak, karena pikirannya fokus, rileks, mendiamkan pikiran lain. Lagu hanya membawa kita untuk lebih rileks dan lebih fokus”jelasnya. 

Pak Sal yang sudah berlatih dari tahun 2008 ini juga sedikit menerangkan sejarah ba duan jin dari ribuan tahun yang lalu, kala itu, Jendral Yue Fei yang hidup pada masa dinasti Song, melihat pasukannya lesu dan  tidak semangat. Maka dia menciptakan gerakan ini dan tujuannya untuk merangsang jalur meridian di dalam tubuh, sehingga menjadi sehat, kuat. Untuk harapan selanjutnya, selain latihan yang rutin, Pak Sal memiliki cita-cita pada ajang Dies Natalis IPB ke depan, ba duan jin tampil bisa tampil di pembukaan atau penutupan acara tersebut. 

Salah satu peserta latihan, Eneh Maesaroh, S.Si yang tidak pernah absen mengikuti dari awal diadakan latihan, mengaku cocok dengan senam ini “Mungkin karena usia, tidak terlalu banyak gerakan loncat. Olah nafas yang membuat segar, ringan & fit. Pengalaman sebelumnya pernah mengikuti olah nafas yang mirip, namun terhenti ketika pandemi. Sekarang di Fapet mulai lagi & jam kerja jadi tidak mengganggu waktu libur” ujar PLP dari Departemen INTP Fapet ini. (Femmy).

Dua dosen Fakultas Peternakan IPB University, Dr Salundik dan Dr Iyep Komala memberikan pelatihan pembuatan biourin dari kotoran sapi perah kepada peternak. Pelatihan dilakukan di peternakan sapi perah rakyat di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat sebagai upaya penanganan limbah supaya tidak mencemari lingkungan. 

Dr Iyep menyampaikan, permasalahan pencemaran lingkungan menjadi salah satu faktor utama untuk keberlangsungan peternakan sapi perah di Indonesia. “Sebelumnya peternak sudah diberikan pelatihan vermikompos. Saat ini, kami memberikan pelatihan pengolahan urin sapi perah, karena urin paling mudah mencemari lingkungan apabila tidak diolah,” ucapnya. 

Dr Salundik menambahkan bahwa pelatihan tersebut bertujuan supaya limbah tidak mencemari lingkungan. Di sisi lain, biourin ini memiliki kandungan hara dan hormon-hormon pertumbuhan yang baik untuk tanaman.

“Peternak juga bisa mendapatkan penghasilan dari produk biourin yang dibuat. Hasil pelatihan ini harus menjadi produk yang bisa diaplikasikan ke tanaman di sekitar lokasi peternakan, bahkan bisa dikemas untuk dijual,” ujarnya.

Menurut Mamur Komara sebagai ketua kelompok peternak, pelatihan pembuatan biourin ini sangat diperlukan peternak di desanya. Sebab, di sekitar wilayah peternakan sapi perah mulai banyak dibangun tempat wisata, kafe dan penginapan. Oleh karenanya, pengolahan limbah menjadi biourin ini menjadi penting untuk dilakukan.

“Kami tidak mau tergusur karena masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah. Terima kasih kami ucapkan kepada Fakultas Peternakan IPB University yang selalu gigih membina peternak,” tutur dia (ipb.ac.id)