News

Swasembada daging tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena banyak kendala. Kendala tersebut diantaranya adalah para peternak masih beternak secara tradisional, kepemilikan sapi per peternak hanya 2-3 ekor, rendahnya pendidikan, lemahnya pengetahuan teknologi, dan kurangnya keberpihakan pemerintah kepada sektor ini.
 
Demikian dikatakan Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof.Dr Muladno dalam Dialog Pakar di RRI Bogor, belum lama ini. Namun demikian, ia menegaskan Indonesia sebagai bangsa yang besar tidak boleh berpangku tangan. 
Read more: Percepat Penggemukan dengan Pemandulan Sapi Jantan

 

Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Dr Muladno mengatakan, target swasembada daging dua atau tiga tahun ke depan adalah bersifat politis. Karena menurutnya, tidak akan terjadi swasembada daging dalam kurun waktu sesingkat itu apabila melihat kondisi peternakan sapi di Indonesia saat ini, mengingat total populasi sapi yang ada hanya 16 juta ekor, itu pun termasuk sapi impor dan sapi betina.
 
Hal ini disampaikannya dalam jumpa pers di Bogor, Kamis (19/3). Menurut pencetus Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) 1111 ini, mayoritas pemilik sapi Indonesia (6,5 juta orang) adalah lulusan SD-SMP. Kondisi saat ini, kepemilikan sapi per peternak hanya 2-3 ekor dengan berbagai keterbatasan seperti akses lemah, pengetahuan teknologi lemah dan masih menggunakan cara tradisional.
 

Read more: Guru Besar IPB: Swasembada Daging Terwujud 20-30 Tahun Lagi