News

  • Dalam rangka Dies Natalis ke 59, IPB University menggelar Malam Penghargaan IPB tahun 2022 pada (4/10). Acara yang diselenggarakan di IICC Bogor dan disiarkan secara langsung di kanal YouTube IPB TV ini juga sekaligus sebagai penutupan dari seluruh kegiatan Dies Natalis IPB. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud apresiasi IPB kepada para Dosen, Tenaga Kependidikan,  Mahasiswa, Alumni, Unit Kerja dan peran Mitra atas dedikasinya dalam membangun IPB.

    Dalam Malam Penghargaan IPB University 2022 ini Fakultas Peternakan turut ambil bagian dalam acara tersebut dengan diraihnya penghargaan sebagai Unit dengan Penelitian Kompetitif Nasional dan Desentralisasi Terproduktif 2022. Penghargaan dan ucapan selamat disampaikan oleh Rektor IPB Prof. Arif Satria kepada Dekan Fakultas Peternakan Dr. Idat Galih Permana.

    Dalam kesempatan terpisah Dekan Fakultas Peternakan menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah bentuk apresiasi IPB kepada seluruh dosen di Fakultas Peternakan yang selalu bersemangat berkompetisi dalam memperoleh pendanaan serta menjalankan penelitian dengan baik. Dr. Idat lebih lanjut mengatakan bahwa “Sebanyak lebih dari 60 judul penelitian dengan jumlah dana lebih dari 7,5 Milyar yang berasal dari skema kompetitif dan desentralisasi IPB dilaksanakan oleh dosen Fakultas Peternakan.”

    Pada Malam Penghargaan IPB University ini Prof. Anuraga Jayanegara mendapatkan penghargaan sebagai Dosen  dengan Kinerja Publikasi Terbaik. Prof. Anuraga adalah dosen dari Fakultas Peternakan yang sangat produktif dalam menulis publikasi internasional. Selain banyak melakukan penelitian, keahliannya dalam Meta Analysis membuatnya semakin produktif menghasilkan publikasi di jurnal internasional terindex Scopus. Dalam portal SINTA yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti, Prof. Anuraga merupakan Penulis dengan urutan tertinggi di IPB. Saat ini Prof. Anuraga memiliki Scopus H-index 21, Google Scholar H-index 27, dan Sinta Score Overall 3.761.

    Dosen Fakultas Peternakan yang juga memperoleh penghargaan adalah Prof. Irma Isnafia Arief sebagai Dosen dengan Kinerja Pendidikan Terbaik Fakultas Peternakan Prof. Irma adalah dosen dengan BKD (Beban Kinerja Dosen) yang tinggi serta mendapat nilai EPBM (Evaluasi Penilaian Belajar Mengajar) dari mahasiswa sangat baik. Prof. Irma juga sangat aktif dalam menjalankan penelitian serta produktif dalam menghasilkan publikasi. Pada tahun ini salah satu inovasi hasil penelitian Prof. Irma yaitu Yoghurt Rosela telah dikerjasamakan dengan salah satu perusahaan dalam skema Matching Fund program Kedaireka. “Saya sangat terharu dan berterimakasih kepada Pimpinan IPB, Pimpinan Fakultas Peternakan, kepada kolega dan sahabat dosen, tendik serta mahasiswa yang sangat memberikan support dalam pelaksanaan tugas pendidikan dan Tri Dharma Perguruan Tinggi lainnya. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan untuk IPB, Fapet serta semua civitas akademika. Sukses dan lancar menjalankan tugas sehari-hari” ujarnya dalam sebuah wawancara setelah penganugerahan penghargaan tersebut (Femmy).

  • Open house IPB kembali digelar dengan mengundang siswa SMA Se-Jabodetabek-Suci (Sukabumi Cianjur)  di Graha Widya Wisuda (GWW). Kegiatan ini merupakan acara yang setiap tahunnya digelar oleh Bagian Humas dan Promosi IPB dalam rangka promosi dan sosialisasi berbagai fakultas yang ada di IPB.

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University bersama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) mengadakan pelatihan, Selasa (4/5), secara daring. Pelatihan ini merupakan sesi kedua yang digelar. Kali ini membahas tentang pengolahan daging yang sehat dan berkualitas di masa pandemi COVID-19.

    Hadir sebagai pembicara, Dr Tuti Suryati, dosen IPB University dari Fakultas Peternakan. Fokus pelatihan sesi kedua adalah terkait pengolahan daging setelah sebelumnya membahas tentang penanganan daging. Hari sebelumnya, seminar diisi oleh Dr drh Denny Widaya Lukman, pakar higiene pangan dan kesehatan masyarakat veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, IPB University yang membahas tentang penanganan daging yang sehat di masa pandemi COVID-19.

    Pada kesempatan ini, Dr Tuti Suryati mengatakan daging memiliki kandungan gizi yang tinggi, memiliki citarasa tinggi dan menunjukkan value dan prestige yang tinggi. Hal ini membuat masyarakat Indonesia gemar mengonsumsi daging. Sehingga penting untuk mengetahui tatacara melakukan pengolahan daging yang sehat dan berkualitas.

    Masa pandemi membuat masyarakat banyak membeli daging untuk disimpan di rumah.  Karena banyak daerah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), akhirnya bahan makanan seperti daging banyak dibeli dan disimpan dalam waktu yang lama. Proses penyimpanan yang kurang tepat membuat daging mengandung senyawa beracun dan berbahaya jika dikonsumsi.

  • Fakultas Peternakan turut serta dalam acara “Get Closer to IPB Season 8” pada hari Sabtu-Minggu 7-8 Januari 2017.  Acara yang bertujuan memperkenalkan IPB kepada masyarakat itu diselenggarakan oleh Katalis Corp yang bekerjasama dengan Humas IPB.  Kegiatan Get Closer to IPB (GCTI) Season 8 ini terdiri dari tryout SBMPTN, Tour Campus, Expo Fakultas dan pemaparan seputar kampus oleh Civitas IPB.

    Fakultas Peternakan turut serta dalam expo fakultas. kegiatan yang ada di Stand Expo Fakultas Peternakan melibatkan duta Institut, Fapet ambassador, dan juga beberapa dosen yang hadir dan siap melayani pertanyaan dari peserta GCTI. Selama dua hari, stand expo Fakultas Peternakan mampu melayani ratusan peserta GCTI yang antusias untuk mendapat informasi mengenai Fakultas Peternakan. Selama dua hari, stand expo Fakultas Peternakan mampu melayani ratusan peserta GCTI yang antusias untuk mendapat informasi mengenai Fakultas Peternakan. Stand Fakultas Peternakan menyediakan brosur yang dibagikan kepada seluruh pengunjung stand expo, display produk yang dihasilkan oleh Fakultas Peternakan, pembagian pin, photoboth dan juga pembagian susu secara cuma-cuma.

    Pada akhir kegiatan GCTI tepatnya pukul 16.00, diumumkan pemenang stand expo terbaik oleh panitia penyelenggara. Fakultas Peternakan IPB kembali berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Stand Expo Fakultas Terbaik dalam acara “Get Closer to IPB Season 8”. Selamat kepada tim panitia promosi.

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University bersama dengan Animal Logistics Indonesia-Netherlands (ALIN) mengelar Pelatihan Asesor Kompetensi Bidang Logistik Peternakan di Kampus Dramaga, Bogor (27-30/6). Menurut Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fapet, Dr Rudi Afnan, pelatihan ini sebagai salah satu rangkaian kerjasama ALIN dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Logistik Indonesia yang telah dijalin sejak Desember 2017. 

    Dimulai dengan menyusun dan mengembangkan skema unit kompetensi untuk okupansi supervisor logistik peternakan, pelatihan asesor hingga visitasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi  (BNSP).

    “Kebutuhan asesor kompetensi bidang logistik ini diperlukan oleh Fakultas Peternakan IPB University dalam mendukung program Sarjana Plus Logistik Peternakan. Para lulusan program Sarjana Plus bisa memperoleh sertifikasi kompetensi. Pentingnya sertifikasi kompetensi di bidang logistik peternakan jelas akan mempengaruhi dan memberikan jaminan terhadap pemegangnya ataupun stakeholders,” ujarnya.

    Ia menambahkan, sertifikasi kompetensi merupakan pengakuan terhadap sumberdaya manusia yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan standar kompetensi kerja yang telah dipersyaratkan dan dibutuhkan industri peternakan.

    Dr Rudi menjelaskan, kegiatan ini merupakan rangkaian proses yang wajib dilalui oleh para calon asesor. Setelah pelatihan maka para calon peserta asesor akan mengikuti ujian apakah kompeten sebagai asesor kompetensi. Jika para peserta calon asesor dinilai kompeten maka akan memperoleh sertifikasi sebagai asesor kompetensi bidang logistik peternakan.

    “Pelaksanaan ujian bagi para calon asesor akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2019 di Fakultas Peternakan IPB University. Bagi para peserta yang lulus pada ujian tanggal 6 Juli 2019 akan menjadi asesor bidang kompetensi logistik peternakan,” ujarnya.

    Sementara itu, Uda Sasmita selaku perwakilan manajer sertifikasi dari LSP Logistik Indonesia menyatakan bahwa skema sertifikasi logistik peternakan ini merupakan yang pertama di Indonesia.

    “Skema sertifikasi logistik di bidang manufaktur telah ada, namun untuk logistik di bidang peternakan ini merupakan hal pertama kalinya di Indonesia,” ujarnya.

    Kegiatan diikuti oleh enam peserta dari Fakultas Peternakan IPB University. Pelatihan ini dilatih langsung oleh  dua orang narasumber dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yaitu Ratna D dan Rahmat Sudjali. (ipb.ac.id)

  • Seminar Nasional Industri Peternakan (SNIP) 2017 digelar di Auditorium Jannes Humuntal Hutasoit (JHH) Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tanggal 29-30 November. Seminar dengan tema ‘Peningkatan Implementasi Inovasi Riset pada Industri Peternakan’ ini terdiri atas plenary session dengan menghadirkan keynote speaker dan invited speakers dari perguruan tinggi, praktisi, dan industri peternakan; paralel presentasi oral, yang diklusterkan dalam empat grup yaitu bidang ternak unggas, ternak perah, ternak pedaging, dan bidang pakan hijaun; serta kunjungan ke industri peternakan PT Sierad Produce, Tbk.

    Ketua Panitia, Dr.agr. Asep Gunawan, mengatakan acara ini diharapkan dapat menjadi wadah komunikasi antara perguruan tinggi (PT), lembaga penelitian, pemerintah, dan industri peternakan sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat diimplementasikan di industri peternakan.

    Keynote speaker seminar adalah Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI, drh. I Ketut Diarmita, MP, Sementara, invited speakers dari perguruan tinggi (PT), lembaga penelitian, dan industri peternakan di antaranya Prof. Dr. Cece Sumantri (IPB), Prof. Dr. Luki Abdullah (IPB), Dr. Meika Syahbana Rusli (PT BLST IPB), Dr. Soeharsono (BALITNAK), Ir. Harianto Budi  (PT. Lembu Jantan Perkasa), dan Dr. Slamet Wuryadi (UKM Quail Farm).

    Seminar nasional ini diikuti oleh berbagai partisipan di antaranya dosen, mahasiswa, peneliti, pelaku industri, pengambil kebijakan, dan masyarakat umum. Sebanyak 61 makalah ilmiah terseleksi dengan 37 makalah berasal dari perguruan tinggi (PT) dan balai penelitian ternak yang terdistribusi di seluruh Indonesia dan 24 makalah dari internal IPB.

    Sebaran pemakalah berdasarkan daerah dan instansinya terdiri atas Sumatera (USU, UNAND, Jambi, Panca Budi Medan); Kalimantan (Universitas Islam Kalimantan, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Halu Oleo); Maluku (BPT Maluku Utara); Papua (Universitas Papua); Jawa Barat (IPB); Jawa Tengah (UNDIP, UNS, Universitas Wijaya Kusuma); Jawa Timur (Universitas Negeri Malang), dan Balai Penelitian (BPT Ciawi dan BPT Maluku Utara).

    Makalah yang terseleksi merupakan makalah yang memiliki acuan hasil riset yang potensial untuk diimplementasikan di masyarakat dan industri peternakan. Makalah tersebut disajikan pada acara SNIP dan akan dipublikasikan dalam bentuk prosiding.(ipb.ac.id)

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar Workshop on Forage Production and Processing yang kedua di Meeting Room B IPB International Convention Center (IICC), Bogor (11/7). Kegiatan ini menghadirkan narasumber ahli bidang peternakan, sertifikasi, dan standarisasi, yaitu Ir. Triastuti Andajani, M.Si., Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, M.S., Dr. Ir. Mansyur, M.Si., IPM, serta Sri Pudji Astuti, SE., M.Si. Workshop juga dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet IPB University, Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Peternakan IPB University, Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt. M.Si., dan staf pengajar divisi  Ilmu dan Teknologi Tumbuhan Pakan dan Pastura Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan IPB University. Workshop ini merupakan diskusi lanjutan dari Workshop on Forage Production and Processing yang pertama (27/6) dalam rangka mengembangkan standar dan sertifikasi kompetensi bidang hijauan pakan ternak.

    Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Peternakan IPB University, dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan workshop ini dapat dikembangkan selama tiga tahun ke depan. “Perjalanan dalam pembuatan SKKNI ini memang sangat panjang dan harapannya di tahun kedua nanti kita bisa mulai bergerak untuk sosialiasi, workshop secara nasional, dan menjadi entitas badan yang diakui. Lalu, di tahun ketiga sudah bisa untuk mulai melakukan sertifikasi. Program ini harus bisa goal dan menjadi leader dalam bidang hijauan pakan ternak”, jelas Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt. M.Si. 

    Ketua Divisi Ilmu dan Teknologi Tumbuhan Pakan dan Pastura Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan IPB University, Prof. Dr. Ir. Panca Dewi MHKS, M.Si. mengharapkan sertifikasi hijauan pakan ternak dapat terwujud dan adanya pendanaan selama 3 tahun memberikan semangat untuk mewujudkan sertifikasi hijauan pakan ternak. 

    Prof. Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc. Agr turut hadir dan menjelaskan adanya beberapa pakar-pakar yang sangat berpengalaman dapat memberikan masukan-masukan untuk standar kompetensi yang akan dibuar. Dosen sekaligus Academic Leader dalam bidang pertanian itu juga mengatakan bahwa saat ini orang-orang yang bergerak di bidang hijauan pakan sudah banyak dan berharap adanya standarisasi hijauan pakan ternak. 

    Diskusi diawali oleh penyampaian materi oleh Sri Pudji Astuti, SE., M.Si. terkait dengan proses pembuatan SKKNI. “Pembuatan SKKNI ini menggunakan beberapa metode seperti riset atau penyusunan standar barum adaptasi dari standar internasional atau khusus, serta adopsi dari standar internasional atau standar khusus. Persiapan perumusan rancangan SKKNI dimulai dari penyiapan legalitas tim perumus, penyiapan referensi perumusan SKKNI, dan penyiapan area pekerjaan” jelas Sri yang juga menjabat sebagai Ketua Standarisasi Tim Kerja Standarisasi Kompetensi BBPSDMP Pertanian ini. 

    Selanjutnya, diskusi oleh narasumber dan juga peserta workshop membahas terkait dengan ruang lingkup yang akan dibahas dalam pembuatan SKKNI Pengelolaan Kebun Hijauan Pakan Ternak. Ruang lingkup tersebut meliputi pra produksi, produksi, panen, pasca panen dan pengolahan, serta bisnis dari hijauan pakan ternak. Diskusi dalam workshop ini juga menyepakati terkait dengan jabatan-jabatan yang ada di dalam rancangan SKKNI Pengelolaan Kebun Hijauan Pakan Ternak yaitu Manager Kebun Hijauan Pakan Ternak, Supervisor Hijauan Pakan Ternak, Operator Produksi dan Panen Hijauan Pakan Ternak serta Operator Pascapanen dan Pengolahan Hijauan Pakan Ternak. Sejumlah unit kompetensi telah dirumuskan dan akan dikembangkan di workshop berikutnya. 

    Acara ditutup dengan arahan Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet IPB University, Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si. “Harapannya, pembuatan sertifikasi ini dapat berjalan dengan lancar dan sertifikasi yang sudah jadi dapat diaplikasikan secara sederhana dan tidak membutuhkan dokumen yang sangat banyak” ungkapnya (Welas).

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar Workshop on Forage Production and Processing di Meeting Room C IPB International Convention Center, Bogor (27/6).Workshop dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si serta dimoderatori oleh Dr. rer.nat. Nur Rochmah Kumalasri, S.Pt, M.Si. Peserta workshop terdiri dari staf pengajar bidang Agrostologi Fapet dan staf pengajar dari Universitas Jambi dan mahasiwa pascasarjana Fapet terlihat aktif dalam sesi diskusi tanya jawab.

    Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber yang memberikan materi sesuai keahliannya. Narasumber pertama yaitu Dosen Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fapet Prof. Dr. Ir. Luki Abdullah, S.Pt., M.Sc.Agr. memaparkan materi dengan tema Konstruksi Ide, Perlukah Sertifikasi Kompetensi Bidang Hijauan Pakan. “Dalam menjalankan pengembangan hijauan perlu adanya standar yang sama, ersentase grassland by EURASTAT 2008 menunjukkan bahwa persentase pastura masih cukup tinggi di beberapa negara, hal ini menunjukkan bahwa potensi pengembangan HPT sangat tinggi, Hijauan sudah bisa menggantikan penggunaan konsentrat, dan Penjualan hijauan pakan memerlukan standar” uraian Prof Luki.

    Selanjutnya narasumber dari HIPTI, AINI, ISPI yaitu Ir. Triastuti Andajani, M.Si yang saat ini menjabat sebagai Project Leader S2FRa-LSD (2023-2024) menjelaskan Standar Kompetensi Sarjana Peternakan (S.Pt) Dalam Penyediaan Hijauan Pakan. Beberapa hal utama yang disampaikan di sesi ini antara lain mengenai kompetensi yang dimiliki oleh calon sarjana peternakan (S.Pt), standar kompetensi dalam penyediaan HPT, dan SOP pembuatan hijauan pakan ternak. 

    Pemaparan selanjutnya disampaikan oleh Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu Dr. drh. Agus Susanto, M.Si yang menjelaskan SNI pakan ruminansia, rencana pengembangan standar hijauan pakan ternak, dan roadmad SNI.”SNI pakan ruminansia masih sangat terbatas khususnya untuk SNI hijauan pakan sampai saat ini belum ada. Pada dasarnya, hijauan masih dalam tahap pengembangan di masyarakat sehingga belum cukup kuat urgensianya untuk diangkat menjadi SNI. Disamping itu, terdapat regulasi yang mengatur persyaratan mutu benih tanaman pakan ternak”jelasnya.

    Materi terakhir disampaikan oleh Drh. Eka Herissuparman, M.Si dari Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementerian Pertanian mengenai pengembangan dokumen standardisasi kompetensi dalam pelatihan penyedia hijauan pakan ternak secara monokultur dan terintegrasi. (Nanda Nadhifa).

  • Fakultas Peternakan IPB mendapatkan hibah kandang tertutup (closed house) dari PT Charoen Phokphand Tbk, dengan  diawali penandatanganan perjanjian kerjasama antara PT. Charoen Phokpand Indonesia Tbk (CPI) dengan Fapet IPB (12/04). Perjanjian kerjasama yang dilakukan berupa Hibah Pendirian Kandang Tertutup (Close House) beserta perlengkapannya untuk ayam broiler di lokasi Laboratorium Lapangan Fapet IPB.

    Hadir dari PT.CPI  Andi Magdalena Siadari SH., MH, yang merupakan Sekjen Charoen Pokphand Foundation Indonesia sebagai penandatangan, dan pihak Fapet IPB dilakukan oleh Dr. Ir. Idat G. Permana, M.Agr.Sc selaku Dekan Fapet IPB.

    Kandang Close house yang akan dibangun dalam rangka pengembangan teaching farm di Fakultas Peternakan IPB ini, seluas 14 m x 85 m dengan kapasitas 20.000 ekor ayam.  Adapun maksud dan tujuan pemberian hibah berdasarkan Perjanjian ini adalah untuk melengkapi sarana belajar mengajar di Fapet IPB dengan fasilitas berupa Kandang, yang akan digunakan sebagai Sarana penelitian dan pengembangan, Sarana praktik budidaya ayam, Media aplikasi ilmu pengetahuan, Arena belajar mengajar dan berbagi pengetahuan teknis, serta dapat digunakan juga sebagai Miniatur dunia usaha

    Andi Magdalena dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemberian hibah close house ini diharapkan dapat menjadi sarana praktik budidaya dan usaha peternakan ayam broiler secara komersial serta memungkinkan pengembangan close house yang dapat dijadikan sarana penelitian dan pendidikan.

    Dekan Fapet IPB, menyampaikan harapannya agar Closed House tersebut dapat dimanfaatkan sebagai teaching farm untuk mendukung kegiatan akademik para mahasiswa dan juga dimanfaatkan sebagai usaha komersial untuk menunjang sumber dana program-program pengembangan fakultas.

    Perjanjian kerjasama yang ditandatangai ini mencakup dua hal yaitu Perjanian Pemberian Hibah Kandang dan Perjanjian Pengelolaan Kandang. Setelah ditandatangani kedua perjanjian tersebut, dilanjutkan dengan diskusi dan ramah tamah antara Tim CPI dan Fapet IPB terkait perencanaan realisasinya.

    Hadir juga dalam penandatanganan kerjasama ini Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si., Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Dr. Sri Suharti, S.Pt., M.Si, Ketua dan Sekretaris Departemen serta Dr. Rudi Afnan yang sudah menginisiasi kerjasama tersebut. (Sri Suharti)

  • Fakultas Peternakan IPB mendapatkan kunjungan kerja dari Pansus Pengelolaan Sapi DPRD Bali, yang diketuai oleh I Nyoman Parta, SH, pada hari Rabu, 12 Juli 2017. Kunjungan kerja tersebut diterima oleh para profesor dan pakar di bidang peternakan dari Fakultas Peternakan IPB, diantaranya Dr. Ir Rudy Priyanto , Dr. Ir Asnath Maria Fuah, MS, Prof. I Komang G. Wiryawan, Dr. Ir. Asep Sudarman., M.RurSc., Prof. Dr. Dewi A Astuti, Dr. Jakaria, S.Pt, M.Si, dan Dr. Rudi Afnan, S.Pt., MSc. Agr. 

    I Nyoman Parta, selaku ketua Pansus menyampaikan bahwa tujuan pembentukan Perda Pengelolaan Sapi adalah pelestarian dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat peternak sapi. Di satu sisi daging sapi bali bahkan tidak mau diterima oleh hotel-hotel di Bali sendiri. Hal ini sangat ironis dengan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh sapi bali. Menurutnya, sapi bali bisa melahirkan sampai 13 kali dibandingkan sapi luar negeri yang hanya mampu sampai 3 - 4 kali saja melahirkan. "Padahal sapi bali banyak memiliki kelebihan seperti bisa hidup disemua daerah dan dagingnya sangat padat dan empuk," lanjutnya. 

    Para profesor dan pakar IPB menyarankan agar sapi bali diberikan suplemen tambahan untuk menambah kualitas dagingnya. Makanya di Bali perlu juga didirikan atau diadakan pabrik pakan ternak. "Pembibitan sapi bali tidak bisa diserahkan ke petani dan harus diambilalih oleh pemerintah atau pihak swasta," saran salah seorang profesor. Ditambahkan, bibit sapi masih murni harus dijual mahal dengan kualitas yang bagus dan unggul.  Selain itu, Ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sapi yaitu penggemukan, pembiakan dan pembibitan.

  • Fakultas Peternakan IPB menyelenggarakan training pengembangan staf dengan tema "Metode Pengukuran Pencapaian Karakter Entrepreneurship". Training yang diadakan pada hari Kamis, tanggal 25 Agustus 20016 ini menghadirkan pembicara: Dr. Ir. Aji Hermawan, MM (Kasubdit Akselerasi Inovasi IPB).  Training tersebut diselenggarakan pada pukul 09:00 - 16:00, bertempat di ruang sidang Fakultas Peternakan IPB.

    Training dihadiri oleh staf dosen dari dua departemen yang ada di Fapet IPB, yaitu dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan dan dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Training ini bertujuan untuk Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam penggunaan metode pengukuran pencapaian karakter entrepreneurship, yang saat ini sangat dibutuhkan. Pengetahuan ini diharapkan dapat digunakan dalam kegiatan pengajaran dengan karakter kewirausahaan di Fakultas Peternakan IPB.

  • rof. Bastian Kemp., Department of Animal Science, Wageningen University - See more at: http://isai.fapet.ipb.ac.id/Seminar/invited-speakers#sthash.T3Ax2pzp.dpuf

    Fakultas Peternakan IPB kembali menggelar International Seminar on Animal Industry (ISAI). Acara ilmiah yang ditempatkan di IPB International Convention center Bogor ini bertema “Sustainable Animal Production for Better Human Walfare and Environment”. Seminar yang digelar selama dua hari dari tanggal 17 – 18 September ini mendatangkan pembicara dari sejumlah negara, Diantaranya Prof Wayne Pitchford dari University of Adelaide, Prof. Bastian Kemp dari Wageningen University, dan lain lain.

    ISAI adalah forum khusus yang dapat digunakan sebagai ajang pertukaran informasi, pembahasan masalah produksi ternak dan kesempatan untuk menyajikan presentasi ilmiah dan teknis dalam ilmu peternakan. Seminar ini akan menyediakan sarana untuk memperkuat kerjasama antara ilmuwan internasional dan lembaga-lembaga terkait .

    ISAI merupakan pertemuan tiga tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. ISAI pertama diselenggarakan di Bogor pada tahun 2009, seminar kedua diselenggarakan di Jakarta 2012.

  • Pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini masih terus berlangsung dan telah banyak menimbulkan dampak serius pada kesehatan dan keselamatan. Sebagian besar kegiatan di Fakultas Peternakan IPB dilakukan secara non tatap muka (work from home/ WHF), tetapi beberapa kegiatan/pekerjaan tetap dilakukan secara tatap muka dan memerlukan kehadiran di tempat kerja (kampus).

    Untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran tenaga kependidikan dan mahasiswa yang bekerja di kampus baik di dalam ruangan, laboratorium, atau lapangan,  Fakultas Peternakan IPB menyelenggarakan acara seminar online dengan tema “Tema : Tips Bekerja Sehat dan Aman di Masa Pandemi Covid-19” (Rabu, 24/02/2021).

    Hadir sebagai narasumber,  dr. Siti Robiah Mubarokah (Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bogor), dan selaku moderator Iyep Komala, S.Pt, M.Si.

    Dr. Siti menyebutkan bahwa Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang penularannya dapat melalui : Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin, kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan, atau menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata sebelum mencuci tangan.   Beberapa beberapa hal yang patut diwaspadai yang dapat menjadi titik lengah dalam penyebaran Covid-19 diantaranya : kegiatan nongkrong/makan bareng, penggunaan lift (dalam jumlah banyak), Selfie/Foto grup, Rapat/kerja bareng, Asrama, kumpul keluarga besar, dalam satu kendaraan, antrean, dan toilet/tempat wudlu umum. Gejala klinis yang biasanya terjadi adalah, batuk-pilek, demam, letih-lesu, sakit tenggorokan dan gangguan pernapasan. Gejala lainnya yang pernah dilaporkan terjadi adalah : gangguan penciuman, gangguan pengecap, gaal-gatal, sakit kepala, gangguan pencernaan, diare, mual, mudah lelah, sariawan, dan sakit gigi.

    Kabar baiknya, saat ini vaksin Covid-19 sudah tersedia. Pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung, dan diharapkan dapat mencegah penyebaran Covid-19 lebih luas lagi.

  • Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) turut mempelopori berdirinya organisasi Asosiasi Dewan Editor Indonesia (ADEI). Acara launching Kongres Asosiasi Dewan Editor Indonesia I (ADEI) dilaksanakan di Balai Penelitian Ternak, Bogor (26/1). Peresmian dilakukan oleh Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI, Prof.Sanjuga.

    ADEI akan menjadi perwakilan resmi Council of Asian Science Editors (CASE) di Indonesia dalam mengelola jurnal dan manuskrip. CASE merupakan asosiasi dewan editor jurnal tingkat regional Asia yang berpusat di Korea Selatan, bertujuan meningkatkan kualitas jurnal yang diterbitkan di Asia untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan manusia.

    ADEI adalah organisasi non-pemerintah, non-partisan dan non-profit. Sebagai wadah berkumpulnya para dewan editor jurnal ilmiah nasional di Indonesia. Organisasi ini memiliki visi untuk menjadi organisasi yang berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di Indonesia. Organisasi ini memiliki misi untuk meningkatkan kualitas dan keterbacaan jurnal Indonesia, serta mempromosikan ke tingkat internasional.

    Ketua ADEI yang juga Guru Besar Fapet IPB, Prof. Dr. Komang G Wiryawan, menyampaikan terbentuknya ADEI diharapkan dapat mewadahi kerja sama, komunikasi dan informasi antar anggota maupun organisasi profesi lain pada tingkat nasional, regional dan internasional. Selain itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas jurnal ilmiah Indonesia dengan berbagi informasi dan konsultasi tentang editing dan publikasi; melakukan pembinaan guna menjaga kualitas jurnal ilmiah di Indonesia; mengupayakan keterbacaan jurnal Indonesia di tingkat nasional, regional dan internasional.

    “ADEI akan menjadi tuan rumah untuk kegiatan The 5th Asian Science Editor Conference and Workshop bekerja sama dengan Asia Pacific Association of Medical Journal Editors (APAME) pada tanggal 18-19 Juli 2018. Akan dihadiri oleh sekira 250 peserta dari Dewan Editor di Asia Pasifik. Kami berharap ADEI dapat menjadi mitra pemerintah dan ke depan hasil kongres dapat menjadi pondasi yang baik,” ujar Prof Komang.

    Peserta kongres merupakan perwakilan editor di bawah naungan perguruan tinggi, himpunan dan asosiasi profesi, badan litbang pertanian, badan litbang kesehatan, dan LIPI yang berasal dari berbagai bidang ilmu, antara lain kesehatan, pertanian, teknik, bahasa, seni, budaya dan lain-lain yang jumlahnya 60 jurnal baik dari Jawa maupun luar Jawa.

    Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Kajian Strategis IPB, Prof. Dr. Hermanto Siregar menyampaikan dukungan IPB terhadap organisasi ini. Sementara, Kepala Pusat Litbang Peternakan (Puslitbangnak), Dr. Atien Priyanti Sudarjo Putri menyambut gembira adanya ADEI. “Sebagai peneliti, saya bergembira dan sangat bangga, kantor Puslitbangnak akan tercatat dalam sejarah sebagai tempat kongres pertama ADEI,” ujarnya.(ipb.ac.id)

  • Fakultas Peternakan IPB University kembali mengadakan pelatihan daring bisnis rantai pasok peternakan. Kegiatan yang dilaksanakan pada 21/5 ini bekerjasama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI). Pelatihan ini merupakan seri kedua yang digelar dan didukung oleh Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI). Kali ini membahas tentang manajemen rantai dingin produk peternakan (cold chain system).

    Hadir sebagai pembicara, Irene Natasha, praktisi di bidang manajemen produk khususnya rantai dingin produk dari ARPI. Irene adalah Direktur Komersil dan Operasional di PT Adib Cold Logistics. Hari sebelumnya pelatihan diisi oleh Dr Epi Taufik, dosen IPB University yang merupakan pakar teknologi hasil ternak dari Fakultas Peternakan (Fapet) dengan bahasan konsep rantai dingin produk peternakan.  

    Kegiatan dibuka oleh Zaenab selaku moderator kegiatan. Menurutnya, di tengah masa pandemi ini Fapet akan rutin melakukan kegiatan. Salah satu agenda yang akan dilakukan secara rutin adalah pelatihan dan diskusi online bersama FLPI.

    Pelatihan dilakukan dengan metode diskusi dimana peserta bebas untuk bertanya dan membahas materi selama waktu pelatihan. Materi yang dibahas adalah pengetahuan umum terkait cold chain system, jenis-jenis gudang penyimpanan, dan metode inventaris produk. Selain itu juga dibahas materi tentang sistem manajemen warehouse, peralatan gudang berpendingin, dan jaringan distribusi.

    Irene menyebutkan bahwa bisnis rantai dingin produk mulai berkembang di masa pandemi. Hal ini dampak dari penurunan permintaan produk pangan, sehingga produk harus disimpan agar kualitasnya bisa lebih tahan lama. Salah satu solusi penanganannya adalah menerapkan manjemen rantai dingin untuk produk-produk pangan.

    “Potensi peningkatan kebutuhan cold chain di Indonesia meningkat di masa pandemi. Pemerintah berusaha menjaga pasar pertanian agar stok pangan tetap terjaga. Selain itu produk unggas dan daging sapi juga memerlukan penanganan produk agar bisa tahan lama di penyimpanan. Sektor perikanan juga memerlukan peningkatan jasa rantai pendingin,” tambah Irene.

    Menurutnya, saat ini di Indonesia paling banyak memakai jenis moda transportasi jalur darat dan laut dalam jasa cold chain logistic. Jalur udara fasilitasnya masih belum optimal, khususnya saat proses pemindahan barang di bandara. Meskipun begitu pemerintah sudah menjamin mobilitas dari moda logistik pangan tidak dibatasi selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

    “Tujuan utama manajemen logistik rantai dingin adalah agar produk bisa terjaga kualitasnya hingga ke tangan konsumen. Di tengah pandemi, ketersediaan pangan harus tetap terjaga dengan baik,” ujarnya.

    Diskusi berjalan dengan baik, peserta antusias merespon materi yang disampaikan dalam bentuk presentasi tulisan, gambar dan vidio. Beberapa pertanyaan yang sering muncul adalah terkait teknis penyimpanan produk di pendingin dan potensi penggunaan jasa cold chain logistic selama masa pandemi (ipb.ac.id)

  • Manajemen produk pangan menjadi hal yang penting di tengah masa pandemi. Pola manajemen dari produksi hingga pemasaran harus disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat saat ini. Perlu adanya penyesuaian baru, khususnya produk peternakan seperti daging. Merespon hal ini, Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University mengadakan pelatihan daring untuk membahas manajemen produk peternakan di tengah masa pandemi. Kegiatan webinar bertajuk “Manajemen Rantai Pasok Produk Hasil Ternak di Masa Pandemi COVID-19” (20/5) melalui aplikasi Zoom ini terselenggara berkat kerjasama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI). Forum ini merupakan perkumpulan dari praktisi dan akademisi yang bergerak di bidang manajemen dan logistik peternakan.

    Dalam sambutannya, Prof Luki Abdullah, selaku Ketua FLPI sekaligus pakar dan dosen Fapet IPB University, makanan dengan sajian awet, jauh lebih memiliki nilai fungsional yang tinggi dalam situsi pandemi. Sehingga pola rantai pasok komoditas peternakan harus ikut menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

    “Dalam empat hingga lima bulan ke depan, kita akan mengalami perubahan dalam food system khususnya di bidang peternakan. Hal ini untuk menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat Indonesia. Atas nama FLPI saya ucapkan terimakasih telah meluangkan waktu dan selamat berdiskusi,” tambah Prof Luki, sekaligus membuka kegiatan pelatihan.

    Hadir sebagai pemateri adalah Dr Epi Taufik, dosen IPB University yang merupakan pakar Teknologi Hasil Ternak dari Fapet. Dr Epi membahas tentang logistik rantai dingin produk hasil ternak. Pada awal diskusi, materi yang disampaikan adalah terkait isu pangan di masa pandemi.

    Menurutnya isu penting dalam industri pangan dan rantai pasok pangan akibat pandemi adalah masalah ketahanan pangan dan keamanan pangan. Masyarakat harus melindungi dirinya agar imunitas dan kesehatan tubuhnya terjaga dengan mengkonsumsi makanan yang cukup. Dalam hal ini pemerintah harus menjamin pasokan pangan tetap mengalir.

    “Pasokan pangan harus berjalan dengan memprioritaskan jaminan, agar semua pihak yang terlibat dalam produksi dan distribusi pangan serta produknya dapat tetap berjalan. Hal ini harus ditunjang dengan kesehatan dan keamanan setiap stakeholder terlindungi,” lanjut Dr Epi.

    Pelatihan dibagi dalam dua sesi utama, yaitu penyampaian materi dan diskusi tanya jawab bersama peserta. Pada sesi kedua, peserta antusias menanyakan berbagai hal pada pemateri. Masalah operasional dan gangguan akibat COVID-19 pada rantai pasok makanan menjadi topik yang banyak didiskusikan.

    Dr Epi kembali menjelaskan bahwa masalah pergudangan, terutama barang yang menumpuk di gudang adalah hal serius yang terjadi. Selain itu banyak bahan baku yang dipasok dari luar negeri, saat akses dibatasi, sulit untuk mendapatkan bahan baku. Hal ini menyebabkan rantai pasok terganggu.

    Di akhir diskusi Dr Epi berpesan bahwa dalam situasi ini semua pihak harus bahu membahu untuk menemukan pendekatan dan solusi yang tepat. Tantangan sistem pasok di era normal yang baru membutuhkan tekonologi dan inovasi. Hal ini adalah tugas semua pihak bukan hanya satu atau dua pihak saja (ipb.ac.id)

  • Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (HANTER) IPB University melalui Divisi Humas, Sosial dan Beasiswa setiap tahunnya memberikan donasi berupa sembako gratis untuk tenaga kependidikan (tendik) Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University dan donasi kepada anak yatim. Tidak hanya itu HANTER IPB University juga memberikan bantuan berupa beasiswa dan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan bagi mahasiswa Fapet IPB University.

    Dalam kondisi wabah COVID-19 ini, HANTER IPB University tetap memberikan donasi untuk mahasiswa Fapet IPB University yang karena kendala tertentu tidak bisa pulang ke kampung halaman saat IPB menerapkan partially closed down.  Donasi dikumpulkan atas kerjasama antara HANTER IPB University dan Fapet IPB
     University.

    Paket donasi diberikan kepada 110 mahasiswa Sarjana (S1) dan 50 mahasiswa Pascasarjana (S2). Tidak hanya itu, donasi juga diberikan kepada staf keamanan di lingkungan IPB University dan tenaga keamanan di komplek perumahan yang lokasinya tak jauh dari kampus Dramaga seperti kompleks Perumahan Dramaga Cantik.

  • Fakultas Peternakan IPB University bersama Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) kembali mengadakan pelatihan daring pada hari 13/5. Pelatihan ini dibagi menjadi dua seri dan dilakukan selama dua hari masa pelatihan. Topik yang diangkat adalah “Penerapan Animal Welfare pada Rantai Pasok Sapi Potong".

    Pada hari pertama, fokus materi membahas tentang kaidah dan praktik kesejahteraan hewan pada rantai pasok sapi potong di Indonesia dan Australia. Hadir sebagai pemateri adalah drh Helen Fadma, alumni IPB University dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) yang saat ini berpkiprah sebagai Livestock Service Manager untuk Indonesia di perusahaan Meat and Livestock Australia. Selanjutnya, juga hadir Yudhistira Pratama, SPt dan drh Neny Santy Jelita sebagai pemateri dari FLPI.

    Pelatihan yang terbatas untuk 40 orang peserta ini membahas secara umum praktik-praktik kesejahteraan hewan di Australia dan Indonesia. Selain membahas hal-hal teknis, peserta juga diajak untuk membahas terkait regulasi dan peraturan terkait kesejahteraan hewan.

    Dr Helen manyampaikan bahwa penanganan hewan yang baik adalah syarat kesejahteraan hewan yang baik. Industri peternakan harus menjamin kesejahteraan hewan ternak, meliputi bebas dari lapar dan haus, rasa tidak nyaman, dan tidak cidera. Selain itu, hewan ternak juga harus bebas dari rasa takut dan tertekan, serta leluasa untuk menampilkan perilaku alaminya.

    “Indonesia merupakan negara importir daging sapi terbesar dari Australia. Sapi yang diimpor bukan hanya dalam bentuk daging, tapi masih hidup. Sehingga kesejahteraan sapi harus dijaga selama proses penanganan hewan ternak dari  pengiriman hingga penyembelihan hewan,” ujar Helen.

    Menurutnya, kesejahteraan hewan ternak yang paling riskan adalah saat proses pemindahan. Proses ini biasa menggunakan transportasi darat dan transportasi laut yang membuat sapi sering stres. Salain itu, kandang penampungan sementara juga harus disiapkan sesuai standar yang sudah ditetapkan. Paling banyak ditemui adalah lantai yang tidak datar, sehingga sapi merasa tidak nyaman.

  • Ulat sutra identik dengan kokon yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku tekstil. Tapi, ternyata kokon ulat sutra juga dapat dijadikan sebagai bahan kosmetik untuk perawatan kulit.

    Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University, Prof Dr Sumiati mengaku penasaran dengan kokon ulat sutra yang bisa mempercantik kulit. "Saya juga penasaran dengan kokon ulat sutra ini, kok bisa membuat kita cantik. Mudah-mudahan dengan webinar ini kita bisa mengulik lebih dalam tentang manfaat kokon ulat sutra bagi kecantikan," paparnya ketika membuka Webinar Series 1 yang bertajuk "Tetap Cantik dengan Kokon Ulat Sutra di Masa Pandemik COVID-19",  Kamis (4/6).

    Terkait manfaatnya di bidang kosmetik, dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Dr Yuni Cahya Endarwati menjelaskan kokon ulat sutra memiliki komponen protein serisin. Lebih lanjut ia menjelaskan, komponen serisin mempunyai senyawa antioksidan yang bagus baik untuk makanan maupun kosmetik.

    "Komponen serisin ini dikatakan hampir sama dengan kulit manusia. Kemampuannya seperti asam amino yang sama dengan presentase dan komposisi yang sama. Serisin ini juga membantu transepidermal water loss dari kulit, hampir sampai 85 persen sehingga dapat menjaga kelembaban kulit," imbuhnya.

    Selain itu, serisin juga memiliki kandungan nutrisi yang baik dan bersifat edibel sehingga bisa langsung bisa dimanfaatkan maupun sebagai bahan komposit. Komponen serisin juga bisa sebagai koagulan. Sifat koagulan tersebut dimanfaatkan sebagai purifikasi air dan bisa dimanfaatkan sebagai pembersih muka dari kotoran yang menempel. Di samping itu, kokon ulat sutra juga berfungsi sebagai pelindung ultraviolet maupun senyawa kimia lainnya.

    "Secara alamiah, kokon ini berfungsi sebagai pelindung pupa. Di alam bebas sana, stres dan cekamannya sangat banyak, mulai dari lingkungan maupun musuh yang dapat merusak kokon," papar Dr Yuni.  

    Secara khusus, kokon ulat sutra yang sudah diteliti dan bisa digunakan untuk kosmetik adalah kokon ulat sutra murbei (Bombix mori).

    Pemakaian kokon ulat sutra untuk perawatan kulit yang mudah yaitu dengan merendam kokon selama 5-10 menit di dalam air panas, lalu kokon diletakkan di ujung jari, kemudian digunakan untuk memijat area wajah secara lembut selama 10-15 menit.

    "Kalau perawatan, kita tidak bisa langsung mendapatkan hasilnya. Tidak bisa setelah pemakaian pertama kulitnya langsung kinclong, perlu waktu paling tidak tiga bulan, tergantung perawatan dan jenis kulitnya," jelas Dr Yuni.

    Pakar ulat sutra itu juga menjelaskan, untuk aplikasi optimal, ekstrak protein kokon dapat ditambahkan ke dalam cream, sabun, tonik, serum, masker maupun face mist.

    Sementara, dokter spesialis kulit dan kelamin, dr Fitria Agustina, SpKK, FINSDV menjelaskan kulit yang sehat dicirikan dengan kulit yang tampak bercahaya, warna kulit merata, terasa kenyal dan halus ketika diraba, dan bebas flek hitam maupun jerawat.  

    "Kulit yang sehat dapat didapatkan dengan memakai kosmetik yang tepat untuk melindungi kulit, asupan nutrisi yang baik dan seimbang, aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin setiap hari sehingga nutrisi dapat terserap optimal ke dalam jaringan kulit,  dan tentunya harus bahagia karena bahagia dapat memicu hormon yang baik bagi kesehatan," pungkasnya (ipb.ac.id)

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University sepakat menjalin kerja sama dengan Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran (UNPAD). Penandatanganan perjanjian kerja sama ini berlangsung di Ruang Sidang Fapet, Kampus IPB Dramaga, Bogor (7/8). 

    “Unpad ini wilayahnya dekat dengan IPB, kita satu provinsi. Tujuan kita sama ke depan, yaitu saling bekerjasama terkait dengan akademik, baik untuk memfasilitasi mahasiswa credit earning ataupun mengikuti program magang” ujar Dekan Fapet IPB University, Dr Idat Galih Permana. Dalam sambutannya, Dr Idat juga juga mengungkapkan tidak menutup kemungkinan juga untuk inisiasi riset kerjasama anatr perguruan tinggi. “Walaupun dari sisi jumlah Dosen & mahasiswakita paling sedikit di IPB, Tapi kegiatan riset kita cukup tinggi di IPB. Selain MBKM, Kita bisa sharing pertukaran mahsiswa, dengan tema-tema khusus, misalnya teknologi 4.0,” tambahnya.

    Dekan Fakultas Peternakan UNPAD, Dr. Ir. Rahmat Hidayat, S.Pt., M.Si.,  turut menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah mengemban satu misi, yaitu kolaborasi bidang pendidikan, riset dan ke depan direncanakan publikasi. “Di kami ada Pusat Studi, semua Dosen harus masuk ke kelompok riset dengan masing-masing komoditas di dalamnya, misalnya komoditas perah” jelasnya seraya menambahkan setiap kelompok riset harus punya mitra baik luar negeri maupun dalam negeri dan hal tersebut bisa dijadikan peluang untuk berkolaborasi. “Kita bisa laksanakan riset bersama ada road mapnya dan target publikasinya”tandasnya.

    Kedua belah pihak juga berharap dengan adanya hubungan historis antara Fapet IPB dengan Unpad akan terjalin kerjasama yang lebih kuat. Wakil Dekan Fapet IPB University Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Irma Isnafia Arief juga menyebut akan dilaksanakan student exchange antar kedua PTN tesebut agar mahasiswa memiliki networking lebih luas.

    Kegiatan ini juga dihadiri Wakil Dekan Fapet IPB Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Dr. Sri Suharti serta para Ketua Departemen (Kadep), yaitu Kadep Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakann (IPTP) Prof Asep Gunawan dan Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) Dr Heri Ahmad Sukria. Sedangkan dari pihak UNPAD, turut hadir menyaksikan penandatanganan tersebut Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan dan Riset Ir. Indrawati Yudha Asmara, S.Pt., M.Si., Ph.D serta Manajer Pembelajaran, Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Ir. Endang Sujana, S.Pt., MP., IPM.  (Femmy)