Diskusi Ekonomi Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan di Departemen IPTP

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fakultas Peternakan IPB University mengadakan Kuliah Umum Bagi Mahasiswa tentang “Climate Change, Sustainable Development Goals (SDGs) and Green Production Industry, akhir pekan lalu.

Kuliah umum ini dihadiri oleh 400 mahasiswa dari berbagai program studi peternakan. Kuliah umum kali ini menghadirkan narasumber dari lintas bidang ilmu yang berbeda yaitu Hizbullah Arief, SIP Climate Leader, founder Hijauku.com dan Dr Eng M Donny Koerniawan, Dosen Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. 

Ketua Departemen IPTP, Prof Irma Isnafia Arief mengatakan kuliah umum tersebut diadakan untuk membahas konsep umum agrikultur dan peternakan yang mempengaruhi SDGs 2030 dan perlunya perhatian atas kontribusi sektor peternakan dari hulu sampai hilir bagi perkembangan SDGs. 

Sementara, Hizbullah Arief memaparkan materi mengenai perubahan iklim dan dampaknya terhadap SDGs. Dalam paparannya ia mengatakan terdapat dua isu utama yaitu ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. Kedua isu ini merupakan isu yang masih memiliki kesenjangan pengetahuan di tengah masyarakat.  

Lebih lanjut ia menerangkan, kedua isu tersebut sangat berkaitan erat dengan perubahan iklim. Pasalnya perubahan iklim dan cuaca di Indonesia terbilang ekstrim dalam beberapa dekade terakhir. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 13 November 2020, bencana yang terjadi di Indonesia mencapai angka 2.524 bencana. Bencana ini didominasi oleh bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor, dan puting beliung dan terkait pula dengan kekeringan.

Adapun Donny Koerniawan, memaparkan materi mengenai industri arsitektur dan kota hijau dalam pola produksi hijau.  Ia mengatakan, pembangunan kawasan industri, kota maupun perumahan yang ramah lingkungan memerlukan arsitek yang paham terhadap pembangunan hijau. “Kalau social contribution terhadap environment itu seimbang, pembangunan  kota kita akan menjadi livable, ekonomi dan environment seimbang maka akan menjadi feasible. Nah kita harus mencari di tengah-tengah ini,” jelasnya.

Peran arsitek dan urban designer dalam mengurangi emisi energi menurutnya juga harus menerapkan empat teori utama yaitu master planning, community system planning, building design dan transport system. "Arsitek harus mengatur keselarasan konsep tersebut agar pembangunan kota sesuai dengan prinsip keberlanjutan melalui smart building, energy independent arsitektur, ataupun green building, " ungkapnya.

Di penghujung acara, Dosen IPB University dari Departemen IPTP, Iyep Komala, SPt, MSi selaku moderator kuliah umum tersebut menyampaikan perlu ada kolaborasi penelitian dan kegiatan aksi antara Fakultas Peternakan IPB University dengan Sekolah Arsitektur ITB dan Hijauku.com agar menciptakan peternakan di perkotaan dengan pola produksi hijau dengan tetap memperhatikan iklim melalui penerapan arsitektur dan Kota Hijau (ipb.ac.id)