Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar Halal bi Halal 1445 H dan Pelepasan Purnabakti di Auditorium J. H. Hutasoit, Fakultas Peternakan pada Selasa 25/4. Kegiatan yang mengusung tema “Semangat Idul Fitri : Perkuat Silaturahmi, Kebersamaan dan Prestasi” ini dihadiri oleh ratusan sivitas akademika Fapet yang terdiri dari Pimpinan, Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Para Pensiunan dan keluarga Pensiunan yang sudah berpulang.
Dekan Fapet Dr. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr dalam sambutannya mengatakan “Acara dengan tema kita memperkuat silaturahmi dan juga kebersamaan tapi pada tahun ini tambah lagi dengan prestasi jadi kita selalu berharap bahwa memperkenalkan terus identitas dalam rangka menjalankan tugas-tugas kita selaku industri pencetak sumber daya manusia yang unggul dalam bidang peternakan”.
Apresiasi juga disampaikan oleh Dekan Fapet kepada Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (Hanter) “Tahun ini kami dapat bantuan beasiswa dari Hanter untuk mahasiswa Fapet dan setiap tahun juga selalu memberikan perhatian kepada seluruh pensiunan Fapet”ungkapnya. “Untuk purnabakti Fapet tahun ini ada 6 orang, terima kasih atas dedikasi dan pengabdian serta kontribusi yang luar biasa dari para purnabakti. Harapannya agar para pensiunan terus bersama-sama kami, memberikan saran bagi pengembangan Fakultas, suatu hal yang sangat berharga bagi kami.” pungkasnya.
Acara halal bi halal Fapet 2024 juga menghadirkan Guru Besar Biokimia IPB Prof. Dr. drh. Hasim D.E.A sebagai penceramah. Prof. Hasim mengawali ceramhanya dengan kesan yang baik terhadap Fapet “Kecerdasan bangsa terletak disini karena kekurangan protein membuat generasi kita stunting”ujarnya.
Selanjutnya disampaikan beberapa hal terkait bulan Ramdhan dan Syawal. “Ketika kita masuk bulan Syawal seperti ini, saya yakin Bapak/Ibu yang sudah berpuasa Ramadhan tidak punya dosa terhadap Allah dan memiliki karakter taqwa, karakter ahli surga di akhirat nanti. Karakter orang-orang yang terbaik di muka bumi menjadi kunci bagi keberkatan dari langit dan bumi”jelasnya.
Selanjutnya dipaparkan beberapa strategi agar kita setelah keluar dari Ramadhan sampai mati nanti bisa diampuni dan masuk surga Allah, yaitu menjaga taqwa, cirinya selalu infaq yang merupakan kunci silaturahmi dan kebersamaan. “Infaq dalam kaya maupun miskin, jika tidak ada harta, kita bisa shodaqoh dengan senyum kepada sesama, atau berdzikir dan bertasbih. Bagaimana shodaqoh kita di kampus? Menulis jurnal, dibaca oleh orang yang tadinya tidak tahu tentang komposisi pakan yang bagus untuk sapi jadi mengerti. Itu adalah infaq dan shodaqoh yang luar biasa”jelasnya.
Strategi lain yang juga disampaikan antara lain adalah dengan menahan amarah, dan menjadi pemaaf, sesuai dengan tema halal bihalal dan suka bertaubat. Berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa, senantiasa mengingat Allah, istighfar, menjauhi sifat fasik dan wataknya tenang. kunci terakhir yaitu istiqomah dan menghadapi masalah dengan sabar (Femmy).