Sebagian dari kita mungkin hanya mengetahui sepintas manfaat domba, misalnya untuk diambil dagingnya dan bulunya. Namun di luar itu semua domba merupakan ternak yang sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus merupakan salah satu hewan ternak yang unik.

Prof Ronny Rachman Noor, Pakar Genetika Ekologi IPB University menjelaskan, saat ini terdapat ratusan ras domba ada di dunia memiliki berbagai keunikan dari penampilannya, meskipun semua ras domba ini masih termasuk dalam satu spesies yaitu Ovis aries”.

“Jika kita tengok sejarah evolusi domba maka kita akan memutar balik sejarah evolusi domba yang dimulai sekitar 10-20 juta tahun lalu dan titik domestikasi diperkirakan dimulai 11,000 dan 9,000 BC di pegunungan di wilayah Mesopotamia Asia Tengah” ujar Prof Ronny.

Ia melanjutkan, dari titik awal nenek moyang domba inilah domba mulai menyebar ke seluruh dunia termasuk ke wilayah ekstrim untuk tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan berbagai ras domba yang unik yang dapat kita lihat saat ini.

“Ketika domba tumbuh dan berkembang di satu wilayah yang lingkungannya unik dan ada campur tangan manusia untuk membiakkannya, maka akan membentuk domba hasil domestikasi yang sangat unik, misalnya domba yang tanduknya memutar di wilayah Hongaria yang dinamakan domba Racka, domba berwarna putih dengan telinga berdiri tegak yang dinamakan domba Leicester di wilayah Skotlandia. Indonesia juga memiliki jenis domba yang unik yang dikenal dengan domba Garut,” jelasnya.

Menurut Prof Ronny, di alam domba merupakan mamalia yang hidup berkelompok agar dapat mempertahankan diri dari predator. Disamping itu kehidupan sosial domba yang berkelompok ini memudahkan untuk menemukan makanan dan saling melindungi agar dapat tumbuh dan berkembang biak. Dari berbagai hasil penelitian ternyata domba dapat mengenali wajah domba lainnya termasuk manusia.

“Dari catatan dan temuan sejarah, ternyata di abad ke-17 usus domba setelah diolah dengan cara tertentu ternyata pernah digunakan sebagai kondom sebelum kondom modern berbahan latex dikembangkan,” ungkap GUru Besar IPB University ini.

Ia menambahkan, dari sisi perkembangan ilmu pengetahuan domba juga tercatat sebagai mamalia yang berjasa. Domba mengilhami pengembangan teknologi inseminasi buatan yang berkembang dengan pesat saat ini termasuk pada manusia.

“Dengan mempelajari embriologi domba, para pakar reproduksi manusia akhirnya dapat meningkatkan produksi sel telur pada manusia yang mendasari keberhasilan bayi tabung pada manusia,” ujar Prof Ronny

Menurut Prof Ronny, tonggak sejarah kloning dengan menggunakan sel somatik juga dimulai dengan menggunakan domba. “Sel somatik ini berkembang menjadi embrio dan menghasilkan domba Dolly yang dianggap sebagai penemuan spektakuler dalam dunia ilmu pengetahuan yang merubah arah perkembangan teknologi kloning,” tutur Prof Ronny. (ipb.ac.id)