Bogor, 2 Juni 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Susu Sedunia dan Hari Susu Nusantara 2025, Fakultas Peternakan IPB University bekerja sama dengan Frisian Flag Indonesia (FFI) menyelenggarakan talk show bertema “From Grass to Glass: Rayakan Kebaikan Susu – Rayakan Kekuatan Untuk Menang.” Kegiatan ini menjadi wadah edukatif bagi mahasiswa dalam menggali informasi seputar manfaat susu dan peran strategisnya dalam pembangunan sektor peternakan dan kesehatan masyarakat.
Acara yang digelar di Kampus IPB Dramaga ini dipandu oleh Jovial da Lopez dari Narasi dan dihadiri oleh dosen serta lebih dari 550 mahasiswa IPB University. Antusiasme peserta terlihat dari semangat interaksi yang tinggi selama sesi diskusi berlangsung.
Talk show menghadirkan berbagai narasumber dari lintas sektor, antara lain Widiastuti, S.E., M.Si. (Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian, Kemenko Perekonomian), Dr. drh. Nuryani Zainuddin, M.Si. (Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH), Prof. Dr. Epi Taufik, MVPH., M.Si. (Fakultas Peternakan IPB), Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, M.S. (FEMA IPB), Andrew F. Saputro dan Akhmad Sawaldi (FFI), serta peternak muda Tatok Haryato dan Nur Kayin dari KOPSAE Pujon.
Dalam diskusi, para narasumber menyoroti bahwa susu memiliki nilai gizi tinggi yang penting dalam mendukung pertumbuhan, menjaga daya tahan tubuh, serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama bagi generasi muda. Selain kandungan kalsium dan protein, susu juga mengandung berbagai vitamin dan mineral penting yang berperan dalam fungsi otak dan pembentukan tulang.
Narasumber dari pemerintah memaparkan upaya strategis untuk meningkatkan produksi dan konsumsi susu nasional melalui penguatan kemitraan antara peternak, industri, dan akademisi. Pembangunan peternakan sapi perah yang lebih modern dan efisien dinilai penting untuk mencapai kemandirian susu dalam negeri.
Dari sisi teknologi, disampaikan bahwa inovasi dalam pengolahan susu menjadi faktor penting untuk memastikan kualitas, higienitas, dan daya saing produk susu di pasar. Teknologi juga mendukung keamanan pangan dan memperpanjang masa simpan tanpa mengurangi nilai gizi.
Para ahli gizi dari IPB University menekankan bahwa konsumsi susu sebaiknya menjadi kebiasaan masyarakat di semua kelompok usia, tidak hanya anak-anak. Peningkatan literasi gizi dan pola makan sehat menjadi bagian penting dalam mencegah masalah kekurangan gizi dan stunting di Indonesia.
Pihak FFI juga menyampaikan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara industri dan peternak lokal. Dukungan melalui pelatihan dan pendampingan teknis menjadi salah satu strategi utama dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas susu segar nasional. Program pembinaan peternak muda dinilai dapat memperkuat regenerasi sektor peternakan yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman.
Peternak muda dari KOPSAE Pujon berbagi pengalaman mengenai praktik peternakan yang efisien dan ramah lingkungan. Mereka menunjukkan bahwa dengan manajemen yang baik, peternakan susu dapat menjadi sektor yang menjanjikan dan berkelanjutan.
Sebagai simbol semangat dan kebersamaan, seluruh peserta melakukan Milk Toast secara serentak di akhir acara.
Peringatan Hari Susu Sedunia dan Hari Susu Nusantara ini tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga penguatan sinergi antara akademisi, industri, pemerintah, dan peternak muda. Melalui semangat “From Grass to Glass”, diharapkan tumbuh komitmen bersama dalam mewujudkan ekosistem susu yang sehat, mandiri, dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.