Jika dilihat dari karakteristik industri, perunggasan Indonesia mungkin salah satu yang besar di Asia. Sehingga, perusahaan-perusahaan dari industri ini sangat invasif mencari calon-calon tenaga kerja terbaik ke perguruan-perguruan tinggi.
Diakui Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc, Dekan Fakultas Peternakan IPB bahwa memang dulu terdapat kesan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut menerima apa adanya saja SDM yang ada, namun sekarang dengan semakin ketatnya persaingan, demikian juga dengan perkembangan industri dan market, menuntut SDM yang kualifikasinya juga lebih baik. Hal ini kemudian mendorong perusahaan untuk menjaring lulusan-lulusan terbaik di setiap fakultas. “Memang persaingan terberat dari sistem ketenagakerjaan untuk Fakultas Peternakan IPB datang dari BUMN baik itu perbankan maupun jasa,” tutur Luki. Sektor perbankan saat ini memang banyak merekrut lulusan-lulusan dari latar belakang pendidikan pertanian dan peternakan untuk menangani bidang finance atau pendanaan proyek-proyek di bidang agribisnis pertanian dan peternakan, dan menurut Luki pihak perbankan biasanya bergerak lebih cepat dalam hal perekrutan tenaga kerja.
Diakui Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc, Dekan Fakultas Peternakan IPB bahwa memang dulu terdapat kesan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut menerima apa adanya saja SDM yang ada, namun sekarang dengan semakin ketatnya persaingan, demikian juga dengan perkembangan industri dan market, menuntut SDM yang kualifikasinya juga lebih baik. Hal ini kemudian mendorong perusahaan untuk menjaring lulusan-lulusan terbaik di setiap fakultas. “Memang persaingan terberat dari sistem ketenagakerjaan untuk Fakultas Peternakan IPB datang dari BUMN baik itu perbankan maupun jasa,” tutur Luki. Sektor perbankan saat ini memang banyak merekrut lulusan-lulusan dari latar belakang pendidikan pertanian dan peternakan untuk menangani bidang finance atau pendanaan proyek-proyek di bidang agribisnis pertanian dan peternakan, dan menurut Luki pihak perbankan biasanya bergerak lebih cepat dalam hal perekrutan tenaga kerja.
Terkait minat mahasiswa Fakultas Peternakan IPB untuk bekerja di sektor perunggasan, menurut Luki belakangan ini memang sedikit menurun, dan berdasarkan hasil Treasure Study yang mereka lakukan, terdapat kecenderungan para lulusan lebih memilih berwirausaha sendiri, walaupun masih dalam skala kecil. Namun demikian, jika dibandingkan dengan komoditi lain, perunggasan masih merupakan sub-sektor peternakan yang paling banyak diminati, terutama karena didukung dengan sistem agribisnis dan industri yang sudah sangat berkembang. Tetapi perkembangan industri ini juga menurut Luki di lain sisi mempengaruhi pola peminatan mahasiswa. “Karena anak-anak sekarang kan lebih exploratif, sehingga saat disuguhkan sesuatu yang sudah berjalan dengan baik dengan industri yang sudah mapan, mereka merasa kurang tertantang lagi,” ungkapnya. Oleh karena itu, menurut Luki perlu ada kreasi baru dalam penyegaran ketenagakerjaan di perunggasan. Memang mungkin, tidak akan secara langsung berdampak kepada keuntungan perusahaan tetapi dengan membangun atmosfir kerja yang lebih baik, maka pada akhirnya akan berpengaruh juga pada kemajuan sebuah perusahaan.
Ke depannya, Luki berharap perusahaan lebih banyak melakukan rekruitmen terbuka dengan sistim talent scouting, tidak sekedar mengandalkan sistem rekruitmen berdasarkan rekomendasi saja. Sehingga lebih banyak talenta-talenta yang benar-benar memiliki passion di industri perunggasan yang terjaring. “Salah satu impian kami adalah terbentuknya sebuah lembaga pendidikan semacam Poultry Academy,” ujar Luki. Konsep ini sudah mulai dijajaki dengan adanya MoU antara Fakultas Peternakan IPB dengan PT. Sierad Produce. Saat ini menurut Luki, sedang dikembangkan modul-modul pelatihan khusus yang akan didedikasikan kepada calon-calon tenaga kerja yang siap untuk bekerja khusus di bidang perunggasan. Baik tingkat sarjana, diploma, maupun tingkat sekolah menengah atas, tergantung pada kekhususan bidang kerja masing-masing. Pada modul pelatihan ini, perspektif prakteknya (segi hands on) dibuat oleh tim dari Sierad dengan memberikan pemaparan berdasarkan pengalaman mereka setelah sekian lama berkecimpung di industri perunggasan, kemudian di in line dengan temuan-temuan dari pihak akademisi secara ilmiah. Melalui modul ini, tenaga kerja di bidang perunggasan akan diberikan penjabaran secara lebih mendetail mengenai segala aspek yang harus dilakukan dalam proses produksi. “Selama ini mereka hanya diwajibkan melakukan sesuatu tanpa tahu alasannya apa, sehingga melalui modul pelatihan ini kita sampaikan alasan dan implikasi dari setiap aturan yang diterapkan tersebut,” jelas Luki. Saat ini, pelatihan tenaga kerja atau SDM menurutnya akan mengarah ke sana.
Namun, mengikuti perkembangan ini memang bukanlah hal mudah, karena membutuhkan biaya yang cukup besar. Sehingga Luki sangat mengapresiasi PT. Sierad yang sangat concern terhadap upaya memperbaiki kualitas SDM di sektor perunggasan secara luas, bukan hanya concern ke kebutuhan internal mereka saja. Selain itu, Luki juga bersyukur karena saat iniFakultas Peternakan IPB sudah memiliki dua buah kandang closed House, yang salah satunya merupakan bentuk kerja sama dengan Charoend Pokphand. Closed house ini menurutnya sangat membantu dalam pelatihan enterpreneurship mahasiswa, sehingga mahasiswa paling tidak bisa memahami bagaimana mengoperasikan sebuah kandang closed house dengan sistemnya yang serba otomatis.”Tetapi, seperti yang saya katakan tadi, saat kita baru selesai dengan closed house, ternyata industri perunggasan sudah berkembang lagi, jadi sangat sulit memang bagi universitas untuk mengejarnya,” tambah Luki.
Sehingga, menurut Luki idealnya memang harus industri yang berusaha mengembangkan sebuah sistem ketenagakerjaan yang komprehensif, sesuai dengan kebutuhan industri mereka masing-masing dan jika ingin bekerja sama dengan universitas maka Fakultas Peternakan IPB sangat terbuka untuk hal tersebut. Perbaikan kualitas SDM ini juga semakin mendesak dan mengkhawatirkasn karena sudah akan dimulainya AEC akhir tahun 2015 nanti. Dalam hal ketenagakerjaan, menurut Luki akan banyak sekali pesaing-pesaing dari luar dengan teknologi yang jauh lebih berkembang, terutama di bidang perunggasan, sehingga meningkatkan daya saing mereka dibandingkan SDM dalam negeri. (Sumber : http://www.poultryindonesia.com)
Ke depannya, Luki berharap perusahaan lebih banyak melakukan rekruitmen terbuka dengan sistim talent scouting, tidak sekedar mengandalkan sistem rekruitmen berdasarkan rekomendasi saja. Sehingga lebih banyak talenta-talenta yang benar-benar memiliki passion di industri perunggasan yang terjaring. “Salah satu impian kami adalah terbentuknya sebuah lembaga pendidikan semacam Poultry Academy,” ujar Luki. Konsep ini sudah mulai dijajaki dengan adanya MoU antara Fakultas Peternakan IPB dengan PT. Sierad Produce. Saat ini menurut Luki, sedang dikembangkan modul-modul pelatihan khusus yang akan didedikasikan kepada calon-calon tenaga kerja yang siap untuk bekerja khusus di bidang perunggasan. Baik tingkat sarjana, diploma, maupun tingkat sekolah menengah atas, tergantung pada kekhususan bidang kerja masing-masing. Pada modul pelatihan ini, perspektif prakteknya (segi hands on) dibuat oleh tim dari Sierad dengan memberikan pemaparan berdasarkan pengalaman mereka setelah sekian lama berkecimpung di industri perunggasan, kemudian di in line dengan temuan-temuan dari pihak akademisi secara ilmiah. Melalui modul ini, tenaga kerja di bidang perunggasan akan diberikan penjabaran secara lebih mendetail mengenai segala aspek yang harus dilakukan dalam proses produksi. “Selama ini mereka hanya diwajibkan melakukan sesuatu tanpa tahu alasannya apa, sehingga melalui modul pelatihan ini kita sampaikan alasan dan implikasi dari setiap aturan yang diterapkan tersebut,” jelas Luki. Saat ini, pelatihan tenaga kerja atau SDM menurutnya akan mengarah ke sana.
Namun, mengikuti perkembangan ini memang bukanlah hal mudah, karena membutuhkan biaya yang cukup besar. Sehingga Luki sangat mengapresiasi PT. Sierad yang sangat concern terhadap upaya memperbaiki kualitas SDM di sektor perunggasan secara luas, bukan hanya concern ke kebutuhan internal mereka saja. Selain itu, Luki juga bersyukur karena saat iniFakultas Peternakan IPB sudah memiliki dua buah kandang closed House, yang salah satunya merupakan bentuk kerja sama dengan Charoend Pokphand. Closed house ini menurutnya sangat membantu dalam pelatihan enterpreneurship mahasiswa, sehingga mahasiswa paling tidak bisa memahami bagaimana mengoperasikan sebuah kandang closed house dengan sistemnya yang serba otomatis.”Tetapi, seperti yang saya katakan tadi, saat kita baru selesai dengan closed house, ternyata industri perunggasan sudah berkembang lagi, jadi sangat sulit memang bagi universitas untuk mengejarnya,” tambah Luki.
Sehingga, menurut Luki idealnya memang harus industri yang berusaha mengembangkan sebuah sistem ketenagakerjaan yang komprehensif, sesuai dengan kebutuhan industri mereka masing-masing dan jika ingin bekerja sama dengan universitas maka Fakultas Peternakan IPB sangat terbuka untuk hal tersebut. Perbaikan kualitas SDM ini juga semakin mendesak dan mengkhawatirkasn karena sudah akan dimulainya AEC akhir tahun 2015 nanti. Dalam hal ketenagakerjaan, menurut Luki akan banyak sekali pesaing-pesaing dari luar dengan teknologi yang jauh lebih berkembang, terutama di bidang perunggasan, sehingga meningkatkan daya saing mereka dibandingkan SDM dalam negeri. (Sumber : http://www.poultryindonesia.com)