Chief Editor Jurnal Peternakan, Prof. Dr. Komang G Wiryawan, menyampaikan dengan masuknya Jurnal Ilmiah IPB terindeks jurnal internasional seperti Scopus selain dapat meningkatkan visibility keterbacaan oleh peneliti dari berbagai negara, juga meningkatkan jumlah sitasi dan h -indeks. Selain itu, jumlah sitasi oleh peneliti yang mempublikasikan artikelnya pada jurnal yang terindeks scopus juga meningkat, yang paling penting adalah jumlah naskah yang masuk ke Jurnal Media Peternakan meningkat sangat tajam sehingga penolakan naskah cukup tinggi yaitu lebih dari 40 persen. Hal ini memungkinkan Media Peternakan melakukan seleksi naskah yang berbobot dan memiliki nilai kebaruan yang tinggi.
Bagi Indonesia, jurnal ilmiah internasional memperkenalkan potensi penelitian di Indonesia; dapat meningkatkan kerjasama penelitian internasional; serta menjaga hak cipta publikasi tetap ada di Indonesia. Tak kalah penting adalah juga meningkatkan akses bagi masyarakat luas untuk mengadopsi dan menerapkan hasil penelitian di lapangan.
“Perlu kerja keras semua stakeholders untuk meningkatkan jumlah jurnal nasional terindeks di Scopus dan Web of Science untuk meningkatkan jumlah publikasi internasional sehingga tidak kalah dari Singapura, Malaysia dan Thailand,” ujar Prof Komang.
Sementara terkait Hayati Journal of Bioscience, Dr Berry Juliandi, MSi, Chief Editor HJB menyampaikan HJB sejak 1994 telah mempublikasikan artikel-artikel ilmiah di bidang biosains mulai dari level molekuler hingga ekosistem dan untuk semua jenis makhluk hidup. Dikatakannya, sejak tahun 2005, HJB memulai proses internasionalisasi jurnal dengan mengganti bahasa dari Indonesia ke bahasa Inggris. Sebelum akhirnya terindeks SCOPUS, HJB telah terlebih dahulu terindeks atau terdaftar di berbagai lembaga seperti DOAJ, ProQuest, Agricola, EBSCO dan CABI. HJB juga telah dihosting Elsevier sejak tahun 2015 dan tersedia secara gratis di Science Direct (Elsevier).
Menurutnya, HJB akan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. HJB mempublikasikan berbagai penemuan peneliti Indonesia dan internasional di bidang Biosains Tropika yang sangat erat kaitannya ke masyarakat, seperti studi makanan dan buah-buahan (tempe, kelapa, pisang, dll); studi keragaman hewan endemik Indonesia (orang utan, komodo, dan lain-lain); studi manusia (variasi wajah, kecerdasan, dan lain-lain); studi kelautan dan perikanan (karang laut, udang, ikan, dan lain-lain); dan studi-studi lainnya yang dapat membantu masyarakat meningkatkan taraf hidupnya dan pemerintah dalam mengambil kebijakan.
Setelah terindeks Scopus, HJB akan terus berusaha menjadi jurnal ilmiah bereputasi internasional dari Indonesia yang terdepan dalam bidang Biosains Tropika, ungkap Dr. Berry. Sehingga penelitian-penelitian Indonesia dan yang terkait dengan penelitian Indonesia di bidang Biosains Tropika dapat diketahui dan dihargai oleh dunia internasional.
Ia berharap para peneliti Indonesia dapat terus berupaya memperbaiki kualitas jurnal secara konsisten dan tak kenal lelah untuk memenuhi standar Scopus, serta bekerja secara tim dengan bantuan berbagai pihak terkait. Meski tidak mudah apabila terkendala pada minimnya sarana dan prasarana penelitian di Indonesia. Anggaran untuk pembelian alat-alat penelitian sangat minim, sehingga yang tersedia saat ini sudah sangat tua dan bahkan tidak bisa dipakai lagi. Padahal sumberdaya manusia (SDM) peneliti Indonesia sangat unggul. Ini terbukti dengan berhasilnya peneliti-peneliti Indonesia untuk publikasi di jurnal ilmiah bereputasi internasional jika mereka menggunakan alat-alat penelitian yang mutakhir dan baik di luar negeri.
Turut hadir dalam kesempatan ini adalah Direktur Riset dan Inovasi IPB Prof. Dr. Iskandar Z. Siregar; Ketua Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB Dr. Iman Rusmana; dan Sekretaris Departemen Biologi FMIPA IPB Dr. Rika Raffiudin. (dh - ipb.ac.id)