Masalah utama di balik rendahnya produktivitas sapi potong yakni kurangnya kecukupan sumber pakan. Di samping itu juga rendahnya kualitas nutrisi pakan terutama pada saat musim kemarau. Salah satu cara meningkatkan produktivitas sapi potong diantaranya pemanfaatan pakan kedelai.
Peneliti dari Fapet IPB, Asnath Maria Fuah, R. Priyanto, S. A. Rab, I K G Wiryawan meneliti daya dukung dan efisiensi produksi sapi Madura dengan pemanfaatan limbah kacang kedelai.
“Daya dukung limbah tanaman pangan merupakan suatu wilayah untuk menghasilkan atau menyediakan pakan berupa limbah tanaman pangan yang dapat menampung kebutuhan sejumlah populasi ternak ruminanansia tanpa melalui pengolahan,” ujar Asnath.
Daya dukung limbah tanaman pangan dihitung dengan menggunakan beberapa asumsi kebutuhan ternak ruminansia. Hasil penelitian ini dengan PBBH (pertambahan bobot badan harian) terbaik yaitu pada perlakuan dengan menggunakan 15 persen dan kulit polong kacang kedelai dan 20 persen ampas tahu dalam ransum.
“Hasil analisis ekonomi menunjukkan penggunaan limbah kedelai cukup efisien dan berpotensi sebagai pakan alternatif pengganti hijauan pada sapi madura,” ujarnya.
Ransum perlakuan P1 (rumput 40 persen + konsentrat 60 persen) memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Hal ini disebakan karena pada perlakuan P1 harga ransum rendah dan memiliki PBBH yang tinggi,” tandasnya.
Limbah kacang kedelai memiliki potensi untuk dijadikan sebagai pakan ternak ruminansia dengan melihat potensi dan daya dukungnya. Peneliti ini menjelaskan bahwa penggunaan limbah tanaman sebagai pakan ternak dalam skala besar masih memiliki kendala karena memiliki nutrisi yang beragam dan sebagian memiliki kualitas yang rendah. Upaya untuk meningkatkan nutrisi limbah tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan cara fisik, amonisasi, dan mikrobiologis.