Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) meneliti minyak asal larva Black Soldier Fly sebagai sabun kalsium yang digunakan sebagai campuran pakan ternak ruminansia. Larva Black Soldier Fly atau larva tentara hitam ini memiliki kandungan protein tinggi. Tiga mahasiswa Fakultas Peternakan IPB, Neng Sri Haryanti Lestari, Desi Maria Sinaga, dan Dwitami Anzhany di bawah bimbingan dosen, Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt, M.Sc mengadakan penelitian terhadap hewan uji (ruminasia besar seperti sapi) untuk menangani peningkatan gas metana yang dihasilkan oleh eruktasi (hembusan nafas hewan) dan feses melalui pembuatan sabun kalsium dari minyak asal larva Black Soldier Fly.
Penelitian tersebut dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang berjudul “Mitigasi Gas Metana Ternak Ruminansia Melalui Inovasi Sabun Kalsium dari Minyak Asal Larva Black Soldier Fly”.
Salah satu isu lingkungan yang menjadi sorotan publik hingga saat ini adalah global warming. Fenomena efek rumah kaca merupakan salah satu bentuk nyata terjadinya global warming yang ditandai dengan meningkatnya polutan gas metana. Ternak ruminansia juga dipercaya sebagai penghasil gas metana terbesar di dunia, yaitu 90 persen dihasilkan di dalam rumen. Gas ini dirotasikan melalui pembuluh darah dan paru-paru dan berakhir pada pelepasan metan melalui mulut dan hidung, yang disebut dengan eruktasi. Sisanya, 10 persen metan dibuang melalui anus. Inovasi ini diharapkan mampu menjadi alternatif dalam upaya penurunan polutan gas metana tersebut.
Larva Black Soldier Fly ini sedang naik daun karena bisa dijadikan pakan ternak ruminansia. Penggunaannya oleh peternak sebagai pakan masih sering keliru. Biasanya, peternak memberikan Larva Black Soldier Fly ini secara langsung sebagai pakan ternak. Hal tersebut dikarenakan larva ini dipercaya memiliki kandungan protein tinggi dan harganya terjangkau. Pada kenyataannya, protein Larva Black Soldier Fly yang tinggi diikuti kandungan lemak yang tinggi juga.
“Kandungan proteinnya itu sekitar 50 persen sedangkan kandungan lemaknya berkisar antara 29-32 persen. Sebenarnya ternak ruminansia itu hanya boleh mengonsumsi lemak maksimal 5 persen. Apabila konsumsi lemaknya lebih dari 5 persen dapat mengakibatkan terganggunya sistem pencernaan ternak tersebut. Ternak ruminansia ini sebenarnya akan menghasilkan gas metan yang dihasilkan oleh bakteri metanogen dalam tubuh,” tutur Ketua Kelompok PKM-PE ini, Neng Sri Haryanti Lestari.
Pembuatan sabun ini dimaksudkan agar protein yang dimiliki Larva Black Soldier Fly tetap dapat dikonsumsi ternak. Sedangkan lemaknya diproteksi hingga melewati rumen dan dapat dimanfaatkan secara efektif oleh usus. Sehingga, feses yang dihasilkan mengandung gas metana yang rendah. Selain itu, Apabila pakan yang dikonsumsi memiliki kualitas yang baikmaka gas metana yang dikeluarkan dapat diminimalisir.
“PKM-PE ini bukan mengambil proteinnya saja. Tetapi lebih berfokus pada minyak yang dihasilkannya sebagai mitigasi dari gas metana produknya dalam bentuk sabun yang diuji secara invitro (skala laboratorium),” ujar anggota kelompok PKM-PE ini, Dwitami Anzhany.
“Sabun kalsium ini diproduksi melalui proses ekstraksi hingga membentuk sabun padatan. Pemberian pakan ke ternak dengan menggerus sabun dicampur ke pakan dengan dosis tertentu. Saat ini, proses penelitian kami masih pada tahap penentuan dosis yang efektif untuk pembuatan sabun kalsium ini,” jelas anggota kelompok PKM-PE ini, Desi Maria Sinaga. (ipb.ac.id)