Ayam broiler merupakan salah satu sumber potein hewani bagi masyarakat Indonesia. Ayam broiler memiliki masa pertumbuhan yang singkat karena proses pemeliharaannyaintensif agar terhindar dari serangan penyakit.
Upaya perlindungan dari penyakit tersebut dilakukan dengan pemberian antibiotik. Hanya saja kebanyakan antibiotik yang beredar menyebabkan residu pada karkas ayam. Akibatnya konsumen yang mengkonsumsi daging tersebut bisa terdampak residu antibiotik. Oleh karena itu sejak tahun 2017 penggunaan antibiotik sebagai growth promotor pada ayam broiler telah dilarang. Tentunya, pelarangan tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi peternak ayam broiler.
Sekelompok mahasiswa yang berasal dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) mencoba melakukan penanganan atas permasalahan tersebut dengan memberikan acidifier pada ternak. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) 2017, Khamdan Hidayat, Slamet Wibowo, dan Laila Atika membuat acidifier alami dari air perasan jeruk nipis sebagai antibiotik pada ayam broiler.
Acidifier merupakan asam organik yang berfungsi meningkatkan kecernaan dengan cara peningkatan kinerja enzim pencernaan, menurunkan pH dalam usus serta menjaga keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Mereka menemukan bahwa air perasan jeruk nipis mengandung asam laktat dan asam sitrat yang dapat digunakan sebagai acidifier.
“Oleh karena itu, kami melakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan acidifier dari perasan air jeruk nipis terhadap penurunan bakteri E.coli pada saluran pencernaan serta pertambahan bobot badan ayam broiler,” tutur Khamdan, Ketua Tim. (ipb.ac.id)