Tim peneliti dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) yang beranggotakan Prof. Dr. Ir. Iman Rahayu HS, MS, Prof. Ir Sumiati, M.Sc, Andoni Reza Nugroho, dan Jonatan Senja melakukan penelitian untuk melihat pengaruh pemberian air minum dengan suhu rendah terhadap tingkat stres pada puyuh. Indikator yang diteliti antara lain produktivitas, kualitas telur, dan profil darah puyuh.
“Kebutuhan protein hewani ini semakin waktu akan semakin meningkat. Salah satu ternak yang berkontribusi sebagai sumber protein adalah puyuh. Selain dagingnya, puyuh ini juga dimanfaatkan telurnya dan produktivitasnya juga cukup tinggi,” ujar Prof. Iman Rahayu.
Burung puyuh dapat bertelur sebanyak 200-300 butir per tahun. Produksi telur yang optimum ditentukan oleh tiga faktor, yaitu breeding (pembiakan), feeding(pemberian pakan), dan manajemennya.
Prof. Iman mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara tropis dengan suhu lingkungan yang cukup tinggi (rata-rata 27.2 °C dengan variasi suhunya berkisar 19.9-35.7 °C) dan kelembaban relatifnya berkisar 50%-91%. Sementara puyuh membutuhkan suhu antara 21-24 °C untuk dapat bereproduksi secara maksimal. Oleh karena itu, puyuh di Indonesia akan mudah terkena cekaman panas yang dapat menyebabkan stres dan juga berpengaruh pada produktivitasnya.
“Karena puyuh akan banyak minum jika suhu lingkungan tinggi, kami mencoba meneliti pengaruh pemberian minuman dingin atau suhu rendah sebagai salah satu cara alternatif untuk mencegah stres pada puyuh yang disebabkan oleh cekaman panas tersebut,” kata Prof. Iman Rahayu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tambahan es sebanyak 75% dari volume air minum puyuh (suhu 4°C) memiliki pengaruh yang positif terhadap bobot telur dan persentase putih telur yang dihasilkan. Pemberian tambahan es sebanyak 50% (suhu 8°C) dan 75% dari volume air minum dapat menurunkan stres panas pada puyuh yang mengalami cekaman panas. Selain itu, puyuh yang diberikan air minum dengan tambahan es cenderung lebih toleran terhadap suhu lingkungan yang tinggi (ipb.ac.id)