News

Ghulam Halim Furqoni, mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB), meneliti pengaruh produksi susu sapi dengan perlakuan mendengarkan murottal Al-Quran. Penelitian yang dilakukan ini dilatarbelakangi oleh penelitian sebelumnya yang meneliti tentang pengaruh musik klasik terhadap produksi susu sapi perah. Pada pemutaran musik klasik hanya dilakukan sekira tiga jam sebelum pemerahan, sehingga disarankan waktu pemutaran musik diperpanjang supaya hasil yang diperoleh lebih optimal.

Akhirnya, berawal dari diskusi dengan dosen pembimbing, tercetuslah judul awal yaitu pengaruh musik klasik 24 jam terhadap produktivitas susu sapi perah. Di sisi lain Ghulam berfikir, adakah pilihan lain selain musik klasik yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas susu sapi perah?

Musik klasik mozart mulai dikenalkan pada tahun 1993 di Universitas California untuk penelitian pada para mahasiswa di sana dalam upaya peningkatan tingkat IQ. Hasilnya, musik klasik mozart dapat meningkatkan 8-9 poin IQ pada mahasiswa-mahasiswa tersebut (Bowers 2002). Sejak saat itu musik klasik mozart mulai berkembang di Eropa dan digunakan di dunia peternakan untuk tujuan meningkatkan produktivitas ternak.

Pada kasus lain, terang Ghulam, banyak penelitian yang dilakukan menggunakan treatment murottal Al-Quran terhadap manusia yang sedang sakit, ibu hamil, dan lain sebagainya yang mayoritas pengambilan datanya banyak dilakukan di rumah sakit. Terbukti murottal Al-Quran memiliki efek ketenangan (relaksasi) dan menimbulkan kenyamanan psikologis.

“Berangkat dari hal tersebut, tanpa berniat sedikitpun membawa sensitifitas agama, saya usulkan menambahkan murottal Al-Quran sebagai perlakuan dalam penelitian saya. Alhamdulillah dosen saya menyetujui dan lahirlah judul untuk skripsi saya ‘Produksi Susu Sapi Perah yang Mendengarkan Musik Klasik dan Murottal Al Quran Selama 24 Jam’," ujarnya.

Ghulam berharap hasil penelitiannya ini dapat bermanfaat dan mudah diaplikasikan oleh peternak-peternak di Indonesia sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas susu sapi perah dalam negeri. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Afton Atabany dan Dr. Bagus P Purwanto.(MM - http://ipb.ac.id)

Kontak:
Ghulam Halim Furqoni
Email : halimghulam93@yahoo.com
Phone : 081283136643

Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali mempersembahkan 801 lulusan terbaik pada Wisuda Tahap IV Tahun Akademik 2015/2016, Rabu (20/1), di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Darmaga Bogor. Dari 801 lulusan, terdiri dari 45 lulusan bergelar Doktor, 265 lulusan bergelar Magister Sains, 18 lulusan bergelar Magister Manajemen, 5 lulusan bergelar Magister Profesional, 30 lulusan bergelar Dokter Hewan, dan 438 lulusan bergelar Sarjana.  Sampai dengan wisuda pada tahap ini, IPB telah memiliki 133.779 orang alumni.
 
Rektor IPB, Prof.Dr. Herry Suhardiyanto mengucapkan selamat kepada para wisudawan. Dalam sambutannya, rektor menyampaikan ke depan bangsa kita masih akan menghadapi tantangan di bidang pangan yang tidak mudah dipecahkan. Berbagai permasalahan tersebut sesungguhnya sangat terkait dengan kompetensi IPB yaitu bidang pertanian. 
 
Dikatakan, peran dan kontribusi IPB dalam menjawab permasalahan bangsa dapat direalisasikan dengan meningkatkan outcomes dan impacts program-program IPB. Dengan ini diharapkan dapat menghadirkan multiplier effects untuk memperkuat sistem produksi pangan, meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat, membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, mengentaskan kemiskinan, dan memperbaiki mutu lingkungan hidup. 
 
“Saya berharap para lulusan menjadi bagian penting dari bangsa ini. Persiapkan diri dengan meningkatkan kompetensi yang diperlukan dalam menangkap peluang dalam persaingan di lapangan kerja yang menjadi semakin terbuka dan ketat di level nasional maupun internasional,” ujarnya. 
 
Salah satu lulusan terbaik dari Program Teknologi Produksi Ternak  Fapet, Valentine VG Hutapea, mengatakan  bahwa IPB memberikan banyak pelajaran mengenai manajemen waktu, kemandirian, tanggung jawab, serta toleransi. Keikutsertaannya dalam UKM maupun lembaga kemahasiswaan yang ada di IPB juga banyak membentuk softskill.  “Kita ditempa oleh pendidik dengan ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Kita diajarkan untuk bertanggung jawab, dan didorong untuk kreatif dan mandiri,” lanjutnya.
 
Selamat untuk para wisudawan, sumbangkanlah baktimu untuk negeri !


Lihat Semua Berita >>