Begini Sistem Logistik Pakan yang Efisien serta Strategi Saat Pandemi

Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan Fakultas Peternakan IPB University bersama Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) adakan training online dengan tema Sistem Logistik Pakan yang Efisien, (4-5/6). Pada hari pertama, hadir Istiadi SPt, MM General Manager PT Charoen Pokphand Indonesia selaku pembicara utama. Acara ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah dan latar belakang.

Pada pemaparannya Istiadi menyampaikan bahwa logistik meliputi perencanaan, penerapan, dan pengendalian aliran fisik material dan barang jadi dari titik asal ke titik penggunaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan profit. Karena itu logistik harus dilakukan secara efektif dan efisien supaya mendapatkan profit yang diinginkan.

"Logistik pakan di Indonesia khususnya logistik pakan ruminansia terbagi tiga aspek mulai dari raw material, work in process dan finished good. Setiap alur harus dilaksanakan perencanaan dan pengendalian,” jelasnya.

Pada aspek raw material, berkaitan dengan sumber bahan baku yaitu impor dan lokal. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan pemakaian bahan baku lokal.

“Ini menjadi pertimbangan apakah bahan baku tertentu akan kita stok banyak atau tidak. Pada bahan baku lokal, ketika pemasok bisa melakukan one day delivery maka kita tidak perlu stok banyak. Untuk bahan baku impor kita harus bayar dulu. Disamping itu, waktu pengiriman juga lama sekitar 40-45 hari. Moda transportasi juga menjadi pertimbangan," tuturnya

Ia menambahkan dalam pengadaan logistik pakan dilakukan proses konfirmasi dan ini membedakannnya dengan pengadaan  tradisional. Misal kapan waktu kapal akan jalan, sudah sampai dimana sehingga ada monitoring hal ini untuk mengurangi masalah biaya selama transportasi. Bahkan jika dapat data yang akurat kita bisa lakukan timing kapan untuk membeli bahan tersebut.

Menurutnya pada masa pandemi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu meliputi inventory manajemen, collaborative supply yaitu menjaga hubungan baik dengan pemasok, lowest possible cost yaitu memperhatikan hukum permintaan dan penawaran serta moda transportasi, ensure quality raw material yaitu memperhatikan waktu penyimpanan serta kualitas bahan baku, serta financial strategy yaitu strategi keuangan.

Pada production planing meliputi forecasting, produk jadi serta machinary part. Pada masa pandemi harus memperhatikan jumlah bahan baku yang diperlukan serta yang harus di-stok. Selain forecasting juga harus dilakukan production schedule.

"Production schedule memperhatikan dua hal yaitu make to order dan make to stock. Make to order yaitu produk diproduksi berdasarkan pesanan customer, make to stock itu produk diproduksi berdasarkan inventory level,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa pada masa pandemi tidak banyak yang bisa diperbaiki untuk gudang dan tata letak produksi dalam waktu singkat. Namun kita bisa melakukan review dengan kondisi aktual.
“Contoh kasus pintu akses untuk pakan, orang dan bahan baku. Hal utama dalam pandemi ini adalah kesulitan perencanaan produksi dan juga kapasitas gudang. Aerasi dan perawatan khusus dapat  memperpanjang umur simpan bahan baku,” jelasnya.

Kondisi pandemi serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berdampak pada penurunan permintaan pakan ternak.
Ia pun memaparkan strategi yang harus dilakukan dalam kondisi penurunan permintaan pakan. Strategi itu meliputi review marketing forecast terkait jenis pakan yang terganggu penjualannya (broiler, layer, breeder, pig, dan lain-lain), review tingkat persediaan (inventory level) produk agar tidak terganggu atau berlebih, review kerja logistik produk terkait gangguan pengiriman ada atau tidak, dan terakhir maintain kualitas produk untuk menjaga kepuasan pelanggan.

Di akhir acara, Istiadi memberikan simpulan bahwa logistik yang baik mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan sehingga meningkatkan daya saing bahan baku lokal. Sistem manajemen logistik yang efisien mampu meningkatkan profitabilitas industri, dengan mengurangi semua lini kegiatan dan mengurangi loss/susut yang terjadi karena kerusakan barang.

"Sistem logistik yang efektif adalah yang mampu menghadapi segala situasi dan kondisi yang terjadi, sehingga mampu meningkatkan strategi manajemen dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan", tandasnya (ipb.ac.id)